Dandelion

1.6K 98 30
                                    

Tubuhnya menegang kaku, tangannya dengan gemetaran memegang benda pipih persegi panjang dengan garis 2 ditengahnya. Air mata mulai turun membasahi kedua pipinya dan isakan kecil yang mulai lolos dari ranumnya.

Pening mulai menghantamnya, ia bingung harus bagaimana? Apa yang harus ia katakan kepada kedua orang tua nya? Tangannya dengan tergesa menekan dial nomor kekasihnya, menelponnya untuk membicarakan ini semua.

"H-hyung..." Suaranya gemetar dan serak sebab menangis.

"Halo Yushi sayang. Ada apa?" Jawab yang disebrang telpon sana.

Yushi mengigit bibir bawahnya. Ia takut semua diluar ekspektasinya. Mereka masih terlalu muda untuk ini semua.

"Si-sion Hyung.... Kau sibuk?" Tanya nya lagi

"Hm? Tidak. Kenapa memang? Rindu ya?" Kekehnya

Yushi menghela nafas ia bingung harus mulai darimana? Ia takut. Sangat takut "Bisa kita bertemu? Ada hal penting yang ingin ku bicarakan"

"Baiklah kita bertemu dicafe yang biasa. Aku masih ada kelas 1 jam lagi. Tak apa kan?"

"Ya tak apa. Aku kesana" Setelah itu Yushi menutup telponnya. Ia berdiri menatap cermin membasuh wajahnya yang terlihat pucat dan berantakan. Hatinya terus dilanda ketakutan. Takut jika kalimat yang tidak ia harapkan akan keluar dari mulut kekasihnya.

☘️☘️☘️☘️

Yushi berdiri didepan cafe dengan kedua tangan yang saling meremat satu sama lain. Matanya terus melirik kekanan dan kekiri mencari sang kekasih. Bibirnya tersenyum tipis saat matanya mendapati Sion keluar dari mobil yang ia parkir.

"Menunggu lama?" Tanya Sion. Tangannya terulur mengusap lembut rambut Yushi.

"Tidak" Yushi menggeleng lalu menarik Sion untuk masuk kedalam cafe tersebut

Bunyi lonceng terdengar saat mereka memasukinya. Keduanya menduduki tempat paling sudut dicafe tersebut. Yushi menghela nafas lega saat melihat tempatnya yang lumayan sepi tidak banyak pengunjung.

Setelah Sion memesan minum untuk keduanya tangannya menggenggam tangan Yushi hangat

"Ada apa?" Ibu jarinya terus mengusap punggung tangan sang submissive.

Yushi menghela nafas sebelum berbicara. Sedari tadi hatinya dilanda kecemasan "Hyung.... Kau ingat kejadian saat kau mabuk lalu datang ke apartemen ku?" Tanya Yushi

"Ya aku ingat" Matanya terus menatap kearah Yushi sambil mengangguk.

"Apa yang kita lakukan setelahnya?" Tanya Yushi lagi

Sion mengangkat bahunya acuh "Bercinta" Jawab Sion dengan senyuman penuh arti dan menggenggam erat tangan Yushi.

Yushi menunduk, lidahnya kelu ntah bagaimana untuk memulai. Yushi takut. Takut jika Sion enggan bertanggung jawab.

"Yushi? Hey? Ada apa?" Tanya Sion khawatir.

"Hyung.... Aku hamil" Genggaman tangan Sion mengendur, keningnya menyerngit menatap Yushi tidak percaya.

"Apa maksudmu? Jangan bercanda Yushi" Nada tak suka Sion keluarkan.

Yushi menggeleng cepat. Tangannya mengepal diatas meja. Matanya memerah hendak menangis. Tapi bibirnya bungkam tidak bisa mengeluarkan sepatah katapun.

YUSION - oneshootTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang