Unknown, Stalker 991, Obsessed, Romansa.
Tak ada yang spesial dari cerita ini, hanya menceritakan kehidupan sehari-hari seorang gadis dengan kisah cinta bernuansa abu-abunya selama masa sekolah.
***
Plagiarizing this story is strictly prohibited! B...
"Iya lagi nunggu hujan, lo sendiri juga sama kan, lagi nunggu hujan?" Alya menatap ke samping untuk melihat lebih jelas wajah laki-laki tersebut.
"Nunggu jemputan lebih tepatnya." jawab Baskara Ranjaya- atau kerap disapa dengan Kara.
"O-oh gitu ya."
"Nama gue Baskara Ran-"
BRAKKK
Decitan suara tersebut membuat matanya menoleh ke arah sebuah motor yang terjatuh di depan mereka berdua.
Keterkejutan itu tak sampai situ saja, bagaimana tidak yang jatuh itu adalah sang crush membuat wajah panik Alya begitu jelas.
"CRUSH GUE ANJIR!"
"Baskara gue duluan, soalnya ini gawat darurat banget. Semoga kita bisa ketemu lagi dan pastinya jangan di sini."
Dengan cepat ia segera berlari meninggalkan halte bus untuk membantu Alvin yang sudah terkapar begitu saja di atas aspal.
Kita belum pacaran, lo jangan mati dulu, Al!
"Sialan! Sakit banget!" Alvin mengumpat sembari mencoba bangkit dari jatuhnya.
"Lo gapapa'Kan? Kenapa bisa sampe jatoh segala, jadi jatoh kan!"
"Gue buru-buru, Li."
"Buru-buru mau kemana emang?"
"Jemput Aurora dicafe."
Deg!
"Lebay banget, sih, udah tau hujan ngapain pake minta jemput segala, kan bisa pesan taxi gak harus dijemput."
***
"Li, dingin, Li!"
"Gue butuh sesuatu yang hangat biar badan gue gak kedinginan, Li."
"Li, gue kedinginan,"
Keluhan itu terus menerus dilontarkan oleh laki-laki disebelah sejak tadi, sedangkan Alya juga bingung harus bagaimana padahal ia sudah memberikan cardigannya untuk membalut tubuh dingin Alvin.
"Bentar dulu, gue mau ngechat Ravel buat ngurus motor lo." jawabnya sembari sibuk mengirim pesan pada Ravel.