Hamil?

9 1 0
                                    

Jenovan terbangun karena mendengar suara tangisan yang menganggu tidurnya, Jenovan terkejut saat melihat tubuhnya yang tidak menggunakan pakaian dan ada bercak darah di kasur itu. Dia langsung menoleh ke sumber suara yang sedang menangis sesenggukan

Dan yang sedang menangis adalah salah satu pegawainya yang baru saja bekerja di perusahaannya bahkan Jenovan lupa siapa namanya. Karina terlihat melilit tubuhnya dengan selimit tebal, Jenovan langsung memakai celananya dan langsung menghampiri Karina yang terduduk di lantai.

"Apa yang terjadi, saya melakukan sesuatu padamu?" bodoh sekali Jenovan bertanya seperti itu

Karina masih menangis enggan menjawab, Jenovan bingung apa yang harus dia lakukan sekarang

"Pergi dari rumah saya pak, saya menyesal menolong anda kemarin hiks" Karina akhirnya buka suara

"Saya sudah menyakitimu? cepat katakan jangan diam saja" Jenovan mulai frustasi melihat Karina terus menangis

"Anda telah merenggut mahkota yang telah saya jaga selama ini, pergi dari sini" Karina terus mendorong Jenovan supaya pergi dari rumahnya.

"Saya minta maaf akan hal itu, saya akan pergi" Jenovan langsung memakai pakaiannya dan meninggalkan selembar cek di atas nakas

"Kamu bisa menulis berapapun nominal di cek itu, saya harap kejadian semalam selesai sampai disini" Jenovan langsung pergi dari rumah Karina

Karina semakin menangis tersedu meratapi nasibnya nanti seperti apa. Apalagi kemarin Jenovan tidak menggunakan pengaman. Apakah Karina akan tetap kerja di perusahaan Jenovan atau tidak, bagaimana dia bisa berhenti kalau masih terjerat kontrak dengan perusahaan itu. Karina juga tidak punya uang untuk membayar denda kalau dia resign dari pekerjaannya.

Karina memilih ijin untuk hari ini karena badannya terasa pegal dan selangkangannya terasa sakit untuk berjalan.


Sesampai di mensionnya Jenovan langsung menuju kamarnya dan mengingat kejadian kemarin saat dirinya meniduri gadis itu, Jenovan baru ingat kalau dia tidak menggunakan pengaman kemarin.

"Sial aku mengelurkannya di dalam, tapi tidak mungkin langsung jadi. Bodoh sekali kau ini Jeno" Jenovan menjambak rambutnya frustasi

Jenovan langsung menghubungi asistennya untuk mengawasi Karina dan mencari tau latar belakang gadis itu

Ponsel Jenovan berbunyi menampilkan nama Lia di sana

"Hallo Jen, maafkan aku hiks"

"Kenapa kamu menangis, kamu senangkan akan menikah dengan Jake?"

"Hiks itu kemauan orang tuaku"

"Kamu juga menyukainya kan?"

"Kamu tau aku gak bisa menentang keputusan orang tuaku hiks"

"Aku sangat mencintaimu kau tau itu,
kenapa kamu meninggalkanku?"

"Maaf Jen hiks maaf"

"Selamat akan pernikahanmu semoga bahagia"

Jenovan langsung memutuskan sambungan teleponnya dan langsung melemparkan ponsel itu ke tembok membutnya hancur berkeping-keping.


Sudah terhitung 3minggu Karina kerja di perusahaan Jenovan, dan selama itu juga Karina tidak pernah bertegur sapa dengan atasannya itu. Tapi Karina merasa ada yang aneh dengan dirinya, seperti mudah lelah dan kadang-kadang muntah di pagi hari.

Karina memberanikan diri untuk mengecek keadaannya ke dokter dan betapa terkejutnya Karina saat diberitahu dokter kalau dia sedang hamil dengan usia kandungan 2minggu

"Apa yang harus aku lakukan hiks" Karina menangis tersedu-sedu di taman rumah sakit

"Aku harus memberitau Jenovan atau tidak, ini membuatku bingung" imbuhnya

Sebenarnya Jenovan sering memperhatikan Karina dari kejauhan, entah mengapa akhir-akhir ini Jenovan suka melihat senyum Karina

Setelah mendapat kabar dari asistennya Jenovan mengetahui kalau Karina wanita yang pekerja keras untuk menyambung hidupnya setelah ditinggal kedua orang tuanya. Dan yang paling penting Karina bukan wanita murahan bahkan selama masa remajanya karina belum pernah pacaran

Jadi benar dugaan Jenovan kalau Karina sedang mengandung anaknya itu pasti benar. Ada rasa bahagia karena mengetahui dia akan menjadi seorang ayah tapi Jenovan juga belum bisa melupakan masalalu nya

Jenovan mengikuti Karina ke rumah sakit dan melihat gadis itu menangis di taman dalam keadaan kacau

"Kenapa kamu menangis?" Jenovan menepuk punggung Karina

"Pak Jenovan? aku gak papa" Karina terlihat lucu saat menengok kearah Jenovan

"Pak Jenovan? aku gak papa" Karina terlihat lucu saat menengok kearah Jenovan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kenapa perempuan ini sangat menggemaskan - batin Jenovan

Karina hendak pergi dari hadapan Jenovan

"Tunggu dulu, saya ingin menanyakan sesuatu padamu" Jenovan menuntun Karina duduk

Lanjut gak nih?
Terimakasih yang udah vote cerita ini

Lanjut gak nih?Terimakasih yang udah vote cerita ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lia Anjani

Sweet HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang