CHAPTER 3

100 16 3
                                    

Ia terbangun di atas sebuah mobil open kap dengan seorang wanita berusia setengah abad. "Kau sudah bangun? Tenang saja. Aku bukan orang jahat." Ujar wanita tersebut sambil tetap mengendarai mobilnya.

"Aku dari Seoul." Gumam Ruka berniat memberitahukan.

"Seoul terlalu jauh dari sini. Ini di Busan." Ujarnya membuat alis Ruka ikut bertautan, bingung.

Aku terjatuh di sungai Han. Kenapa bisa ada di Busan? Pikir gadis itu.

Ia menoleh ke arah wanita tua itu. "Bu, apakah kau punya ponsel?" Tanyanya.

"Sebentar," ia merogoh saku mobil dan mengeluarkan ponsel kecil berwarna putih, "Ponselku sudah lama. Ini dibeli tiga tahun yang lalu. Pakai saja." Ia menyerahkan ponselnya ke Ruka.

Ruka mengambilnya dan mengetik nomor telepon ayahnya.

Tuutt...

Tuuttt...

"Nomor telepon yang anda hubungi berada di luar jangkauan."

Sial!

Ia kembali memberikan ponsel itu kepada wanita tersebut. "Terima kasih." Ucapnya sambil tersenyum.

"Kepalamu terluka. Aku akan berhenti di pom bensin, kau bisa membeli plester luka di minimarket," ujar wanita tua itu.

Mobil melaju kemudian beberapa saat kemudian berhenti di pom bensin terdekat. Ruka turun dan memasuki sebuah minimarket.

"Permisi, bisakah aku pinjam telepon umum?" Tanyanya pada kasir di minimarket itu.

"Hm, ini. Gunakan saja."

Ia menempelkan telepon di telinganya, berharap ayahnya mengangkat teleponnya. Tapi, tetap saja hasilnya nihil.

Ia mengembalikan telepon umum itu kepada sang kasir. Tak sengaja ia melihat sebuah kalender dengan tulisan 'tahun 2023'.

"Ini tahun berapa?" Tanyanya pada kasir.

"2023." Jawab sang kasir.

"Ini 2030, bukan 2023!" Decaknya pada kasir yang menatapnya aneh. "Terserah. Aku ingin plester luka." Ujarnya memberikan selembar uang kemudian berjalan keluar dari sana.

Ia melewati seorang pria berbadan tegap dan motor hitamnya.

***

Jay terus mengemudi dengan cepat karena informasi dari ponsel aneh milik Heeseung, itu adalah sebuah lokasi seseorang.

Ia berhenti di depan pom bensin. Membuka helmnya, merapikan rambut dan dasinya. Ia turun dari mobil dan menuju toilet.

Setelah ia kembali, ia melihat ada telepon tak terjawab di ponselnya. Tapi, yang membuatnya bingung ... Nomor telepon tersebut adalah nomor telepon milik seseorang yang sudah lama tak menghubunginya.

Seorang gadis melewatinya dengan mengenakan jaket jins. Ia mengernyit heran seolah mengenal gadis itu.

Tapi, ia tetap tak acuh. Ia memasuki minimarket sembari menelpon kembali nomor ponsel yang menelponnya.

"Halo," ucap sang kasir dari seberang.

Jay menatap kasir itu heran. "Kau yang menelpon ku?" Tanyanya.

Sang kasir pun menjadi ikut bingung, "Mungkin gadis yang baru saja keluar tadi." Jawab kasir itu. Sedangkan Jay menoleh ke arah perginya gadis itu.

Perasaannya mengatakan bahwa sepertinya itu gadis yang ia kenal. Tapi, pertanyaannya, kenapa dia tiba-tiba muncul setelah bertahun-tahun kehilangan kabar?

***

Ruka tiba di sebuah perumahan bersama wanita tadi yang ia ketahui sebagai seorang penjual sayur yang ditinggalkan suaminya.

Mereka berjalan menuju rumah wanita itu. Wanita itu pun berbicara, "Karena kau dari Seoul. Jadi, semoga kau bisa beradaptasi dengan lingkungan disini."

"Baiklah. Terima kasih." Ujar Ruka sambil tersenyum lagipula dia sudah beruntung bertemu dengan wanita itu. Kalau tidak, bagaimana jadinya? Menjadi gelandangan di kota orang?

Ia tinggal bersama dengan wanita tua itu yang ia ketahui memiliki seorang putri yang baru tiga belas tahun. Namin, suatu hari seorang anak tetangga yang nakal menjatuhkan pot bunga dari lantai atas dan naasnya malah jatuh ke wanita tua tersebut.

Ruka membawa wanita tua itu ke rumah sakit. Ia menunggu di ruang tunggu sambil menghitung uangnya.

'450 Won, jika dibelikan obat, 300 won, uangku tinggal 150 won,' pikir Ruka menimang-nimang.

Anak dari wanita tua itu datang. "Kakak, aku tak punya uang untuk keperluan berobat ibu," ujar anak itu.

Ruka menatapnya lamat kemudian mengambil 350 won dan memberikannya kepada anak perempuan itu, "Ini, aku hanya punya ini," ujarnya tersenyum.

Ruka berjalan menuju apotek kemudian memberikan sejumlah uang. "Harganya lima ratus won," ucap apoteker itu.

Ruka tersenyum kemudian menjawab, "Tunggu sebentar ya-" namun sebelum ia selesai mengucapkan kata-kata, seseorang menaruh black card di atas nakas.

"Gunakan itu," ujar suara bariton itu berasal dari samping Ruka. Ia menoleh dan menemukan seorang pria dengan rahang tegas kemudian ia tersenyum pada pria itu.

Setelah selesai melakukan pembayaran, Ruka berbicara, "Terima kasih, aku berhutang padamu." Ucapnya tersenyum kemudian berjalan gontai meninggalkan pemuda itu sendiri dengan perasaan heran.

Kepergian Ruka, pemuda itu bergumam, "Kenapa dia harus berpura-pura tidak saling kenal?"






BERSAMBUNG

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 12 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

REVERSAL Of FATE | JayKaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang