Seiring matahari terbenam dan langit malam mulai menyelimuti dunia paralel, Atreya merasa getaran eksitasi dan ketidakpastian. Di hadapannya terbentang pintu portal misterius yang konon akan membawanya ke wilayah yang belum dijelajahi. Ignis dan Phyra berdiri di sampingnya, mata mereka penuh semangat.
Tunggu? Dunia Paralel? Iya kalian tidak salah. Aku, Ignis, dan Phyra sudah mengetahui ini sejak "terpilih". Itu dikisahkan oleh tetua "kelompok latihan kami". Beliau juga yang membimbing kami sampai sejauh ini dan kali ini kami baru diberikan izin untuk menjelajahinya setelah melewati berbagai tes.
Oh iya demi kebaikan bersama mulai saat ini kata ganti "aku" akan berubah menjadi namaku "Atreya" saja ya, hehe. Jadi lebih mudah untuk mengimajinasikannya.
"Apakah kalian siap?" tanya Atreya, matanya berkilat menahan antusiasme.
Dengan anggukan tegas, Ignis dan Phyra siap memasuki dunia baru yang menunggu di balik pintu portal. Atreya menggenggam batang tongkatnya, simbol kekuatannya, sementara Ignis menyesuaikan sarung pedangnya dan Phyra menyiapkan busurnya.
Pintu portal terbuka perlahan, menyinari malam dengan cahaya yang memikat. Atreya melangkah maju, diikuti oleh Ignis dan Phyra. Begitu mereka melangkah melewati ambang pintu, atmosfer berubah. Udara terasa lebih segar, dan bau keajaiban melanda indera mereka.
Mereka tiba di Aetheria, suatu tempat yang asing dan menakjubkan. Pepohonan bercahaya, bunga-bunga berwarna aneh, dan sungai-sungai berair kristal. Ini adalah wilayah yang belum dijelajahi, penuh dengan kehidupan dan misteri. Atreya melihat sekelilingnya, merasakan energi yang berbeda dari mana yang pernah ia alami sebelumnya.
"Petualangan baru dimulai," ucap Atreya dengan senyum penuh keyakinan. Mereka melanjutkan perjalanan di dalam Aetheria, menghadapi tantangan dan kejutan baru yang menunggu di setiap belokan.
Namun, tak lama setelah mereka menjelajah lebih dalam, tanah Aetheria mengguncang. Dari semak-semak dan bayangan malam, muncullah beast yang menakutkan. Sebuah makhluk besar, setinggi dua orang dewasa, dengan sayap yang meluas dan gigi tajam seperti pedang.
Atreya, Ignis, dan Phyra segera siap berhadapan dengan beast ini. Beast itu memiliki nama: Aetherian Drakon. Drakon adalah pemangsa yang kuat di Aetheria, memiliki sisik yang bersinar dan dapat menyemburkan api biru.
Drakon mengeluarkan raungan menggema dan bersiap untuk menyerang. Atreya mempersiapkan kekuatannya, sedangkan Ignis dan Phyra mengatur strategi. Aetherian Drakon kemudian meluncur ke arah mereka dengan kecepatan yang mengejutkan.
Tantangan ini menjadi ujian pertama Atreya di dalam Aetheria. Dengan kekuatan api, ia berusaha mengendalikan situasi, sementara Ignis dan Phyra berkolaborasi untuk menemukan celah dalam pertahanan Drakon. Pertempuran sengit pun dimulai, memasuki babak baru dari petualangan mereka di dunia Aetheria yang belum terjamah.
Pertarungan dimulai dalam kekacauan. Sayap Drakon menghentak udara, menghasilkan gelombang kejut yang membuat Atreya, Ignis, dan Phyra bergoyang. Drakon berputar-putar, membuat serangan api biru yang meluncur ke arah mereka. Atreya berusaha mengendalikan api, mencoba membelokkan serangan tersebut, sementara Ignis dan Phyra berusaha mengelak.
"Dia kuat!" seru Ignis, sambil menghindari pukulan ekor Drakon.
"Aku belum pernah melihat sesuatu sekuat ini sebelumnya!" tambah Phyra, membidik panahnya ke arah mata Drakon.
Drakon terus menyerang tanpa henti, membuat Atreya dan teman-temannya terdesak. Sisik bersinar Drakon menyulitkan mereka untuk menemukan celah dalam pertahanannya. Api biru menyala-nyala, mengancam untuk melahap mereka setiap kali Drakon mengeluarkan nafasnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta di Antara Bintang
FantasyDalam "Cinta di Antara Bintang: Petualangan di Dunia Paralel," kita akan memasuki sebuah realitas ajaib yang tersembunyi di antara bintang-bintang. Ketika portal misterius membuka jalan ke dunia paralel, tiga sahabat-satu dari dunia kita dan dua dar...