Siang hari, mentari dengan gagahnya mempertunjukkan kelebihannya, membuat setiap mahkluk hidup yang melihat kelebihannya, kering dalam warna kuning ke-oranye-annya.
Televisi menyala, laptop yang mengeluarkan bunyi bersumber dari sebuah game yang sedang berjalan namun terus 'Game Over' karena tidak ada tangan yang memainkannya, ponsel yang sedang bernyanyi (maksudnya pemutar musiknya sedang memutarkan sebuah lagu) namun entahlah lagu apa, dan sesosok gadis berambut pendek yang sedang mengupil diruang tamu, horror, bukan, ini bukanlah FF horror, namun lebih bisa disebut dengan 'Crazy and Whatever'.
Hingga akhirnya, semua kekacauan itu berhasil terpecahkan oleh suara yang bersumber dari pintu masuk.
Tok.. tok.. tok.. tok..
"Bang!!!, bukain tuh pintu", teriak Ken, masih dengan malasnya. Tidak ada sahutan dari kakaknya itu.
"Issh! Kenapa dia tak mendengarku?seharusnya dia yang harus pergi ke THT, arghh!!", omel Ken dengan nada marah bercampur suntuk, matanya kini sudah mulai menyerupai panda, beruntungnya tidak dengan badannya.
Suara pintu itu semakin keras, membuat Ken sangat kesal, dan yang paling mengesalkan kakaknya juga belum terlihat. Akhirnya, dengan langkah gontai bercampur malas, Ken menuju pintu lalu membukakan pintu.
Dan.....
"Niall??", teriak Ken, namun dengan cepat seseorang menimpalinya sebuah kalimat panjang-lebar.
"Kenapa kau membukakan pintunya lama sekali, Ken?, membuatku kering seketika. Apa kau setelah ini mau diwawancarai wartawan karena kau telah membiarkan seorang artis berdiam diri didepan sebuah pintu dengan tuan rumah yang harus pergi ke THT, hah??", sambar Harry dan selalu saja membuat telinga Ken mengeluarkan asap.
"Sayangnya tuan rumah itu kau, Hazza", jawab Ken, ia melupakan sekarang ini Niall ada didepannya, dengan cepat Ken merapikan rambutnya yang tidak membentuk.
Harry menerobos pintu masuk tanpa berkata apapun pada Ken, membuat Ken ingin menyambar rambut ikal Harry, beruntung ia langsung mengurungkan niatnya tersebut karena ada Niall.
Dan oh apa yang terjadi?, Ken melupakan bahwa kini ruang tamu sedang dalam keadaan 'Emergency', itu sebuah lelucon yang tidak masuk kedaftar baik jika Niall menyaksikan ruang tamunya sekarang.
"KEEEENNN!!!", suara teriakan Harry membuat lamunan Ken terpecahkan. Sudah bisa diduganya, kakaknya itu pasti akan menimpalinya bermacam-macam nasehat ditambah dengan berjenis-jenis teriakan, dan jika ada seseorang yang mengetik semua perkataan kakaknya itu, mungkin teksnya akan berlembar-lembar, atau bahkan mungkin, tak terhingga *penulis yang konyol*.
"Bersihkan saja sendiri, tadi ada singa eh maksudku kucing berkunjung kerumah dan kucing itu yang membuat ruang tamu seperti itu", bohong Ken, alasan yang sangat tidak logis.
Ken masuk kedalam kamarnya, sebenarnya ia ingin sekai menemui Niall, tapi ia tak ingin menemui saudara kandungnya itu.
Dibalik sifat anehnya itu, Ken menyimpan sebuah rasa yang sangat dalam untuk pemuda bermata biru itu, namun Ken tak tahu bagaimana mengungkapkan semuanya. Alangkah bahagianya jika Ken bisa berjalan beriringan sambil berpegangan tangan dikampus bersama Niall, melakukan semua hal bersama, dan berbagi semua cerita harian yang menggunung, semoga suatu hari nanti semua bisa berjalan sebagaimana yang diharapkannya, pikir Ken.
"Ken!!", teriakan itu menerobos dunia imajinasi Ken, selalu saja begitu, Ken menggerutu dalam hati. Ia berjalan seperti siput.
"Ada apa?", tanya Ken, namun suaranya terdengar indah, itu sangat menggoda karena terdapat Niall disana.
"Tolong temani Niall sebentar, aku akan membeli buku diperpustakaan, jangan kau nakali Niall, oke??", canda Harry menciptakan senyuman dibibir Niall. Ken mengangguk kasar.
KAMU SEDANG MEMBACA
STAY
FanfictionSeorang gadis berambut pendek dengan warna kombinasi hitam dan cokelat, mengenakan celana pendek dengan t-shirt berwarna hitam bercampur putih hingga menghasilkan warna layaknya tubuh zebra. Mungkin sekarang gadis itu sudah memencet tombol remote ny...