Moon 🌑 (BHC)

383 17 3
                                    

Include.

-ship
-BHC fase 3
-JerryUbi
-recomend song while reading! -My love mine all mine ♡

Happy reading
⊰⁠⊹☆゚⁠.⁠*⁠・⁠。゚✧⁠◝

Malam indah itu menemani sebuah kisah kasih yang baru saja dimulai, janji suci itu terkenang diatas adiwarna gelap diatas, bulan yang indah menerangi acara suci tersebut.
Hal sakral itu terbentuk oleh cinta suci dari kedua insan disana.
'pernikahan Miguel dan Mary'
Helaan nafas keluar begitu saja, menembus angin malam dingin itu, ia saksikan kasihnya yang meninggalkannya tanpa memberinya kesempatan, ia sambungkan jari manisnya dengan jari manis orang lain di depan matanya, sakit, tapi ia tak bisa melakukan apa apa.
Duduk bersama dengan Surai ungu, ia tahan mati-matian isakannya yang berusaha keluar tak berniat membuat khawatir sang lembayung itu.
"Jerry, ada apa?" Suara lembut orang itu bagaikan lembayung indah yang menghangatkan dirinya dari dingin malam, apa ia sangat mudah di tebak?
"Tidak apa, aku hanya... Gatal, mataku gatal"
Lembayung itu terdiam, ia mengganti tatapannya ke arah depan yang menunjukkan dua insan yang sedang mendengarkan perasaan maupun pesan dari pengunjung disana.
'mary, apa aku tak mempunyai kesempatan?'
"jerry..."
'Haruskah ku doakan dirimu?'
"Jerry?"
'Aku...-'
"Jerry!"
Ia bangun dari lamunannya setelah mendapat dirinya di goyang-goyangkan oleh surai ungu di sebelahnya itu.
"E-eh.. aku melamun, ya? Maaf"
Surai ungu itu terdiam, ia angkat tubuhnya dari kursi putih berbalut kain sopan yang nyaman.
"Ayo, saatnya kita memberi pesan-pesan kepada mereka"
'kita..'
Ikut bersama Surai ungu, ia dirikan badannya dengan tegap di depan kedua pasutri baru itu, pernikahan kontrak mereka atas nama balas dosa adalah alasan belaka, cinta menyelimuti mereka, dan ia dapat merasakannya.
"Miguel, aku harap.. kamu dapat menjaga Mary, dan membahagiakannya."
Pesan singkat dari dirinya untuk sang suami hanyalah yang terbaik untuk keduanya, ia berikan kilas senyum tipis hangatnya.
"Pasti, tenang aja"
Senyuman pelan itu dibalas oleh seringai lebar yang memperlihatkan gigi kebahagiaan itu, hatinya menjadi sedikit tenang dan beralih kepada kasih lamanya, ia tatap wajah berseri itu dengan hangat, memberi senyum tipis tanpa memperhatikan sesuatu yang dapat mengait amarah suami kasih barunya.
"Mary, maaf jika aku memang tak bisa mendapat atau menjadi apa yang kau mau, terima kasih, dan semoga kamu bahagia dengan Miguel, pastikan, ya?"
Surai kuning itu hanya membalas dengan senyuman tanpa kata yang keluar dari dirinya, benar-benar meninggalkannya dengan dorongan agar melupakan kasihnya terhadapnya.





















。⁠*゚⁠+🌑

Hari malam itu berlanjut dengan dirinya duduk sendiri diujung bukit salju yang dingin itu, ia rasakan salju halus yang menyapa dirinya, melihat sinar bulan indah di adiwarna, tenangkan hati bagai sebuah hal sulit tuk ia lakukan saat ini, namun ia harus terlihat baik-baik saja di depan dia 'kan? Iia tak boleh membuat dia menangis, ia tak boleh mengecewakannya, ia tak boleh membuatnya merasa menyesal.
Lamunan lamanya tak merespon dia yang berjalan mendekat dengan pelan, usahanya untuk menyenangkan temannya memang tidak mudah, tapi apa ia harus menyaksikannya sedih seperti ini?
"Hei.."
Lamunan itu terpecah, ia geser sedikit dirinya untuk memberi ruang kepada seseorang yang baru saja mendekatinya, ia duduk di sebelahnya dan menatap bulan yang menyinari pantulannya di mata terangnya, lamunan itu kembali, namun lebih memabukkan, ia tatap manik emerald menyala itu yang memantulkan cahaya bulan indah, terlalu terlarut dalam lamunannya, dunianya seakan menjadi berwarna hijau tanpa ia sadari, lamunannya yang terpecah kembali menjadi pengembali nya kepada realita nya, ia lanjutkan menatap bulan indah bersamanya.

"Jerry, katakan, apa yang menjadi pengela pikiran-mu?"
Tatapan itu menjadi surut, ia tatap kebawah pandangannya, mengelak tatapan cerah bulan yang memanjakan.
"Tidak, aku bukanlah hal istimewa untuk di pikirkan, tolong pikirkan dirimu terlebih dari diriku, ubi"
"..." Surai itu terdiam, ia tatap lantas wajah sedih itu, kekehan kecil keluar, sepertinya ia sedang di tertawakan, tapi toh, ia tak ada masalah dengan itu, justru ia senang, bisa melihat manik itu tertutup dengan kekehan hangat yang hilang dari dirinya, tanpa sadar mengukur senyum di wajahnya yang menggantikan sedihnya dirinya.
"Hahh.. maaf maaf"
Hangat, ia merasakan sesuatu yang hilang semenjak hilangnya juga setengah hidup dari Surai di depannya, kehangatan yang rasanya lama tak ia rasakan.
"Heii, gamon ya? Aku tak terlalu tahu sih rasanya, tapi.. jangan sedih Jerry, toh kau ingin dia bahagia kan? Maka ia dapat kebahagiaannya itu, walau bukan olehmu, namun kau tetap merasakan kelegaan di hatimu 'kan?"
Ia sedikit terkejut, ia tak tahu menahu bahwa Ubi di depannya dapat menjadi pancaran sinarnya yang memberikan cahaya seperti bulan, manik hijau itu terlihat redup, namun masih memiliki kehangatan yang ia luangkan untuk dirinya.
Salah. Salah semua. Ia tak merasakan sakit pada Mary lagi. Ia lebih merasakan sakit atas manik yang terang itu kini menjadi redup karena satu orang, matanya tak menyimpan kehidupan, namun ia masih tersenyum hangat.
Mata kanannya tertutup perban yang terlingkar di kepalanya membuatnya merasa kecewa, kecewa atas dirinya sendiri.
Manik yang ia buat menjadi sebuah cahaya penuh kehangatan dengan waktu yang lama itu dihancurkan oleh satu orang yang sangat ia benci.
Jika saja dirinya menemukannya pertama di Haven.
Jika ia yang menggenggam pertama tangan hangat itu.
Jikalau dia datang lebih dulu dari monster kejam itu.
Jika ia dapat meneruskan hangatnya tangan itu...

Hayalan belakaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang