Ruby pun masuk kedalam ruang ganti. Ia dibantu oleh asisten tante Wati.
Setelah beberapa saat Ruby keluar dengan gaun pertama
"Gimana pih, mih?" -ucap Ruby
"Cantik banget sayang, iyakan kak?" -ucap mamih Shofi
Edgar yang sedang fokus memainkan ponsel pun langsung menoleh dan melihat Ruby dengan gaun putih yang sangat anggun ditubuhnya
"Kak?" -panggil Ruby karena Edgar tiba-tiba tidak berkedip dan terus menatapnya
Edgar pun tersadar dan berdehem "Hmm, iya mih bagus" -ucap Edgar
"Mamih tanya cantik bukan bagus" -
"Ah, iya cantik" -ucap Edgar kemudian kembali menatap ponsel nya.
Ruby, mamih Shofi, papih Michael dan tante Wati tersenyum mendengar ucapan Edgar
"Bentar ya mih, aku cobain satu lagi" -ucap Ruby
"Iya sayang" -
Ruby kembali masuk keruang ganti dan mamakai baju kedua.
"Mih, gimana? Bagus yang pertama apa yang kedua?" -tanya Ruby
Edgar yang mendengar suara Ruby pun langsung menoleh dan lagi-lagi ia terpesona. Ana-nya sangat cantik dan anggun.
"Yang pertama" -ucap Edgar, mamih dan papihnya langsung menoleh
Setelah mengatakan itu Edgar kembali menatap ponselnya.
"Kata kakak bagus yang pertama sayang, jadi yaudah yang pertama aja" -ucap mamih Shofi
"Sekarang giliran kakak yang fitting" -ucap sang papih
"Sekarang?" -tanya Edgar
"Tahun depan boleh" -ucap sang mamih
Edgar pun langsung masuk kedalam ruang ganti. Setelah tadi memilih satu jas untuk di pakainya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hidden Love
Teen Fiction"Marahku sudah hilang, begitu juga dengan perasaanku. Jika nanti kamu melihat aku di bahagiakan oleh orang lain, maka ketahuilah bahwa dulu aku pernah berharap bahagia darimu, namun kamu sia-siakan" _Rubyana_