33; Mimpi?

547 64 3
                                    

"Yuuta, maaf yah..."
Dengan suara lirih [Name] meminta maaf pada Yuuta yang tengah memangku kepala [Name] pada paha nya.

Kondisi [Name] benar-benar kritis sekarang, kalau tak segera diobati maka berkemungkinan besar [Name] meninggal disana.

Sedikit demi sedikit [Name] mulai menutup matanya.
"Maaf, aku udah gabisa tahan lagi"
"Jaga Rei yah, aku sayang kamu.."
Dan akhirnya [Name] menutup mata sepenuhnya.

"Kamu nggak boleh ninggalin aku!"
"[Name]!"
"Hei sayang bangun, jangan.
Ku mohon jangan!"
Dengan sisa-sisa tenaga nya, Yuuta memeluk [Name] erat.

Baju keduanya sudah dipenuhi banyak noda darah, bahkan badan mereka sudah banyak lecet nya.

Lalu...

"HAAA!"
"Mimpi!?, beneran mimpi kan"
Dengan tergesa Yuuta menyentuh wajahnya lalu mencubit pipinya sendiri untuk memastikan ini nyata.

Dan benar saja pas dicubit rasanya sakit.
"Aww!, bener ini nyata"
"Berarti yang tadi mimpi, syukurlah"

Yuuta langsung lega mengetahui fakta bahwa yang tadi hanyalah bunga tidur nya saja.
Tapi tetap saja kenyataan nya mimpi tadi membuat nya takut setengah mati.

Yuuta langsung saja menengok ke arah depannya, yang dimana [Name] tertidur pulas di ranjang rawat.

[Name] masih dirawat untuk menstabilkan kondisi nya yang setiap harinya sudah mulai membaik.

Dan bisa dibilang [Name] sudah pulih.
Tapi karena Yuuta masih mengkhawatirkan nya jadi Yuuta minta untuk [Name] untuk masih dirawat sehari lagi.

Shoko selaku dokter yang merawat [Name] selama ini hanya mengiyakan keinginan Yuuta tersebut.

Tidak ada salahnya tinggal satu hari lagi bukan, untuk kepastian total.

"Untung cuman mimpi"
"Ini jam berapa sih?"
Yuuta pun melihat ke arah jam dinding disana.

Terlihat jam menunjukkan pukul 05:07 pagi.
Yuuta memutuskan untuk mandi, sekalian menyegarkan pikiran nya dari hal-hal yang buruk.

Kalau kalian bertanya dimana Rei.
Rei dititipkan sementara pada Shoko,
Karena ada beberapa alasan tertentu.

Shoko yang dititipkan Rei dengan senang hati menerima Rei.
Shoko tak masalah kalau dititipkan Rei, lagian Rei anaknya pintar dan nurut jadi tak masalah.

"Pusing.."
Lirih Yuuta ditengah guyuran shower.
Kepalanya terasa berat akhir-akhir ini.

Mungkin karena faktor kurang tidur, serta banyaknya pikiran sekaligus tugas yang diberikan padanya.

Tentu saja itu membuat Yuuta tak bisa mengontrol stress nya akhir-akhir ini.

Mungkin itu salah satu penyebab dari mimpi buruk tadi.
Yuuta meyakini bahwa itu adalah salah satu penyebab nya.

"Mimpi tadi... seperti nyata"
"Aduh! Yuuta, kenapa sih!"
"Lupakan lupakan, itu cuman mimpi bukan nyata!"
Lalu setelah setengah jam bergelut dengan pikirannya sendiri.
Yuuta langsung bergegas menyelesaikan mandi nya.

Pagi itu berjalan seperti biasanya. [Name] kondisi nya juga sudah sangat baik.
Kata Shoko [Name] boleh beraktivitas besok harinya.

Bisa dipastikan bahwa [Name] sudah sembuh secara total.

Sebenarnya bisa saja sih hari ini, tapi karena keinginan Yuuta kemarin, jadi begitulah.

Kabar itu tentu saja membuat [Name] senang.
"Yeyy!"
Pekik [Name] senang.

"Akhirnya setelah sekian lama, aku keluar dari sini, yeyy"
[Name] terlihat sangat senang, raut wajahnya tak berubah dari beberapa menit lalu.

Senyum nya yang lebar terukir disana.
Hal tersebut membuat hati Yuuta menghangat dibuat nya.

"Oh iya!"
"Yuuta, Rei dimana?"
Tanya [Name] sambil sesekali melihat kesana kemari.

Karena sedari tadi [Name] tak melihat Rei disekitar nya.
Kemana kah bocah lelaki tersebut.

"Rei sekolah, ini sudah jam 8 lewat"
"Mungkin Rei lagi belajar"
Jawab Yuuta sembari tersenyum hangat.
Dan beberapa saat kemudian raut wajah Yuuta berubah menjadi gelisah.

Melihat raut wajah Yuuta seperti itu, tentu saja [Name] khawatir.
"Yuuta, kenapa?"
"Ada yang salah yah?"

"[Name]..."
"Ada yang harus ku sampaikan, tapi jangan marah atau apa yah"

"Memang nya apa?"

"Akan diadakan nya Annihilation Migration"
Mendengar hal tersebut [Name] tak tahu harus bereaksi seperti apa.

Memang itu apa?.

"Annihilation Migration?, apa itu?"
Tanya [Name] bingung.

"Intinya adalah diadakan nya pertarungan skala cukup besar setahuku"
Jelas Yuuta sesingkat mungkin.

"Kamu ikut?"
Tanya [Name] lagi.

Dan Yuuta mengangguk kecil disana sebagai jawabannya.
Melihat itu [Name] hanya bisa terdiam sesaat.

"[Name], maaf"
"Aku minta izin sama kamu--"

"Aku ikut!"
Sontak Yuuta langsung menggelengkan kepalanya kuat.
Menolak mentah-mentah pernyataan [Name] tadi.

"Kamu disini saja, kamu baru sembuh"
"Aku nggak mau kamu kenapa-napa lagi, disini saja oke!"

"Tapi Yuuta, aku--"
Sebelum [Name] menyelesaikan ucapannya, Yuuta terlebih dahulu menyela nya.

"Nggak ada tapi-tapian [Name]!"
"Ini juga demi diri kamu!"
Jawab Yuuta sedikit meninggikan suara nya.

Sadar bahwa suara nya agak meninggi, Yuuta langsung meminta maaf.
"Maaf, aku.."
"Aku pergi dulu!"

Disaat Yuuta sudah berada tepat didepan pintu.
"Aku tahu aku baru sembuh total, tapi bisa kan?"
"Kamu peduli sama aku kan?, sebaliknya aku juga begitu bukan?"
"Bukannya sesama kekasih itu saling melindungi yah?, dan aku mau melindungi kamu juga"
Mendengar hal tersebut.
Yuuta sama sekali tak bergeming ditempat nya.

"Yuuta, aku paham maksud mu baik"
"Tapi--"
Lagi-lagi ucapan [Name] dipotong. Karena tiba-tiba saja Yuuta memeluk nya.

"Maaf.."
"Ku pikirkan dulu yah untuk kedepannya, sayang"
"Aku ada urusan diluar, kita bahas lain kali lagi yah"
Setelah itu Yuuta mengecup singkat pucuk kepala [Name].

"Dadah!"
Dan yah, Yuuta benar-benar pergi setelah itu.

"Itterasshai..."

"Aku hanya takut... Yuuta kenapa-napa seperti mimpi tadi malam"
"Mimpi itu terasa sangat nyata.."
"Tapi nggak mungkin juga kan kalau mimpi jadi kenyataan?, tapi bisa saja juga kan?"
"Gimana ini!?"

TBC.
Helloo gess 👋👋.
Apakah kaliann kangen dgn book ini?

Aku udh nggak update hampir 2 bulan lebih, maaf kan author ini🙇🏻‍♀️.

Kemarin-kemarin author sibuk bgt, maaf bgt bgt🙇🏻‍♀️🙏.

Segitu aja sih dari aku🙌🙌.

Btw selamat menjalankan bulan ramadhan bagi yang merayakannya 🙏.

Udah day-2 nich.

Eyes Of Death; Jujutsu KaisenWhere stories live. Discover now