Pertemuan

0 0 0
                                    

Gadis itu berjalan di lorong istana, karena ia sangat bosan, ia pergi ke kastil kedua di sebrang, tidak jauh, namun cukup memakan waktu.
.

.
Ia sampai di depan perpustakaan kerajaan, disana terlihat seorang laki laki berambut putih, mengenakan kacamata sedang belajar di sudut perpustakaan

Ia sampai di depan perpustakaan kerajaan, disana terlihat seorang laki laki berambut putih, mengenakan kacamata sedang belajar di sudut perpustakaan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kak Ethan?"

"Ashley? Apa yang kamu lakukan disini?"

Ya, Gadis yang tidak mengakui keberadaan Lune & menganggap dewi Anyth tidak adil adalah Ashley, ia anak ke 4 dari 4 bersaudara.

"Aku hanya sekedar berjalan jalan aja sih, kakak sedang apa?" Ashley berjalan menghampiri Ethan, sang kakak ke 2

"Kakak sedang mempelajari tentang ras Abbys"

"Hmm.. kak aku mau bertanya"

"Silahkan."

"Kakak percaya dengan Lune?"

"Tentu, Kenapa tidak?"

"Aku percaya ia ada, tapi aku tidak percaya dengan kisahnya, aku rasa semua itu hanya bualan saja."

"Ashley, apa karna matamu?"

Mata Ashley berbeda dari keluarganya, Mata kanan Ashley berwarna Merah kristal seperti keturunan Abbys, sedangkan mata kirinya berwarna Biru Diamond, itu lah yang membuat Ashley menutupi mata kirinya dengan poni rambut.

"Ya, tapi aku penasaran siapakah lelaki yang menyelamatkan Lune itu?"

"Mau kuceritakan? duduklah disampingku"

Ashley duduk disamping Ethan, ia bersiap mendengarkan ceritanya, sebenarnya ia hanya penasaran siapakah lelaki yang menolong Lune

"Saat malam itu, Lune ditolong oleh seorang lelaki, ia menggendong Lune jauh dari tempat para Abbys menyerang, ia berhenti di balkon kamar Lune. -Whoosh -angin membuat ia tak terlihat sama sekali, ia hanya meninggalkan secarik kertas yang berisikan-"

"Apa isinya?"

" Dear Putri Lune"
Tidak perlu berterimakasih, bertemu dengan dirimu lagi adalah sebuah kehormatan bagi saya, Saya tidak berani berbicara lebih jauh dengan anda, seperti biasa, mata anda sebiru langit, memiliki pantulan yang bening seperti sebuah cermin, jika anda ingin berkomunikasi dengan saya, anda bisa membalas pesan saya dengan menggunakan kertas lalu menerbangkannya begitu saja.

"Lalu?" tanya Ashley

"Lune jadi lebih sering berkomunikasi dengan pria tersebut, ia sering surat menyurat melalui angin, sudah sekitar 2 minggu Lune tidak suka pergi keluar Istana karna ia sibuk surat menyurat dengan pria tersebut, pria tersebut bernama Harrith."

"Harrith? tidak asing" pikirku.

"Surat terakhir yang dikirimkan Lune berisikan-"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 09 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

de Lune.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang