Part 5

8.1K 444 6
                                    

Vano terkejut ketika melihat istrinya menatap tajam dirinya seolah meminta penjelasan . Ia bisa merasakan aura mencekam dari istrinya. Tanpa sadar Vano meneguk ludahnya susah payah.

(Hahaha, ternyata orang yang paling ditakuti paling takut sama istrinya) 🤣🤣🤣 -poor Vano.

"Sayang, a-nu aku bisa jelasin. Kamu tenang dulu ya jangan emosi. G-gak baik loh marah-marah. " Bujuk Vano pelan-pelan takut kena amuk istrinya. Salah bicara sedikit pasti dia sudah kena ceramah.

"Apa?! Aku harus tenang disaat kamu bawa anak. Anak siapa haa? Jangan-jangan kamu punya anak dari wanita lain hiks. Kamu tega mas hiks. "

Vano seketika dilanda panik ketika istrinya malah menangis. Ia segera mendekat dan tangannya terangkat akan memeluk istrinya, namun ditepis oleh istrinya.

"Aduh sayang, jangan gitu dong. Aku baru mau jelasin kamu sudah nangis. Gimana coba? "

"Tenang dulu, aku bakal jelasin. Kamu tahu kan aku sayang banget sama kamu masa dituduh selingkuh sih?! "

"Kok kamu yang marah-marah. Yang marah itu harusnya aku. Lagipula kamu bawa anak siapa itu hiks? "

Nah kan.....

Vano jengah sendiri dengan kelakuan istrinya. Ia segera memeluk istrinya itu supaya tenang.

"Sayang makanya aku mau jelasin. Tapi nanti saat semua sudah kumpul. Makanya ayo kita kebawah dulu nanti aku akan jelasin semuanya. " Tegas Vano supaya istrinya menurut. Dan benar saja istrinya mengangguk pelan dan mengikuti langkahnya menuju ruang makan. Sebelum itu Vano mengelus sayang rambut Eca dan bergegas keluar kamar.

Suasana ruang makan begitu tenang. Memang keluarga Devano menerapkan tata krama ketika sedang makan.Setelah selesai makan barulah mereka memulai obrolan.

"Dad, gimana rencana daddy waktu itu. Berhasilkah? " Tanya anak sulung Vano, Khava Delard Agralind.

"Hmm, sudah pasti. Mengapa kau bertanya seperti itu. Apa kau meremehkan kekuatan daddymu? "

"Tentu saja tidak. "

"Mas, sekarang jelaskan apa yang akan kau jelaskan. " Titah istrinya tiba-tiba, Caraya Delin.

Semua mata menatap bingung ke arah suami istri tersebut apalagi tatapan tajam Raya mengarah ke suaminya. Kebetulan keluarga besar mereka berkumpul. Dari kedua orang tua Vano dan keluarga dari kedua adik Vano.

"Ini sepertinya ada apa dad? " Tanya anak keempat Vano, Aliee Driza Agralind.

"Baik akan Daddy jelaskan, seb..... "

"Mohon maaf tuan, mengganggu waktu tuan. Ini tuan muda terbangun dan mencari anda. "

Vano mengangguk singkat dan mengambil alih Eca. Pengawal tadi bergegas pergi dari sana setelah membungkuk hormat.

Semua mengernyit bingung ketika Vano memeluk bocah kecil yang tak mereka kenal. Tiba -tiba terdengar suara pekikan.

"Daddy selingkuh dari mommy. HUWWAAA DADDY JAHAT. " Teriak histeris putri Vano yang terkenal lemah lembut, Terresia Lova Agralind.

"Om mereka siapa?" Mereka semua mengalihkan pandangan pada bocah kecil yang menatap mereka polos. Mereka tertegun sebentar melihat wajah bulat bocah kecil itu.

"Varez diam dulu ya, om mau bicara sama mereka sebentar. " Eca mengangguk singkat lalu memejamkan matanya kembali.

Vano memberi kode mereka semua untuk diam terlebih dahulu. Mereka semua menatap bocah kecil yang sudah tertidur. Tanpa sadar mereka menahan gemas dengan raut lucu Eca yang tertidur.

"Hufft, baiklah Daddy jelaskan........ " Vano pun menjelaskan secara rinci dari ia kembali dari ruang bawah tanah sampai ia bertemu dengan Varezta dan...........

"Kasian yaaa, anak baik seperti dia harus terlantar. " Celetuk Violen Ca Deolind, anak kedua dari Anira Gralind adik bungsu Vano dan Fabian Deandra.

"Lalu seterusnya Daddy mau mengadopsi anak itu? " Tanya Zacky Al Gralind, kembaran dari Khava.

"Ya menurut kalian. Daddy terlanjur menyukainya. Tapi daddy akan menunggu keputusan mommy kalian. " Ucap Vano sambil tersenyum ke arah istrinya.

"Benar, kalau itu buat mommy bahagia kami juga akan menerimanya. Tapi jika mommy tidak menyukainya kami tidak akan menerima bocah itu. " Tutur anak ketiga Vano, Afkar Rabetta Gralind. Mereka yang ada disana mengangguk setuju.

Raya mendekat ke suaminya dan menatap bocah itu. "Mas apa kau akan melupakan puti bungsu kita. Dia belum lama meninggal mas. Apa kau tidak lagi menyayanginya? " Cecar Raya.

"Tidak. Aku tidak akan melupakan putri kita. Dia kesayangan kita. Tapi apa kita akan terus terpuruk oleh masa lalu. Lagipula aku sudah membalas perbuatan mereka. " Vano tersenyum sambil menggenggam tangan istrinya.

"Iva pasti sedih lihat mommynya sedih. Makanya kamu harus bahagia. " Lanjut Vano.

"Baiklah, aku setuju jika kamu mengadopsinya. Tapi bagaimana yang lain. Apa kalian keberatan? "

"Jika mommy tidak keberatan maka kami setuju. Kebahagiaan kami ada pada mommy. Benar kan? " Ucap Terra dan diangguki yang lain.

"Tapi papa belum sepenuhnya percaya padamu. Apa kau bisa menjamin keselamatannya? " Tanya ayah Vano yang sedari tadi hanya diam, Fadirga Gralind.

"Papa, dulu memang aku lengah. Tapi aku sudah berjanji aku tidak akan mengulanginya. Aku memulai dari awal untuk menjadi ayah yang baik. Walaupun tak menjamin aku akan berusaha untuk melindunginya. " Kata Vano bersungguh-sungguh.

"Yang terpenting sekarang kamu tidak mengecewakannya seperti ia dikecewakan oleh keluarga sebelumnya. Dia berhak untuk bahagia. " Ucap Mama Vano, Arista Lana.

"Tentu saja.Aku menyayanginya maka aku akan menjaganya. " Ucap Vano serius.

"Secepat itu daddy menyayanginya. " Kata Khava.

"Memang kalian tidak? " Vano justru bertanya.

Mereka mengendikkan bahu tak tahu. Walau dalam hati mereka sudah ada setitik rasa sayang. Vano sendiri acuh dengan respon mereka. Dia berpikir pasti nanti mereka juga akan menerimanya. Vano juga tahu mereka tak mudah menerima orang asing. Pasti membutuhkan waktu untuk menerimanya.


Gimana readers.....
Vote dan komen dibawah yaa.. 😊

My Golden Brother [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang