7. Mansion Di Tengah Hutan

279 12 0
                                    

Jika saja pemandangan yang terpampang sekarang di depan mata tidak senyata ini, mungkin Trixie akan mengira semuanya hanyalah bagian dari imajinasinya belaka.

Karena rasanya apa yang ia lihat saat ini terlalu mengerikan, dramatis sekaligus mencengangkan.

Trixie merasa seperti tengah terjebak di dalam sebuah fim action yang penuh dengan ketegangan!

Bagaimana tidak?

Seberapa besar kemungkinan yang terjadi dalam hidupmu, ketika melihat sebuah bandul bola besi raksasa yang biasa digunakan sebagai penghancur gedung tiba-tiba saja datang dan menghantam sisi bangunan tempatmu sekarang berada!

Gemetar antara percaya dan tak percaya, itulah yang dirasakan Trixie saat ini saat menatap lubang besar yang menganga di depannya.

Entah kemana perginya meja kerja, kursi, rak buku serta beberapa perabot yang semula mengisi ruangan Aiden.

Manik biru safirnya pun kemudian tertuju kepada lukisan The Mistress karya Aunty Renata yang menjadi barang lelang.

Rupanya berantakan sekali. Lukisan itu tak berwujud dan hancur terbelah.

Trixie mengira lukisan itu terkena imbas serangan bandul besi raksasa, sama sekali tidak menyangka jika Aiden-lah yang sengaja merusaknya untuk menemukan benda aneh yang ia cari dari dalam piguranya.

"TRIXIE!"

Suara teriakan keras Aiden yang membahana dan guncangan pelan di lengannya membuat Trixie tersadar dari lamunan. Seketika manik biru safirnya menatap ke arah lelaki bersurai coklat gelap sewarna matanya itu.

Aiden membalas tatapan wanita itu dengan sorot cemas. Trixie tidak akan pingsan lagi seperti sebelumnya, kan? Semoga saja tidak.

Lelaki itu mengutarakan seribu makian dalam hati, mengutuk serangan musuh yang sangat tiba-tiba dan di waktu yang sangat tidak tepat!

Sial. Kalau dipikir-pikir, ini adalah serangan yang kedua setelah di yayasan amal Choose Love milik Trixie tadi siang.

Aaargh!! Kenapa selalu saja ada Trixie Bradwell setiap kali serangan itu datang?

"Kita harus segera keluar dari sini," putus Aiden kemudian, setelah beberapa detik memastikan bahwa wanita ini tidak akan pingsan.

Ia meraih jemari lentik Trixie dan menggenggamnya erat, menarik wanita itu menuju ke arah pintu keluar.

"Mr. Miller!" Wilson yang ternyata sejak tadi berusaha membuka pintu ruangan atasannya yang terkunci, telah berdiri di depan pintu dengan sorot cemas.

"Segera kosongkan gedung ini," tItah Aiden tegas kepada lelaki paruh baya itu. "Dan aktifkan siaga satu. Pastikan keselamatan semua karyawan dan data penting perusahaan sebagai prioritas utama."

Setelah selesai memberikan sederet perintah kepada ajudannya itu, Aiden menatap Trixie yang telah didekati oleh temannya yang bernama Lena. Aiden ingat karena wanita bersurai hitam ikal itulah yang ia temui di yayasan Choose Love sebelumnya.

"Magdalena," panggil Aiden tiba-tiba, membuat Lena dan Trixie terkejut karena Aiden ternyata telah mengetahui nama lengkap Lena.

"Bawa Trixie sejauh mungkin dari sini. Jangan khawatir, aku akan menugaskan beberapa pengawal untuk menjaga keselamatan kalian."

Aiden mengalihkan tatapannya dan memberikan kode kepada tiga orang lelaki berbadan besar yang bersiap di belakang Wilson, yang dibalas dengan anggukan penuh kepatuhan oleh mereka.

Aiden pun kemudian kembali menatap Trixie lekat. Wanita ini masih mengenakan jas miliknya karena Aiden yang sengaja memberikannya, sebagai bentuk dari tanggung jawabnya karena membuat baju Trixie koyak menjadi dua.

The Mafia BillionaireTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang