Happy ReadingMalam ini, suasana sekitarnya terasa sangat berbeda, di mana biasa terdengar teriakan dan tawa teman-teman, kini menjadi sunyi dengan hawa yang menjadi dingin.
Gyuri berjalan menuju kamar, namun dia berhenti sejenak, karena merasa tidak enak dengan teman-teman yang lain.
Andai saja mereka tidak menemukan kertas itu di sakunya, atau dia tidak memungut kertas suara itu, apa mungkin semuanya tetap berjalan seperti biasa? Tapi, mereka yang tinggal tetap tahu mengenai rusaknya protofon yang mana itu adalah ulah seseorang, karena anak-anak dari sekolah lain yang memberitahu mereka.
Gyuri mengangkat wajahnya saat Soyeon, Soonyi, dan Bora menghampirinya.
Gadis cantik itu menatapnya dengan tajam "Dari mana kau mempelajari menggunakan senapan?" Tanya Soyeon.
"Tidak mungkin kau menggunakan senapan tanpa mempelajarinya dulu" Bora mendekatinya membuatnya mundur beberapa langkah "Dari awal aku melihatmu memang mencurigakan. Kau, sebenarnya siapa?"
Gadis itu menundukkan kepalanya, mereka bertiga terus menatapnya, membuat hawa yang tadinya dingin berubah menjadi panas.
"Kau juga tadi belum menjawab pertanyaanku, kenapa kertas suara bisa bersamamu? Apa kau juga salah satu dari mereka?!"
"Tunggu, teman-teman"
Gyuri mencoba menenangkan mereka.
"Sejak kapan aku temanmu?" Kalimat Bora mampu membuatnya terdiam membisu.
"Yak! Jawab pertanyaanku!?" Soonyi meninggikan suaranya.
Gyuri tidak berani menatap mata mereka, gadis itu terus menundukkan wajahnya sambil memegang dadanya yang berdegup kencang.
"Apa yang kalian lakukan?"
Ketiga gadis itu menoleh ke samping saat Youngshin datang.
"Dia belum menjawab pertanyaanku, aku hanya ingin mendengar jawaban darinya" Ucap Soonyi.
"Dia pasukan cadangan seperti kita, aku penasaran kenapa dia membohongi kita selama ini" Ucap Bora yakin "Yak! Kau dari peleton mana?"
Lelaki berkacamata itu segera berdiri di depan Gyuri membuat ketiga gadis itu mundur beberapa langkah.
"Sudahlah! Kalian membuatnya tidak nyaman. Sebaiknya kalian istirahat, besok perjalanan kita cukup jauh" Ucap Youngshin.
Soyeon kemudian pergi sebelum melempar tatapan tajam ke mereka berdua, diikuti Soonyi dan juga Bora.
Gyuri yang tadinya menundukkan wajahnya, memberanikan diri mengangkat wajahnya menatap punggung Youngshin.
"Makasih–" Youngshin langsung pergi sebelum mendengar ucapannya, membuatnya kembali menundukkan kepalanya dengan matanya yang mulai berair.
• D A S •
Pagi ini, mereka mulai bersiap-siap menuju Seoul, mempersiapkan bekal dan barang bawaan mereka. Semuanya saling diam tanpa diselimuti tawa dan suara yang selalu terdengar.
Gyuri diam memperhatikan semua orang yang sedang sibuk dengan barang bawaan masing-masing. Melihat Soonyi kesusahan mengambil sesuatu di atas lemari, membuatnya berinisiatif membantu gadis itu, namun saat mencoba membantunya Soonyi langsung meninggalkannya.
Gadis itu kembali menundukkan wajahnya.
"Gyuri"
Gyuri menoleh.
"Ayo keluar, semuanya sedang berkumpul" Ucap Aesol tanpa menatap mata Gyuri.
Gadis berambut pendek itu langsung pergi meninggalkannya.
Setelah semua orang berkumpul di depan, mereka pun mulai berjalan menuju Seoul, tanpa mendengar kalimat yang sering dikatakan Yujeong sebelum mereka keluar meninggalkan tempat ini. Semua orang benar-benar diam sepanjang perjalananan, tidak ada percakapan di antara mereka semua.
Yujeong, Ilha, Socheol, dan Jangsoo berada di barisan paling belakang.
Yujeong menahan tangisnya ketika mengingat tatapan yang diberikan teman-temannya untuknya, semuanya benar-benar berantakan, apa yang mereka lakukan selama ini benar-benar hancur karena keegoisan mereka berempat. Dia mengkhawatirkan keselamatan mereka, dia hanya ingin mereka semua aman, apakah itu sikap egois sampai membuat mereka kecewa?
Setelah memakan waktu cukup jauh menempuh perjalananan, mereka semua kemudian beristirahat di sebuah tokoh setelah memastikan tidak ada bola ungu di area ini.
Anak-anak mulai makan dengan tenang, mengurus sendiri perbekalan mereka tanpa peduli dengan orang-orang yang belum kebagian makanan.
Tadi sebelum mereka pergi, tidak ada yang mendengar Yujeong saat gadis itu menegur mereka yang mengambil makanan lebih tanpa mengingat teman-teman yang lain. Gadis itu benar-benar tidak dihargai sebagai ketua kelas sekaligus pemimpin mereka.
Di pojok, Gyuri diam tanpa makanan di depannya. Saat mencoba menyiapkan bekal untuk dirinya sendiri, Gyuri tidak kebagian apapun selain air minum.
Gadis itu menoleh saat Ilha duduk di sampingnya dan memberinya makanan.
"Ayo makan bersama" Ujar lelaki itu.
Dilihatnya satu kaleng tuna untuk mereka berdua.
"Kau hanya memiliki ini?"
Lelaki itu menoleh "Dimakan saja, setidaknya perut kita terisi sebelum kembali berjalan"
"Maksudku makananmu hanya sedikit seperti ini, kenapa membaginya ke aku sedangkan–
Kalimat Gyuri terhenti begitu Ilha berhasil menyuapinya.
"Tidak usah banyak bicara"
Lelaki itu kembali mengunyah makanan setelah berhasil membuatnya diam.
Di belakang mereka, ada Soocheol memegang dua roti yang tadinya ingin dia berikan kepada Gyuri.
-To Be Continued..
KAMU SEDANG MEMBACA
DAS : Escapism
РазноеGadis itu terdiam menatap tubuh teman-temannya yang terbaring berlumuran darah. Tubuhnya bergetar, lalu melihat tangannya yang dipenuhi kentalnya cairan pekat berbau amis. "Maaf, maafkan aku" ©Meiihyeanna2024