O9

309 24 2
                                    

Jeno lagi nungguin Mark pulang. Masalahnya udah jam setengah delapan, tadi sebelum berangkat kerja Mark bilang bakalan pulang jam tujuh. Jeno chat juga gak dibales sama Mark, bahkan telepon gak diangkat.

"Gak kayak biasanya," gumam Jeno sembari menatap layar ponselnya, berusaha nanti Mark ngasih kabar.

Ceklek

Suara pintu rumah kebuka, Jeno menatap jam di layar ponselnya udah mau jam delapan dan Mark baru pulang. Jeno langsung mendekati Mark berniat buat ngebawain tas kerjanya.

"Kok tumben baru dateng? katanya tadi bilangnya pulang jam tujuh." tanya Jeno pelan.

"Mas capek, nanti aja mas bahas."

Mark berjalan acuh ke kamarnya, sedangkan Jeno menatap Mark yang kini kian memasuki kamar mereka. Biasanya, kalau Mark pulang bakalan dikasih kecupan di kening Jeno, bahkan lagi capek-capeknya sekalipun. Tapi ini tumben, Jeno gak ambil pusing, dia ke dapur buatin Mark kopi.

[]

Jeno dateng sambil bawain Mark kopi, dia naruh kopinya di meja kecil deket kasur mereka. Di sana Mark baru selesai mandi.

"Masih capek? istirahat dulu," ucap Jeno, "Kopi, adek udah buatin."

"Makasih," ucap Mark kemudian menyeruput kopi buatan Jeno.

"Dek,"

Jeno menoleh ke arah Mark yang lagi tiduran di kasur, dia cuma mengangkat alisnya sebelah. Jeno niatnya mau keluar buat bawain Mark makan malem.

"Mau kemana?"

"Bawain mas makan malem, pasti belum makan." kata Jeno.

Mark menggeleng dan menyuruh Jeno buat tiduran disebelahnya, Jeno dengan sedikit ragu akhirnya ke tempat Mark.

"Kenapa?" tanya Jeno penasaraan.

"Maafin mas tadi, mas bener-bener capek di kantor, dan apalagi mas bakalan ditugasin ke luar kota."

Mark berucap sembari memainkan rambut halus Jeno, kemudian mengecup pelipis Jeno lama.

"Be-rapa lama?"

"Seminggu."

Jeno kemudian mendongak menatap wajah Mark yang kelihatan capek banget, kemudian Jeno memeluk Mark dari samping.

"Gak papa kalau mas tinggal?"

"Ga-papa.. Adek bisa apa?" katanya, "Kapan berangkat?"

"Sadly, besok, besok subuh mas udah berangkat ke bandara." kata Mark.

"Cepet banget? sama siapa ke sana? gak mungkin mas sendirian.."

"Sama Heeseung, junior mas di kantor dia juga ikut, terus ada Chenle juga. Mas gak sendirian, kok."

Jeno masih diem, alias masih nyaman meluk Mark. Mark sendiri bingung kenapa Jeno gak nyahut-nyahut.

"Dek?"

"Ya?"

"Marah?"

"Nggak," Jeno berhenti meluk Mark, "Buat apa aku marah."

Jeno niatnya mau bangun, apalagi Mark belum ada nyiapin pakaian buat dibawa. Mark menahan tangan Jeno lembut.

"Mau kemana?"

"Kamu gak nyiapin baju buat ke sana, mas?" tanyanya kesal, "Aku mau nyiapin baju kamu, lepas dulu."

"O-oh iya.." gumam Mark dan melepas genggamannya.

"Hadeh~~"

[]

Sekitaran jam sepuluh Jeno udah selesai nyiapin pakaian yang mau dibawa sama Mark besok. Jeno merenggangkan tubuhnya, setelah itu merebahkan badannya dikasur.

Tetangga Masa Gitu Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang