3. Pertemuan Pertama

122 5 3
                                    

Askalafos sedikit kesal karena ibu dan ayah mengijinkan Homados untuk absen dari pertemuan ini. Pasti adik laki-lakinya itu sedang terlelap dalam mimpi saat ini. Sementara dirinya harus menghadapi rombongan dari kerajaan Flegethon. 

Setelah memperkenalkan diri, Askalafos hanya diam, sesekali ia memakan buah yang ada di hadapannya. Ia tidak mampu memahami basa-basi yang sedang dibicarakan oleh orang tuanya dengan Raja Kaerus. Orang-orang di meja makan ini penuh intrik, ia tidak terlalu menyukai suasana seperti ini. 

Anak laki-laki itu sedari tadi memandanginya, ia risih, namun tak ada pilihan selain mengabaikannya. 

"Zagreus, jika kau bosan, ajak Askalafos ke luar ruangan. Pembicaraan ayah dengan Raja Horkos masih panjang." Mendengar namanya disebut, Askalafos seketika menatap Raja Kaerus dan putranya secara bergantian.

"Ya, kalian boleh pergi. Pasti membosankan mendengarkan orang tua berbicara." Celetuk ayahnya, membuat Askalafos kian malas karena harus berhadapan dengan anak laki-laki sinis itu.

Hidup sebagai pangeran nyatanya tak seindah yang orang-orang katakan. Askalafos seringkali terpaksa melakukan hal-hal yang sebetulnya tak ingin ia lakukan. Meski tujuan dan dampaknya baik, tetap saja ia tidak melakukannya dengan hati. Dan disinilah ia sekarang, menemani Zagreus berjalan di tepi pantai. 

"Mengapa kau terlihat tidak nyaman denganku, Aska?" tanya Zagreus.

"Harusnya aku yang bertanya padamu, mengapa sedari tadi kau menatapku sinis?"

"Aku?"

"Ya. Kau."

"Aku tidak menatapmu sinis."

"Bohong."

Zagreus tertawa, membuat Askalafos semakin kesal.

"Apa yang kau tertawakan?"

"Kau ini salah paham. Kita belum pernah bertemu kan? Memang mataku ini tajam, jadi orang bisa salah mengartikan tatapanku. Aku hanya menatapmu biasa, tetapi kau merasa aku sinis."

"Oh ya?"

"Ya. Aku menatapmu karena kau terlihat sangat lelah dan bosan. Akupun sama."

"Kau tahu aku lelah dan kau justru memintaku menemanimu ke pantai?"

"Ayolah, jarak istana dengan pantai tidak terlalu jauh. Lagipula, debur ombak bisa meringankan rasa lelahmu. Percayalah."

Oh, ternyata Zagreus tidak semenyebalkan yang Askalafos bayangkan. 

"Kukira, hanya aku yang merasa lelah. Maaf atas kesalahpahaman ini, Zag."

"Kau pikir, berapa lama perjalananku kesini? Ini semua sangat melelahkan, Aska. Kami jauh-jauh kesini hanya untuk mengucapkan selamat atas peresmianmu menjadi putera mahkota. Mengapa tidak bisa sederhana saja dengan mengirim surat? Raja-raja selalu seperti itu." Zagreus menggerutu.

Kini, berganti Askalafos yang tertawa. Ia merasa geli melihat anak laki-laki di sampingnya ini mengerucutkan bibirnya dan wajahnya tampak sangat kesal.

"Aku akan meminta bibi untuk menyiapkan kamar yang ternyaman untukmu. Juga makanan yang lezat esok pagi. Kau bisa beristirahat malam ini." 

"Aku ingin rebahan disini." Zagreus berjalan dan merebahkan tubuhnya di atas pasir. Tangannya dijadikan bantalan kepalanya.

"Kemarilah, Aska." 

"Apa gurumu menyuruhmu menghitung bintang di langit?" tanya Zagreus ketika Askalafos sudah telentang di sampingnya.

"Tentu saja." Jawab Askalafos.

"Aku benci tugas itu. Bagaimana mungkin kita tahu jumlah pastinya? Dan mengapa hal semacam ini harus ada dalam materi pembelajaran bagi dewa? Sangat tidak masuk akal."

"Aku suka tugas itu, karena aku suka memandangi langit. Meski hitunganku tidak pernah benar." 

"Bisakah bintang-bintang ini dirangkum saja dalam dua mata seseorang? Mungkin akan lebih cepat untuk aku menyelesaikannya."

"Tidak mungkin bisa, Zag. Kau bukan menghitung bintang, tapi justru jatuh cinta kepada orang itu."

Zagreus terkekeh, "Aku hanya berandai-andai, Aska. Siapa tahu suatu saat guru kita bisa mewujudkannya." 

Setelahnya, hening. Ternyata Askalafos tertidur. Tubuhnya lebih rileks disini, suara debur ombak benar-benar menenangkannya. Sementara Zagreus berpikir, makanan apa yang harus ia coba esok ketika menjelajahi kerajaan ini. Ia ingin mencoba beberapa, jika iijinkan oleh ayahnya. 

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 21 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Filotimo [ Sense of Honor ] - Taejinkook AUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang