3

472 68 3
                                    

Sunghoon: Marsel / Acel / Azura
Jake: Darius / Zarion
Taehyun: Theo
Jay: Jayden
Nicholas: Nathan
Kyungjun: Kyrie

Sunghoon: Marsel / Acel / AzuraJake: Darius / Zarion Taehyun: TheoJay: JaydenNicholas: NathanKyungjun: Kyrie

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Marsel menggaruk tengkuknya melihat makam sang ibu yang ditumbuhi rumput-rumput tinggi dan juga kotor. Kesibukannya membuat ia tidak terlalu sering pergi ke makam, jadi tidak tahu keadaannya bagaimana.

Darius memperhatikan sekitar, hingga dia bertemu seorang yang terlihat seperti penjaga makam, dihampiri pria tua tersebut tanpa memberitahu Marsel. "Maaf, kenapa makam di sana tidak dibersihkan?"

Pria tua itu melihat ke arah yang di tunjuk. "Seseorang tidak mengizinkannya dan kami diperintahkan untuk merapihkannya jika diberi uang oleh pihak keluarga Elarion." Suaranya terdengar ketakutan, namun coba ditutupi.

"Apa Anda bisa membersihkannya?"

"Maaf, harus tuan Elarion sendiri yang meminta."

"Ah begitu, apa saya boleh meminjam alat-alatnya?" Darius mengeluarkan dompetnya dan memberikan beberapa lembar uang sebagai tanda menyewa perlengkapan itu. Pria tua tersebut pergi untuk mengambil barang-barang nya, lalu diberikan pada laki-laki berusia 26 tahun tersebut.

"Ada kendala dalam pengurusan." Ujar Darius sembari membawa barang-barang yang diperlukan.

Marsel hanya mengangguk, sepertinya dia tahu apa yang terjadi dan terlihat tidak mempermasalahkan hal tersebut. Tuan muda Elarion mengambil gunting rumbut dan langsung melakukan yang semestinya. Beruntung cuaca tidak terlalu panas.

Darius terlebih dahulu melepas jas nya dan mengirim pesan pada seseorang, sebelum akhirnya dia bantu membersihkan nisan calon ibu mertuanya.

Mereka fokus pada pekerjaan masing-masing tanpa ada pembicaraan sama sekali, ditonton oleh tiga orang yang bersembunyi di balik pohon besar. Sudah lebih dulu sampai dibandingkan pasangan calon pengantin yang sedang mereka awasi.

"Biasanya dia akan membuat calonnya tidak nyaman. Apa mereka diam-diam saling mengenal?" Nathan membuka suara setelah mereka saling diam agar tidak terdengar oleh Darius dan berakhir buruk, ketahuan.

"Itu mustahil." Ujar Theo yang bersandar pada pohon, melirik kedua sahabatnya yang masih dalm posisi yang sama.

"Bisa saja. Karena kali ini calonnya laki-laki, jika perempuan seperti yang lalu." Ujar Jayden yang masih fokus mengintip, dia juga memotret beberapa adegan yang romatis agar saat keduanya akan berakhir jatuh cinta memiliki kenangan sebelum saling menikah dan menjadi bahan ledekan.

"Tidak ada maksud lain dia menerima perjodohannya?"

"Dia sudah mengatakan jika kali ini tidak bisa menolak. Karena apa? Jika calon sebelum-sebelumnya hanya orang-orang dari kelas menengah, sedangkan sekarang adalah seorang kelas atas, setara dengan keluarganya."

"Alasan sebenarnya om Thomas, bukan?"

"Kalau kau sudah tahu seharusnya tidak bertanya. Sebenarnya apa yang kau inginkan? Dia masih belum melupakan perempuan itu salah, dia mau memulai kehidupannya lagi tetap salah."

NDARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang