Happy ReadingYujeong memberitahu pada Jangsoo jika mereka akan mengajak Gyuri bergabung bersama saat menjalankan tugas. Dan karena mereka tidak memiliki senapan lebih untuk Gyuri, Jangsoo pun menyarankan agar Gyuri terus berada di regu pencari. Mereka juga berpikir jika Gyuri tidak bisa menggunakan senapan karena tidak pernah latihan sebelumnya.
Dan pagi ini, gadis itu berdiri berbaris bersama mereka tanpa memegang senapan seperti yang lain.
"Sekarang kau berada di regu pencari, dan seterusnya"
Ucap lelaki bernama Jangsoo itu membuat Gyuri mengangguk mengerti.
Ilha menatapnya di barisan belakang "Sayang sekali" Gumamnya, karena dia berada di regu penyerbu.
"Hana mana?" Tanya Yujeong.
Joonhee menghela nafas malas "Pasti sakit lagi" Tebaknya.
Deokjoong mengangkat tangan "Apa aku harus memanggilnya?"
Jangsoo menggeleng "Tidak perlu"
Di samping gadis itu, Soocheol terus mengawasinya.
Dan mereka semua pun mulai pergi. Sekarang regu pencari akan bepergian di sebuah komplek perumahan yang lumayan jauh dari tempat mereka.
Gyuri diam mendengar pembicaraan mereka mengenai perumahan yang akan mereka jara. Apakah obatnya berada di sana? Dia membuang nafas pelan sambil memegang dadanya, semoga dia melewati apotek atau rumah sakit untuk mencari obatnya.
Di belakangnya, lelaki itu terus menatapnya.
Sesampainya mereka di komplek perumahan yang bisa di bilang cukup luas dan mewah, mereka pun mulai berpencar mencari sesuatu yang bisa digunakan setelah arahan dari Chiyeol karena tidak melihat adanya bola-bola ungu melalui alat pendeteksi di tangannya.
"Gyuri ayo" Ajak Soonyi dan memegang tangannya.
Kedua gadis itu berjalan masuk ke dalam rumah dengan Soocheol di belakang mereka.
"Kau sisir bagian sana" Ucap Soonyi, dan menatap ke arah Soocheol karena dipikirnya hanya mereka berdua di bagian sini.
Gyuri ikut menatap Soocheol.
"Aku akan bersamanya" Ucap lelaki itu pada Soonyi.
Gadis berambut pendek itu pun mengangguk dan duluan pergi.
Setelah perginya Soonyi, gadis itu dibuat canggung bersama laki-laki ini karena insiden kemarin. Di mana melihat respon laki-laki ini kemarin, sepertinya dia tau jika CSAT memang di batalkan.
"Kau belum menjawab pertanyaanku kemarin"
Laki-laki itu akhirnya bersuara.
"Maaf, aku tidak ingin membahasnya" Ucap Gyuri dan akan pergi namun langkahnya terhenti begitu Soocheol menghalangi jalannya.
"Apa kau memberitahu anak-anak yang lain tentang batalnya ujian CSAT?"
Gadis itu mengernyitkan kening "Mereka tidak tau?"
Soocheol menghela nafas, bukannya menjawab pertanyaannya gadis ini malah balik bertanya.
"Aku merusak protofon karena tidak ingin anak-anak yang lain tau tentang batalnya CSAT"
"Apa?! Di batalkan!!"
"Aku ingin pulang!! Percuma kita berada di sini!!"
"Susah paya... Agkh shibal rasanya aku ingin mati saja!!"
"Bagaimana bisa mereka tetap menyuruh kita membasmi monster itu!!!"
"Kau dengar aku?"
Gyuri tersadar dan menatap ke arahnya. Suara-suara itu kembali terdengar di telinganya, membuatnya menghembus nafas pelan sambil memegang dadanya.
Gadis itu menundukkan wajahnya "Aku juga tidak berniat memberitahu mereka" Lirihnya pelan, dengan matanya mulai berair.
"Bagus kalau begitu" Ucap Soocheol dan kemudian pergi.
Butiran bening baru saja jatuh, gadis itu kembali terisak ketika mengingat kejadian mengerikan itu.
.
.
.Dia tidak menemukan Inhaler. Gadis itu berjalan dengan nafas mulai memburu. Dia kelelahan, berhenti sejenak membiarkan mereka mendahuluinya. Gyuri memegang kedua lututnya sambil bernafas dengan perlahan, lalu menoleh saat seseorang mengambil tas ransel yang sedang dia pakai.
"Terima kasih" Ucapnya.
"Kalau tidak mampu kenapa memaksa ikut"
"Hah?" Gyuri menegakkan tubuhnya dan menatap lelaki itu bingung.
Soocheol menghela nafas menatap gadis ini.
"Besok-besok tidak perlu ikut bersama kami, biar aku yang mencari obatmu, karena kau hanya akan membebani kami jika penyakitmu kembali kambuh"
"Teman-teman, ayo!!" Panggil Chiyeol membuat keduanya menoleh.
Soocheol pun berjalan mendahuluinya.
Dia menjadi beban? Gyuri menatap punggung lelaki itu sedih. Sepertinya dia tidak akan berguna bersama mereka, sama sepertinya dahulu yang hanya membebani teman-temannya.
Gadis itu meringis pelan begitu dadanya kembali berdenyut.
• D A S •
Gyuri diam menatap mereka semua. Melihat senyuman dan suara tawa mereka, membuatnya diam-diam ikut bahagia. Bagaimana jika mereka tau tentang batalnya CSAT? Apa respon mereka sama seperti temannya dahulu? Gyuri hanya tidak ingin, kejadian dulu kembali terulang sekarang.
"Gyuri sini!!" Panggil Hana.
Gadis itu terkejut begitu seseorang tiba-tiba merangkul pundaknya.
"Jangan hanya diam menyendiri, mereka semua menyenangkan kok" Ucap Ilha, dan membawa gadis itu bermain bersama mereka.
Perlahan senyuman Gyuri kembali terlepas sama seperti dulu, melihat kekonyolan mereka dan tertawa bersama-sama.
"Jangan lakukan itu!!!" Teriak Soonyi kesal lalu mengejar Haerak.
Hana dan Joonhee berteriak histeris ketika mereka berdua menang taruhan dari Taeman dan Ilha. Membuat kedua gadis itu dengan cepat menaiki punggung kedua laki-laki itu dan berlari memutar sebanyak 10 kali.
Gyuri tidak ada hentinya tersenyum melihat mereka, tanpa sadar jika Soocheol sedari tadi menatapnya.
"Jangan menatapnya seperti itu"
Soocheol menoleh ke samping.
"Nanti jatuh cinta baru tau" Lanjut gadis berkacamata itu.
"Banjang"
"Apa?"
"Gyuri memiliki penyakit asma, dia tidak bisa selalu ikut bersama kita, dan juga gadis itu tidak memiliki Inhaler"
Yujeong terlihat terkejut "Benarkah? Ya ampun dia tidak memberitahuku sebelumnya"
Gadis berkacamata itu ikut menatap ke arah Gyuri.
-To Be Continued..
KAMU SEDANG MEMBACA
DAS : Escapism
RandomGadis itu terdiam menatap tubuh teman-temannya yang terbaring berlumuran darah. Tubuhnya bergetar, lalu melihat tangannya yang dipenuhi kentalnya cairan pekat berbau amis. "Maaf, maafkan aku" ©Meiihyeanna2024