Semuanya dimulai sejak penyerangan Pain. Hyuga Hinata yang saat itu masuk kedalam pertarungan dan melawan Pain demi Naruto memberikan getaran aneh pada jantung Shikamaru.
Dia tidak mengerti maksud getaran itu, mungkinkah itu kekaguman? ataukah kekhawatiran? dia tidak tau.
Namun, ketika dia melihat Kyubi lepas kendali, jantungnya berdetak keras dengan adrenalin yang terus berpacu cepat di darahnya. Napasnya tertahan memikirkan kondisi Hinata yang sebelumnya berada di dekat Naruto.
Shikamaru baru bisa bernapas dengan normal mengetahui Hinata baik-baik saja. Saat menyadari itu, Shikamaru mengerutkan keningnya sendiri. Otak jeniusnya tidak bisa menjelaskan kondisinya saat ini.
Untuk apa kekhawatiran berlebihan itu?
•A•N•O•M•A•L•I•
Hinata tersenyum lembut, dia merasa bangga dengan Naruto. Idolanya dan mungkin juga pujaan hatinya. Namun, entah kenapa hatinya tidak merasa sesak sedikitpun saat matanya melihat Naruto berada dalam dekapan Sakura.
Apakah ini wajar? bukankah seorang gadis seharusnya merasa cemburu melihat orang yang mereka suka dipeluk oleh orang lain? Lalu kenapa Hinata tidak merasakan apapun?
Apakah ini artinya Hinata tidak menyukai Naruto?
Jika begitu, untuk apa Hinata melompat kedalam pertarungan hanya untuk menyelamatkan Naruto?
Hinata mengusir pertanyaan aneh yang muncul dikepalanya, yang terpenting saat ini adalah Naruto berhasil mengalahkan Pain. Saat ini Hinata seharusnya bergembira dan ikut merayakan kemenangan, bukannya memikirkan keanehan dalam perasaannya sendiri.
•A•N•O•M•A•L•I•
Hinata merasa hampa. Neji mengorbankan diri untuk melindunginya.
Kenapa Neji melakukannya? Pertanyaan itu berputar terus-menerus di kepala Hinata dan Hinata mengetahui jawaban dari pertanyaannya itu.
Hinata tahu bahwa Neji mengorbankan diri bukan hanya untuk Hinata ataupun masa depan shinobi, tetapi juga untuk Neji sendiri. Karena pada akhirnya, Neji hanya ingin terbebas dari kekangan segel kutukan.
Menyadari hal itu, Hinata jadi ingin menangis lebih banyak. Namun, dia sedang tidak berada di situasi yang tepat. Dia tidak boleh emosional ditengah-tengah perang, apalagi musuh mereka sekarang sedang menggunakan pengorbanan Neji untuk menghancurkan Naruto.
Hinata menggeleng pelan dan mengumpulkan keberaniannya. Hinata tidak akan membiarkan pengorbanan Neji dijatuhkan seperti itu.
Hinata menatap Naruto yang menunduk. Dia yakin Naruto sedang bertarung dengan banyak pikiran buruk. Kemudian, Hinata mengangkat tangannya dan menampar Naruto. Memaksa Naruto untuk menatap matanya yang penuh api.
"Neji nii-san mengatakan bahwa kau memegang lebih dari satu nyawa di tanganmu. Apa kau tahu apa artinya?" Hinata mengingat kembali memorinya dengan Neji.
"Aku tak akan pernah membiarkan temanku mati. Kata-kata itu bukanlah kebohongan! Karena ucapan itu, sudah menempati hati kita untuk selamanya. Kak Neji sudah melakukannya!" Hinata melirik Neji dengan tatapan lembut.
"Bukan hanya kau, kami semua memegang teguh kata-kata dan perasaan itu dalam hati kami. Merekalah yang mengikat hidup kita bersama dan menjadikan kita teman. Kalau kita menyerah dan membuang kata-kata serta perasaan itu pengorbanan Neji nii-san akan menjadi sia-sia."
KAMU SEDANG MEMBACA
ANOMALI (End)
FanfictionShikaHina | Semi-Canon Anomali adalah istilah umum yang merujuk kepada keadaan penyimpangan atau keanehan yang terjadi atau dengan kata lain tidak seperti biasanya. Seperti itulah hubungan antara Putri Byakugan dengan Kepala Klan Nara itu di mata p...