Prolog

7 1 0
                                    

Mentari Bintang Gemilang, nama yang terasa hangat jika didengar hanya dengan sekali sebutan. Siapa yang tidak tahu nama tersebut, namanya sering tercantum dihampir semua absensi ekstrakurikuler. Menjadi Duta Sekolah sekaligus Bendahara OSIS membuatnya dikenal oleh warga sekolah.

Tak lupa suara lantang Mentari saat memanggil hewan-hewan berbulu penghuni gedung sekolahnya, yang hampir sama seperti danton yang menyeru pada anggotanya. Ia mempunyai julukan khusus oleh warga sekolah, yakni pawang kucing.

Mentari tidak menyadari bahwa dirinya disukai oleh Rangga Sabenih Bangkit, sang Ketua OSIS yang sekabinet dengannya.

Rangga tidak tahu bagaimana dirinya bisa memiliki rasa lebih pada rekan organisasinya. Baginya, perempuan yang selalu memakai cardigan merah itu mengambil seluruh objeknya. Rasa tertarik pada Mentari berhasil ia pendam dan hebatnya tak seorang pun yang menyadari, tidak sampai pertunjukan teater di acara ulang tahun sekolah yang dipersembahkan oleh ekskul yang Mentari ikuti.

Perempuan yang ia sukai dalam diam itu berakting pingsan di panggung teater.

Rangga melakukan hal yang menurutnya ceroboh, ia tidak berpikir panjang segera berlari ke atas panggung dimana anak teater sedang melangsungkan penampilan mereka di depan seluruh siswa, wali murid, serta kepala sekolah, guru dan jajarannya.

"Mentari!"

"Mentari!"

Mentari yang bingung saat tiba-tiba saja kepalanya terasa dipangku dikala dirinya berpura-pura pingsan, ia berusaha untuk tidak membuka mata agar terlihat profesional.

Tidak! Ini bukan alur yang dirinya dan timnya hafalkan dalam naskah! Namanya pun terpanggil oleh suara seseorang yang seharusnya tidak mempunyai peran dalam pertunjukan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 28 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

TEATER MENTARI Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang