Prolog

37 7 1
                                    

1984-2024Dream

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

1984-2024
Dream

2023

Suasana sore hari yang mendung dan gelap. Pemuda berkulit seputih susu berjalan menuju rumahnya sambil menenteng tas gitarnya. Suram. Itulah yang ia rasakan sedari tadi.

Dirinya yang habis pulang dari les melangkah masuk kedalam dan melihat keluarga yang sekarang tengah duduk dimeja makan.

"Jihoon? Sudah pulang?"

Min Jihoon menganggukkan kepalanya dan berjalan kearah mereka. "Nee".

"Cepat kesini dan makan"Ucap seorang wanita tua yang adalah ibunya Jihoon.

Jihoon kembali mengangguk hendak berjalan kekamarnya untuk mengangganti pakaian, dirinya diberhentikan oleh tatapan ayahnya yang seolah menahan marah padanya.

"Kau masih memainkan benda itu?" Tanya ayahnya membuat Jihoon terdiam sambil mengepalkan tangannya kuat.

BRAKK

Suara bantingan sumpit yang ditimbulkan oleh ayahnya membuat kedua orang disana menatap khawatir pada ayah dan anak itu.

"Appa"

"Yeobo"

Sang ayah mengabaikan panggilan dari anak pertamanya dan sang istri, ia berdiri dan berjalan kearah Jihoon dengan tatapan mata yang masih sama.

Sang ayah merebut tas yang sedari tadi Jihoon gandeng dan mengeluarkan gitar milik anaknya, tanpa berbasa-basi lagi ia banting gitar itu kelantai sampai gitar itu hancur.

"Apa yang kau lakukan appa!"

Sepertinya sang ayah sadar apa yang ia lakukan, lantas ia langsung menatap kearah mata yang sama persis seperti miliknya dengan perasaan bersalah.

"J-jihoon" ucapnya terbata-bata, hendak menyentuh lengan Jihoon tapi dia lebih dulu pergi dari sana.

Sang ibu terus memanggil-manggil nama anaknya tapi hanya mendapatkan respon pintu yang dibanting keras.

Ia menatap nanar pada pintu itu lalu segara menghampiri suaminya untuk menenangkan emosinya.

-+-

Jihoon berjalan tak tentu arah sambil batinnya yang tengah bergulat. Bibirnya menggigil karna angin malam yang dingin. Langkahnya berhenti di persimpangan lampu merah, sambil menunggu waktu untuk menyebrang ia gunakan untuk berpikir. Kemana aku harus pergi?

Ditengah-tengah lamunannya ia mendengar suara klakson mobil berserta suara teriakan orang yang ada disana. Ternyata ada sebuah mobil yang melaju kencang dari arah barat ketimur.

Jihoon tak sengaja melihat seorang anak kecil yang tengah kebingungan karna orang-orang yang sedang kacau tanpa menyadari mobil itu tengah mengarah padanya.

Hati Jihoon gelisah melihatnya, dengan nyali kuat Jihoon berlari kearah anak Itu dan mendorongnya dari sana, membuat dirinya yang tertabrak.

Tubuh Jihoon terpental jauh, ia merasa tulang-tulangnya remuk semua. Tubuhnya dibanjiri darah, dengan sisa kesadarannya Jihoon mengucapkan maaf untuk ibunya dan kakaknya, terakhir untuk ayahnya.

Sebelum kegelapan menyelimutinya ia tak sengaja melihat seseorang berpakaian seperti pesulap? Atau apalah, terakhir ia melihat kearah langit yang terdapat bulan disana, tapi entah kenapa bulan itu terlihat sangat indah menurutnya.

──ׁ───

Siap ketemu papa dan mama muda?
Vote sama komen dulu bos

1984-2024 DREAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang