13. Dwivalver

359 100 11
                                    

Berterima kasihlah pada luka, karenanya kau bisa sekuat ini, dan karenanya kau juga bisa sehebat ini.

~Geynandra alvero dhafian~

***

"Lo dari mana aja sih je?"

Cowok itu baru memasuki kelas pun mendapat pertanyaan dari sahabat-sahabatnya. Ia langsung duduk dibangkunya dengan senyuman yang tak pernah pudar di bibirnya, membuat sahabatnya terheran dan binggung melihat ekspresi cowok itu. Mereka saling memandang seolah mereka bisa membaca pikiran masing-masing.

"Lo kenapa je? Jangan bilang lo ketemu setan yah?" Ucap Natan tanpa beban.

Jeje yang mendengar itupun langsung memukul kepala sahabatnya dengan keras. Ia tak menyangka isi otak cowok itu ternyata diluar nalar. Dari banyaknya kalimat kenapa harus setan yang selalu keluar dimulutnya, ia juga heran.

"IYA! Noh, setannya di depan gue yang barusan ngomongin dirinya sendiri." perkataan yang dilontarkan Jeje membuat Natan terkejut dan juga kesal.

"PALA LO!! Gue bukan setan yah, lama-lama gue jahit juga tuh mulut lo!"

"Kan emang bener, nama lo aja udah sam-" ucapan Jeje terpotong oleh sebuah tangan yang menyumbat mulutnya secara paksa, membuat cowok itu susah bernapas dan mulai memberontak untuk melepaskan diri dari teman gilanya itu.

Zelgan hanya menatap datar sahabatnya itu, ia tidak berminat untuk memisahkan sahabatnya yang tak pernah akur. Sedangkan Onzi malah memakan permen milkitanya dengan raut wajah terhibur. Ia merasa pertengkaran dua orang itu adalah film yang tak bisa ditinggalkan.

Kelas yang tadinya tenang dan sepi malah menjadi heboh karena adanya 2 setan yang tak lain ialah Jeje dan Natan. Mereka berdua saling menyumbat mulut nya masing-masing dan tak lupa juga tangan mereka saling menjambak rambut, membuat pertarungan itu semakin seru dimata murid kelas 12 ipa 1 Pertengkaran itu pun usai, karena tak ada yang menang diantara mereka berdua, membuat Jeje dan Natan terkapar di lantai dengan nafas yang tak teratur.

"Dari pada bertengkar lebih baik kita main teka-teki yok bang?" Ide dari cowok manis itu pun mendapat anggukkan dari Zelgan berserta Natan dan Jeje. Mereka pun mulai mengambil kursi untuk duduk dan memulai permainan.

"Siapa nih yang pertama?" Ucap Onzi menatap ketiga sahabatnya itu.

"Biar gue yang pertama, dengerin baik-baik." Akhirnya Jeje yang memulai permainan tersebut.

"Hewan, hewan apa yang jenius?" Pertanyaan itu pun membuat ketiga sahabatnya mulai berfikir. Berbagai macam ekspresi yang ada di wajah ke tiga cowok itu. Mereka dibuat binggung hanya dengan satu pertanyaan saja.

"Kucing," jawab Natan dengan penasaran apa jawaban nya benar.

"SALAH!"

Natan yang mendengar bahwa jawabannya salah pun kembali berfikir memcari jawaban lainnya yang mungkin saja tepat. Begitu juga Onzi dan Zelgan, mereka kembali berfikir.

"Udang bang" jawab Onzi membuat Jeje menggelengkan kepalanya pertanda salah.

"Yah kali udang zi, taiknya aja di kepala gimana mau jenius. Jangan kan jenius, jernih aja susah tuh hewan," jelasnya yang hanya di balas cengengesan manis dari cowok itu.

5 menit pun sudah dilalui, tapi mereka belum juga menemukan jawaban yang tepat. Akhirnya, mereka bertiga menyerah dan menanti jawaban dari cowok bermata sipit itu.

Dwivalver (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang