[ Welcome ]
[ selamat membaca dan selamat menikmati ]_prolog (WP ONLY) SAYA TERINSPIRASI DENGAN NOVEL_
"Siapa nama cowok itu?"
"Yang mana?"
"Itu yang sama ice"
"Ah, kalau tidak salah itu namanya Halilintar, Halilintar ThunderStorm, dia teman satu sekolahku saat SMP, ada apa?""tidak apa-apa"
***.
*"SAYA* terima nikah dan kawinnya Taufan Cyclone mas kawin Halilintar ThunderStorm. Dibayar tunai"
Aku terdiam membisu seakan kemampuan berucap ku hilang entah kemana. Ini terlalu mendadak untuk ku pahami, ini terlalu tidak mungkin untuk kuimpikan, dan ini terlalu fiksi untuk kuanggap kenyataan. Aku tidak bisa mengelak apapun. Keinginanku begitu tiba-tiba tergapai, aku tidak bisa membayangkan diriku bersanding di takhta penguasa sehari bersama pria ini. Dunia sekarang berputar meruntuhkan kekokohan ku saat suaranya mengalun gugup ditengah kesenyapan diruang keluarga rumahku, mengungkapkan sepatah dua patah janji suci pernikahan kami didepan penghulu,saksi, ayah,dan seluruh keluarga.
"Bagaimana para saksi? Sah?"
"SAH!!!"
Aku masih belum menemukan suaraku saat kenangan lima tahun lalu berputar begitu indah menghantam isi kepalaku. Air mataku menetes, masih Belum sanggup mengungkapkan apa yang sebenarnya telah terjadi. Aku masih berada di didalam isi kepala ku hingga sapuan tangannya menyentuh pipiku, mengusap kelopak mata bawah mata ku, membawa ku kembali menuju kesadaran, memanipulasi keadaan seakan-akan aku tengah menitihkan air mata bahagia yang membuat keluarga dan tamu dalam akad nikah ini bersorak itu melihat perlakuan manisnya kepada ku.
Dimasih menggenggam pipiku hingga sapuan bibirnya terasa membelai dahiku, memberiku bertubi-tubi tumbukan dijantung. Aku berkesiap, tanpa perintah, mata ku menutup mengantisipasi jantungku yang semakin kehilangan kewarasannya. Aku masih merasakan darah ku memujanya.
Dia berdesis "selamat datang pada takdirmu." Aku langsung membuka mata, menjauhkan wajahku darinya, mendongak menatap wajahnya yang hanya berjarak setengah senti dariku. Aku tidak mungkin salah mengerti apa perkataannya,karena mataku sudah melihat, Telingaku sudah mendengar, dan jantungku sudah merasakannya. Senyuman licik itu...
Yang akan menjadi petunjuk awal penjelasan semua ini, dihadapan semua orang, dia telah mengikatku, mengesahkan ku menjadi miliknya dan menjadi salah satu Pria yang sah mendampingi perjalanan hidupnya, aku mengalihkan tatapanku darinya secepat yang aku mampu, memperkecil konsekuensi aku akan pingsan setelah semua kejadian itu menghantami jantungku yang memberontak untuk memaksaku menatap dan menghadapi nya.
Empat jam berlalu begitu saja dan aku masih di sini setelah akad nikah kami dilangsungkan.berdiri, tersenyum, berucap terima kasih kepada tamu undangan dan keluarga di ballroom horel resepi pernikahan kami, seolah-olah aku bahagia dengan kejadian ini semua.
Aku bahkan tidak berniat sedikit pun makan untuk setidaknya mengisi tenaga ku yang sejak semalam tidak kuisi. aku tidak menyetujui semua ini tentu saja, aku kehilangan selera makanku berhari-hari atas segala ketakutanku pada mimpi yang belum berani kuanggap akan tercapai ini. Tetapi enrab seperti apa jalannya, hari ini akhirnya tiba menjemputku untuk kembali mengoyak dengan sadis luka lamaku yang belum sembuh.
Aku merasakan tiba-tiba tangannya menggenggam tanganku
"Jangan memaksa diri, makanlah. Aku malas mengangkat tubuhmu" dia berkata dengan dingin seperti seharusnya, memaksa ku mengakhiri pengalamanku dalam pikiranku dan menatap padanya setelah empat jam berlalu.
Aku sungguh terkejut, tidak menyangka dia akhirnya mengenakan setelan yang sewarna dengan gaunku. Jas silver dan celana berwarna senada membalut tubuhnya yang sekarang menjadi jauh lebih tinggi, tegap, dan menawan dari terakhir aku melihat nya di perpisahan sekolah. Ditambah,dia menjadi lebih memesona dan berkarisma dengan wajah yang kokoh dan tatanan rambut acak-acakan khas miliknya yang tidak berubah
Aku bersumpah, semua memori itu seakan-akan memborgol tubuh dan otakku hingga aku tak bisa memalingkan wajahku kearah mana pun sekarang.
"Hei, kamu kenapa?" Halilintar betanya. Taufan masih diam, terus diam, dan tidak akan pernah mampu untuk tidak diam jika dia ada bersama dirinya, berdekatan dengankh dan menatapku. Di sisi taufan tertawa, ya Tuhan, aku akan selalu selalu dan selamanya akan selalu membenci tubuhku yang tidak bisa difungsikan jika berdekatan dengannya seperti ini
Taufan masih tidak bisa mengeluarkan suaraku saat Halilintar Lagi-lagi tanpa memberi tahu menyelipkan kedua lengannya di lutut dan bahu taufan, menggendong taufan menuruni tangga panggung dengan cepaf meninggalkan riuh-piuh tamu undangan yang iri menyadari tindakannya.
Jantung taufan bertalu-talu kembali. wajah Taufan secepat kilat memanas, terekam jelas diotakku.
! Adegan demi adegan WP romansa yang paling kusukai saat sang pria menggendong sang pria, kemudian berciuman berakhir dengan malam yang menyenangkan di antara mereka
Disisi auth makin tergelak, YA TUHAN! JADI? Tidak
Moga suka ama ceritanya gak suka skip aja ajg😁
731 kata ya ges ya
ok sampai jumpa Jan lupa vote Ama follow CAPE NGETIKNYA WOI
Haiya mak pegel tangan gw