brother in law (jikook)

1.3K 32 5
                                    

"Sayang, hari ini jadi ikut jemput kakakku di bandara, kan?", Tanya sang istri yang tengah sibuk menata makanan pada meja makan.

"Iya, jadi. Jam dua kan?" Tanya Jungkook sembari meminum kopinya. Anggukan ia dapatkan sebagai jawaban.

Tangan kekar nya meraih pinggang sang istri untuk bisa mencuri ciuman pada bibir yang sama tipis dengan milik nya.

"Ish! Main cium-cium aja!", Ujar sang istri dengan memerah malu. Sedangkan Jungkook hanya tertawa gemas dengan tingkah menggemaskan istrinya saat malu. Padahal ini bukan yang pertama kalinya, sudah terhitung emput bulan mereka menikah, namun istri cantiknya itu masih saja malu padanya.

Keduanya makan siang dengan hikmat, selesainya mereka memilih bersiap untuk menjemput saudara sang istri. Perjalanan dari rumah ke bandara memerlukan waktu kurang lebih dua puluh lima menit yang mengharuskan mereka berangkat lebih awal.

🛬🛬🛬

Sesampainya di bandara mereka menunggu beberapa menit hingga Yura mendapatkan telfon dari sang kakak. Tak berselang lama...

"KAKAKKKK!!", serunya dengan pekikan keras yang membuat Jungkook terperanjat kaget. Dapat ia lihat sang istri yang berlari pada lelaki mungil dengan senyum tipis yang membentang kan tangannya, menanti pelukan dari sang adik.

Jimin mengecup pelipis sang adik, dengan itu Yura semakin mengeratkan pelukannya pada sang kakak. Selesai dengan acara berpelukan, jimin segera menyeret kopernya yang tak terlalu besar menuju seseorang yang bersandar pada kap mobil setelah tangannya di tarik oleh sang adik.

"Kakak ga lupa kan dia siapa?", Tanya Yura dengan mimik yang menyelidik. Ia memberengut saat melihat jimin yang terlihat tengah berfikir.

Jimin terkekeh, lalu menepuk pelan kepala sang adik, "tentu saja tidak, bagaimana bisa aku lupa dengan adik ipar ku"

Berbeda dengan jimin, Jungkook justru tak tahu menahu siapa pria di hadapannya sebelum sang istri memanggilnya dengan sebutan 'kakak'. Ia cukup tertegun saat melihat jimin yang nyatanya begitu cantik untuk ukuran pria. Jungkook menggeleng pelan, merutuki dirinya yang nyatanya terpesona pada sang kakak ipar. Sial.

"Sepertinya suamiku tak mengenalimu kak, itu semua salahmu tau?!", Ucapnya kesal.

"Salahku?", Tanya jimin sembari mengulurkan kopernya pada Jungkook setelah sang adik ipar menawari bantuan untuk menaruh kopernya pada bagasi mobil. Ia tersenyum singkat sebagai ucapan terima kasih.

"Yaaaa tentu saja, kakak bahkan tidak datang di saat acara pemberkatan ku, lalu kado super duper banyak datang dari kakak sebagai ucapan selamat?? haishhh", ujarnya merajuk.

Sedangkan jimin hanya tertawa pelan, lalu merangkul sang adik sembari meminta maaf.

.....

Sesampainya di rumah, jimin segera menuju kamarnya. Menatap sekeliling yang sama sekali tak berubah walaupun tak ia tempati hampir 4 tahun.

Ia memutuskan untuk membersihkan diri, lalu merebahkan dirinya untuk beristirahat sebentar. Bibirnya tersungging kecil, menjilat bibirnya pelan lalu segera menutup matanya, masih dengan seringai tipis di bibir tebalnya.

--

Jimin terbangun saat jam menunjukkan pukul delapan malam, segera membasuh wajah dan turun untuk mengisi perutnya yang terasa lapar.

Dapat ia lihat Jungkook yang sibuk dengan ponselnya , terlihat secangkir kopi yang masih mengepul panas yang menemaninya.

Jungkook yang mendengar derap kaki turun dari tangga pun mendongak, matanya terpaku pada sosok pria cantik yang hanya memakai kaos oversize tipis berwarna oren dengan hotpants hitam ketat yang hanya cukup membalut bokong sekalnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 25 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Jimin HarremTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang