Salah?

0 0 0
                                    

Dear Dairy...

Minggu itu adalah minggu terakhir dia berada di sekolah ini.
Minggu itu minggu terakhir aku bertemu dengan dia.

Jumat itu hari terakhir kami sekolah bersama dia.
Jumat itu hari terakhir kami sekelas bersama dia.
Jumat itu hari terakhir kami mengikuti pelajaran yang sama.

Hari itu adalah hari terakhir dia sebelum dia pindah sekolah.

Namun entah mengapa walau memang hampa tapi rasa lega karena dia pindah itu ada.

Apakah aku boleh merasa senang? Apakah aku seperti orang jahat?
Ahh... entah mengapa merasa lega itu sengang namun entah mengapa terasa beban yang aku pikul malah semakin berat.


Kamu tau si "A" orang yang santai tapi pinter, social butterfly, populer dikalangan sekolah ku, dan peraih rengking 3 itu. Ya, dia pindah karena berhasil mutasi kesalah satu sekolah negeri. Setelah percobaan 2 kali tidak keterima akhirnya percobaan ke 3 di sekolah negeri berbeda dia berhasil. Yan di kelas 11 semester 2 dia berhasil lolos mutasi.

Aku sedih karena kami sudah bersama dari kelas 10. Maksudnya bersama adalah selalu satu kelas. Kami juga lumayan suka bercanda, berbincang walau tidak sering. Karena lingkup pertemanannya tidak bisa ku gapai. Terlalu tinggi untuk seseorang yang kalo gak ada kegiatan organisasi langsung pulang apalagi untuk orang yang malas berkumpul.

'Perbedaannya sangat jauh, bahkan sampai tidak bisa di bandingkan. Aku sempat ingin menjadi seperti dia. Sampai akhirnya aku tahu kalau aku gak bisa menjadi seperti dia karena kita berbeda.'

Dia pintar karena memang sudah dari sananya. Aku pintar karena aku berusaha.

Mungkin terdengar aneh karena semua orang berusaha. Tapi percayalah pintar karena memang cepat tanggap dan emang mengerti dari pada pintar dengan berusaha sekeras tenaga akan terlihat.

Masalahnya kita sama-sama berusaha tetapi dia udah mempunyai starting point yaitu sudah cerdas dari awal. Kalia bisa liat kok kalau di kelas ada 2 orang. Pertama dia yang selalu bertanya dan keliatan paling ambis. Dan kedua ada orang yang biasa aja dan santai dia tidak bertanya tetapi tiba-tiba sudah selesai.

Oke kalo kalian pikir aku berlebihan it's okay karena aku juga berpikir rasa lega ini salah. Aneh bukan.

Waktu pemgumuman rengking pada semester 1 kelas 11 aku turun. Kecewa, pasti. Walaupun semua orang bilang keren kamu rengking 4 dan lain sebagainya. Aku kecewa walau aku sudah memprediksi kalau aku pasti cuma dapat bangku di 5 besar. Tapi rasa berharap mendapat bangku di 3 besar tetap ada.

Mungkin kalian pikir aku gak bersyukur. Aku bersyukur karena nilaiku tidak ada yang merah. Aku bersyukur rata-ratanya bagus. Tapi komentar keluarga yang membuat aku kecewa. Bukankah aku pernah bilang. Kalau kita udah pernah mencapai titik yang tinggi semua orang akan berekspetasi kalau jika itu terjadi lagi kamu akan mencapai titik yang tinggi itu bahkan berharap kamu lebih tinggi dari sebelumnya.

Itulah manusia tak pernah cukup. Mungkin inilah yang membuat aku menjadi manusia pada akhirnya aku juga tidak cukup dengan pencapaianku sendiri.

Tetapi ada hal yang buat aku lengah. Tadi aku sempat bilang kalo aku sudah menerka-nerka kalau aku masuk 5 besar dan aku sebenarnya juga menerka-nerka siapa saja sang 3 besar.
Namun ternyata salah.

Tebakanku. Si "J" perempuan yang ambis akan juara 1, "A" si social butterfly akan juara 2 dan terakhir adalah si santai "L". Namun salah walaupun 2 nama yang ada di sana juga masih ada di rengking aslinya.

Rengking asli yang menduduki posisi ke 3 adalah Si "J" perempuan yang ambis, kedua dinobatkan oleh si "J" sang bocil matematika dan juara pertama dimenangkan oleh Si "A" sang social butterfly.

Gak nyangka.

Oleh karena itu ketika tau si "A" lolos mutasi aku merasa ada perasaan lega dan senang dibalik kehampaan. Karena pada akhirnya manusia di dunia ini akan berlomba-lomba untuk menjadi yanh terbaik, baik dalam versi dirinya atau di dalam versi orang lain.

Bohong kalau kalian tidak senang kalau posisi kalian naik walau harus kehilangan atau mengorbankan sesuatu.

Bukankah dalam hidup harus ada yang namanya pengorbanan dan kehilangan. Baik dalam hal baik maupun hal buruk.


Mungkin Karena AKU MANUSIA
Aku juga membuat keselahan. Apakah ini bisa di maafkan..?


 Dear DiaryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang