number 2

15 4 0
                                    

_𝙩𝙤𝙡𝙤𝙣𝙜 𝙥𝙚𝙣𝙘𝙚𝙩 𝙗𝙞𝙣𝙩𝙖𝙣𝙜 𝙣𝙮𝙖_
_𝙨𝙚𝙢𝙤𝙜𝙖 𝙝𝙖𝙧𝙞𝙢𝙪 𝙨𝙚𝙞𝙣𝙙𝙖𝙝 𝙨𝙚𝙣𝙮𝙪𝙢𝙖𝙣 𝙟𝙖𝙚𝙢𝙞𝙣_



𝘵𝘩𝘢𝘯𝘪𝘢 𝘱𝘰𝘷 :
tahun demi tahun berlalu begitu saja, banyak hal yang sudah terjadi padaku. awalnya aku pikir aku benar-benar tidak bisa menjalani hidupku tanpa mereka. tapi sepertinya sekarang aku sudah mulai terbiasa.

dulu saat mereka berjanji untuk pulang setiap libur musim dingin, aku sangat bahagia, aku selalu berharap dan menunggu kepulangan mereka. tapi ternyata mereka berbohong. sudah dua musim dingin terlewati dan mereka tidak benar-benar pernah pulang lagi.

mereka selalu mengatakan tidak bisa pulang karena terlalu sibuk dengan tugas kuliahnya, atau mungkin keluarganya. meski begitu aku selalu berusaha agar kita bertiga selalu saling memberikan kabar satu sama lain.

huuffhh– sekarang adalah musim dingin yang ketiga untukku, setelah mereka pergi. sebenarnya aku masih berharap mereka akan memberikan kejutan dengan pulang ke rumah. tapi, lagi dan lagi sepertinya itu hanya khayalanku saja.

mereka berdua memiliki keluarga baru yang sebenarnya, yang harus mereka jaga sekarang. siapa aku? hanya seorang anak pedagang bakmie yang mereka anggap adik. bahkan tidak memiliki hubungan darah sedikitpun.

"SELAMAT TAHUN BARU.." teriakku dengan penuh semangat. aku sedang merayakan tahun baru bersama ayah dan paman lee jeno sekarang.

paman lee jeno, ayah dari salah satu kakakku lee jean. masing-masing dari kami mengangkat gelas berisi soda, lalu meneguknya bersamaan.

"semoga hidupmu selalu di penuhi bahagia, na thania.." ujar paman lee padaku. aku hanya tersenyum lalu mengangguki ucapannya pelan.

"terimakasih paman. kau juga"

ayah na dan paman lee memang berteman sangat dekat. ayahku seorang pemilik toko bakmie sederhana, sedangkan paman lee adalah seorang petugas kepolisian. dia memiliki seorang anak laki-laki 2thun lebih tua dariku.

dia adalah lee jean, yang sudah kuanggap seperti kakakku sendiri. sejak kecil kak jean sering di titipkan paman lee pada ayah na, ketika dirinya sibuk bekerja. awalnya aku keberatan, karena aku tidak mau perhatian ayah na terbagi.

setelah lama kelamaan aku salah. kupikir kak jean akan merebut perhatian ayah na dariku, tapi ternyata aku kini mendapatkan dua perhatian dan dua kasih sayang. yaitu dari ayah dan kak jean. dia selalu melindungiku.

begitu juga dengan kakakku yang satu lagi, zhong qian. dia adalah anak tetangga, yang juga di titipkan pada ayah. dulu saat kecil kak qian tinggal berdua bersama ibunya. tapi karena masalah ekonomi, ibu kak qian tidak mampu lagi mengurusnya, lalu meminta ayah na untuk mengurus kakak zhong qian.

aku tak masalah sama sekali. sejak dulu aku hanya tinggal berdua dengan ayah, tapi sejak ayah mengurus mereka aku jadi memiliki teman bermain. mereka selalu menjagaku dengan sangat baik sampai mereka memutuskan untuk pergi berkuliah diluar negeri dan mencari ibu mereka.

kak lee jean pergi kuliah ke singapur, karena kata paman lee jeno ibunya kak jean ada disana. ibunya sakit dan tak ada yang mengurusnya disana. kak jean ternyata juga memiliki adik perempuan lain disana yang harus dia jaga.

sedangkan kak qian dia memutuskan untuk pergi ke inggris. dia pergi untuk berkuliah sekaligus untuk mencari ayahnya. kata ayah na menurut informasi yang kak qian dapatkan, katanya, ayah kak qian ada disana.

dan aku sekarang sudah mulai bisa menerima kenyataan tentang perginya mereka. "oh iya, ayah lupa. tadi ayah membuat sup iga, ayah akan menghangatkan nya dulu sebentar" ujar ayah, aku dan paman lee pun mengangguk, kemudian ayah na pergi kedapur.

"ayahmu sudah tua.. bagaimana dia bisa lupa"candaan paman yang hanya ku tanggapi dengan tersenyum. tunggu dulu sepertinya ada yang aku lupakan, tiba-tiba aku teringat akan sesuatu.

"aku pergi ke kamar sebentar paman.." ujarku berlari menuju kamar tanpa menunggu persetujuan paman, membuka leptopku dan langsung menghubungi kedua kakakku.

begitu panggilan video itu tersambung aku tersenyum senang menatap kedua pria tampan itu di layar "selamat tahun baru kak jean, selamat tahun baru juga kak qian"

jean "selamat tahun baru"

qian "hey selamat tahun baru juga, thania. bagaimana keadaanmu dan ayah? apa kalian memakan makanan yang enak" aku mengangkat jempolku sebagai jawaban pertanyaan kakak.

"apa kalian, baik-baik saja disana?" meski sedikit canggung, aku tetap bertanya tentang keadaan mereka berdua.

qian "seperti yang kamu lihat, aku baik-baik saja.."

"aku tinggal di asrama yang cukup nyaman disini. walau menurutku sebenarnya lebih nyaman kamar disana.."

kak qian ternyata tetaplah kak qian orang yang cerewet dan tak pernah bisa berhenti bicara saat ditelpon. berbanding terbalik dengan kak jean. yang dari dulu dia hanya berbicara seperlunya saja.

"kenapa gak tinggal di rumah ayahmu?" aku terbingung. kenapa kak Qian tidak tinggal bersama ayahnya. kenapa dia memilih tinggal di asrama jika ayahnya ada di sana.

Qian "ka-kampusku terlalu jauh dengan tempat tinggal ayah. jadi, aku memutuskan untuk tinggal di asrama saja.. lagian tempatnya juga nyaman menurutku"

tanpa curiga apapun aku mengangguk mengerti. "baiklah kalo begitu.."

"bagaimana denganmu kak jean? apa kamu baik-baik saja?"

jean "ya. aku cukup baik" mengangguk lalu terdiam kemudian. aku tidak tau harus bertanya apa lagi. aku tak terlalu pandai untuk mencari topik pembicaraan disaat seperti ini. setiap menelpon hanya sekedar menanyakan kabar, selebihnya hanya saling diam.

qian "na thania.." panggil kakakku yang cerewet, aku yang sedang melamun pun akhirnya tersadar lalu sedikit mendekatkan tubuhku pada layar leptop.

qian "sebenarnya aku ingin lebih lama ngobrol denganmu. tapi aku sudah punya janji dengan seseorang, aku akan tutup telponnya, ya. kamu jaga diri baik-baik disana, jaga ayah na untukku"

"kakak gak perlu minta, dia juga ayahku btw. aku pasti bakal jaga ayah na. kakak juga jaga diri"

qian "baik, sampai jumpa. nanti akan ku hubungi lagi" telpon dari kakak qian terputus. meninggalkan kecanggungan diantara aku dan kak jean.

aneh. kenapa sekarang aku semakin canggung berhadapan dengan kakak jean tanpa ada kak qian. sifatnya yang tak banyak bicara membuatku bingung harus berbicara apa dengan kak jean.

jean "na thania.." panggilan dari kak jean membuatku sedikit tersentak kaget tersadar dari lamunan.

"i-iya kak, kenapa?"

jean "kamu baik?. kenapa kamu selalu diam saat melakukan panggilan video atau telpon bersamaku."

bersambung...


lee Jean

lee Jean

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

_


_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_



halo, halo, halo, semuanya..
vote+komen jangan lupa 🥺💚
tinggalin jejak buat yang udah mau baca sama ceritanya. vote dari kalian berharga banget bagi akuuuhhhh.. 💞💞
kok aku ngerasa ceritanya berasa kayak gak jelas,
gak sih?..
kayak berasa gimana gitu, tpi yaudah lah baru belajar..
see next time yolobun..
salam love 💐

The story of three complicated brothers Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang