02. Kotak Bekal Angelia

46 32 12
                                    

Pagi yang cerah, matahari terbenam seperti biasa Anantasya menyiram tanaman di pagi hari untuk menunggu temannya.

Anantasya seperti biasa pergi ke sekolah bersama temannya, walaupun temannya sudah bertanya tentang kenapa tidak pergi sama Ayahnya.

Ya walaupun temannya agak rese dan sering bertanya hal yang bercanda. Tapi Reva tidak pernah menyakiti temannya, apa lagi temannya itu juga tidak pernah menyakiti Revatalia. Temannya rese, agak ngeselin tidak seperti orang - orang jahat, apa pun ke adaan yang sulit atau ada masalah di Revatalia, dia yang selalu siap sedia mendengarkan curhatan dan membantunya.

Temannya itu tidak meminta apapun walaupun sudah membantu Revatalia, ya walaupun Revatalia sering ngasih sesuatu sebagai tanda terimakasih. Tetapi temannya itu tetap menolak, mau gak mau sebagai tanda terimakasih dengan terpaksa Revatalia sering mengajak temannya untuk makan malam bersama.

Teman Revanatalia itu bernama Bulantasari di panggil Bulan ataupun Tari. Dia jago mengerjakan soal yang sulit apa lagi pelajaran matematika maupun kimia dia melewati soal yang sulit pun menurut Bulan itu soal yang mudah. Saat Reva kesulitan mengerjakan soalnya, Bulan datang untuk membantunya.

Tiba saja saat Reva jalan menuju sekolahnya, ada seorang yang menariknya. Revatalia pun dengan gegas melepaskan pegangannya dengan kasar, ternyata orang tersebut Argantara yang sering bikin ulah di sekolah. Tapi tidak seperti orang - orang yang seperti preman.

Revatalia pun berbicara dengan nada marah yang sudah menyakiti tangannya karena menarik.

"Hei?, eluh siapa sih, ngapain narik tangan gue?".
"Gue.... Gue...? Cuman mau bicara sama eloh?".
"Bicara tinggal bicara ngapain eluh sampai narik tangan gue? Oh gue tau eluh pasti Argantara kan?".
"Ya gue Arga, gue mau bicara. Ntar ketemuan di kantin jam istirahat".
"Cuman bicara gitu doang?".
"Ya?".
"Cuman bilang begitu doang mah gak usah sampai narik tangan gue?".
"Iya iya sory".

Pelajaran pertama dan kedua pun sudah berakhir semua murid, beristirahat. Ada yang ke kantin, ada yang berduaan, ada yang ke perpustakaan bahkan ada pula yang nongkrong di basecampnya. Oh iya ada pula pak guru yang bucin sama Bu guru.

Argantara dan temannya pergi ke kelas Revatalia untuk memberikan kotak bekal adiknya itu. Revatalia tidak tahu bahwa adiknya Argantara itu teman sekelasnya. Adiknya berbeda dengan kakaknya yang ngeselin dan bikin onar.

Argantara pun memasuki kelas adiknya Angel dan ia memberikan kotak makanannya. Tapi saat membuka pintu tidak sengaja pas-pasan dengan Revatalia dan Reva pun menarik tangan Arga untuk keluar dari kelasnya. Tetapi Arga tidak mau, dia rencana ke kelas Revatalia bukan ingin bertemu dengannya tapi ingin memberikan kotak bekal untuk adiknya.

"Permisi".
"Dukk... Eloh? Ngapain kesini? Mau ketemu gue? Sini loh ikut gue?".
"Lepaskan gak? Geer banget, gue udah bilang ketemuan di kantin, gue ke kelas eloh cuman mau ngasih kotak bekal buat adik gue Angel. Bukannya gue mau cepat-cepat ketemu eloh?".
"Oh? Ya udah sekarang udah ketemukan? Gak usah ketemuan di kantin bisa bicara sekarang?".
"Gue sebenernya?".
"Gak usah lanjut pasti loh mau bilang suka sama gue kan?".
"Siapa yang mau bilang begitu, gue cuman bilang gue mau minta alamat rumah eloh?".
"Buat?".
"Gak, usah banyak tanya deh?".

Seisi sekolah melihat ke arah Reva dan Arga yang sedang berbincang. Bahkan adiknya pun ikut melihat dan menarik tangan Kakaknya.

"Kak? Ngapain kesini? Dan kakak tadi?".
"Kakak kesini cuman mau ngasih kotak bekal saja, tapi tadi gak sengaja pas buka pintu malah tuh muncul mak lampir?".

Revatalia mendengar suara Argantara yang bilang Mak lampir, lalu Revatalia bergegas mengoceh. Dan adiknya pun marah.

"Apa, eluh bilang? Mak lampir?".
"Hei, siapa yang bilang ke eluh?".
"Kakak? Gak boleh gitu, mau Angel aduin ke bunda sama ayah?".
"Iya, enggak".

Argantara lagi dan lagi menanyakan alamat rumahnya, tetapi Revatalia tidak memberikan alamatnya. Dengan terpaksa dia mau tidak mau harus bertanya kepada temannya maupun adiknya.

"Rev?".
"Apa??". Revatalia menjawab dengan suara teriak.
"Biasa ajah kali gak usah teriak?".
"Mau apa? Mau nanya alamat rumah gue lagi?".
"Itu sih tau?".
"Gue, gak akan kasih tau alamat rumah gue ke eloh".
"Lah kenapa bjir?".
"Buat apaan eloh minta alamat rumah gue. Mau minta restu nyokap bokap gue buat jadiin eloh pacar".
"Apaan sih kepo banget".
"Ya terus mau ngapain".
"Ada deh?".
"Idih gak banget jawabannya, tetap gue gak akan mau kasih alamatnya".
"Ya udah gue akan cari sendiri".

Setelah Revatalia berdebat dengan Argantara. Temannya bernama Bulantasari bertanya ada masalah apa dengan Argantara yang tiba minta alamat rumah.

"Reva, gue mau tanya sama eloh deh?".
"Iya, Tar, bicara ajah. Mo tanya apaan?".
"Gue aneh ajah sih kenapa Argantara tiba nanyain alamat rumah eloh. Emangnya eloh ada masalah apa sih sama dia sampai nanya segala rumah eloh".
"Kagak tau gue, aneh banget. Lagian gue gak akan mau ngasih alamat rumahnya, biarin ajah suruh cari sendiri. Gak akan mungkin dapat ini".
"Lah terus kalau gak ada masalah, aneh banget sih si Arga tuh. Kayak dia itu suka deh sama eloh, mangkannya dia minta alamat rumah eloh. Kayaknya dia minta izin restu ke orang tua eloh?".
"Apa katamu tadi bilang apa barusan. Dia suka sama gue, idih najis guenya ajah gak suka".
"Jangan gitu Rev, benci bakal jadi suka loh. Arga genteng loh ya walaupun sikapnya begitu tapi gak seperti yang lain kok".
"Tetap ajah gue gak akan suka sama dia".
"Serah eluh deh. Awas ajah kalau apa yang gue bilang benar".
"Tau ah, udah deh jangan bahas anak itu lagi".

Bel pun berbunyi, kini saatnya jam pulang. Semua murid berges pulang ke rumah, tetapi berbeda dengan Revatalia dan Bulantasari. Mereka menunggu angkot untuk pulang, tetapi pada saat itu mereka tidak dapat menemukan angkot. Semua murid di sekolah memakai mobil pribadi dan motor masing-masing.

Tiba saja datang cowok yang bikin ngeselin dan mengajak pulang bareng dia tidak sendiri tetapi bareng temannya. Eh malah temannya pun ngajak Bulantasari pulang bareng dan anehnya Bulan malah mau saja.

"Hei, lagi pada nungguin angkot ya?". Tanya Argantara
"Gak liat lagi ngapain?". Jawab Revatalia dengan ketus.
"Biasa ajah kali, gue ajah nanyanya biasa ajah gak sampai ketus".
"Serah gue?".

Tak lama temannya Argantara yang bernama Jefan, minta kenalan ke Bulan dan dia mengajak pulang bareng. Tetapi di larang oleh Revatalia, Bulan mau tidak mau dia membantah Revatalia.

"Rev, eluh balik sama gue? Lagian angkot mana ada jam segini".
"Hai, temennya Revatalia, kenalin aku Jefan".
"Aku Bulantasari".
"Bagaimana kalau balik bareng".
"Boleh?".

Revatalia marah mendengar perkataan Bulantasari dan Jefan. Ia teriak hingga seluruh komplek melihat ke arah kami.

"Stopppp????".
"Apaan, sih berisik gak malu di liatin banyak orang?".
"Engga, gak boleh kau pulang sama Jefan. Eloh harus temenin gue balik".
"Sorry ya, aku gak mau nunggu lama".

Lalu Bulan menawarkan pulang bareng sama Argantara, tetapi Revatalia tidak mau pulang bareng dengan terpaksa dari pada Bulan terus ngoceh. Akhirnya Revatalia pulang bareng.

"Oh, iya kenapa kau gak bareng Argantara ajah".
"Noh kan temen eloh ajah, nyuruh balik bareng". Jawab Argantara dengan senang.
"Ogah, mending nunggu angkot atau engga jalan dari pada sama eloh?".
"Nunggu lama jalan lama, mana panas lagi. Mending bareng".
"Ogah?".
"Bener nih kagak mau?".
"Iya, ya bawel. Kita pulang bareng, puas? Senang?".
"Thank you, Revatalia yang cantik".

ARGANTAREVA (ARGANTARA & REVANATALIA) End Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang