01¹

159 16 4
                                    

Chapter 1 is complicated..
Now you are reading :
'Dead Case?'

.
.

Whushh.
Kini aku berada di kamarku, itu mimpi? Seperti nyata.. Bahkan pintunya terbuka.

(y/n) Pov end*

...

Tuk. Tuk. Tuk.
Kini Y/n berada di ruangannya.. Ia terlihat kesepian, memandang keluar.. 'Sepertinya.. Salju tidak terlalu buruk..' Batinnya

Jendela yang terbuka menampilkan musim salju yang sangat dingin, bahkan sepertinya nanti akan terjadi badai salju nanti malam. Ia sangat menginginkan untuk bermain ke luar saat musim seperti ini.

Ciiit...
Sepertinya pintunya terbuka lagi.. Angin kencang berhembus pepohonan yang sudah dilapisi salju yang turun. 'Mungkin jika aku terjebak di sana tidak ada yang bisa menolongku'. Gadis itu menghembuskan nafasnya pelan lalu berbalik arah

...

Badai salju turun bahkan suaranya bergema disekitar ruangan(-menara-) itu, terlihat gadis bersurai putih menatap keluar jendela dengan sedih

'Jika punya keluarga.. Apakah enak jika meminum teh hangat saat cuaca seperti ini..?' Batinnya menarik selimut lalu menutupi pandangannya..

Badan gadis itu seolah-olah bergetar hebat akibat dari cuaca, menyipitkan matanya dan pandangannya mulai memburam. Dengan lantai yang dingin dan ruangan yang gelap..

Tuk tuk.
'Apa di sana ada orang?' Batin gadis itu sebelum akhirnya menutup matanya.

...

Crass..
Terlihat seorang gadis kecil terbaring di salah satu kasur dan seseorang yang memakai jubah didekatnya, kain putih terletak di dahi gadis tersebut.

Gadis itu terbangun lalu menatap ruangan yang tampak asing baginya, menyipitkan matanya dan melihat seseorang bersurai putih dengan manik mata merah pucat.

"Bagaimana keadaanmu?" Ucap pria itu sembari memegang piring

(y/n) pov*

"Bagaimana keadaanmu?" Ah, dia bertanya kepadaku..?

"Setidaknya makanlah sedikit" Lanjutnya kembali bahkan sebelum aku menjawab pertanyaannya

Kini.. Aku tak lagi berada di tower yang gelap dan dingin. Namun, di rumah sederhana dan hangat.. Aku tak ingin kembali kesana.

...

Kini, badai salju sudah reda dan mungkin beberapa hari ke depan musim salju akan segera berakhir.. Aku menatap pria yang telah membawaku pergi dari 'penjara' itu.

"..dimana?" Hanya sepatah kata yang ku ucapkan, dan sepertinya ia mengerti.

"Kau sekarang berada di rumahku, setelah musim salju berakhir aku akan antar kau menuju olvia" Ucap pria itu Olvia? Aku pernah dengar itu.. Calvin pernah mengatakan tentang 'Rencana' entah apa itu

"Dan siapa tau akan ada yang mengadopsi dirimu nanti di sana" Ucap pria itu kembali setelah jeda beberapa detik..

Aku mulai menatap langit yang kembali mengantarkan salju turun ke tanah-tanah dan bunga- bunga yang akan layu dan tertutup salju.. Olvia, keluarga, Rumah.. Sebaiknya aku beristirahat

...

Beberapa hari ini aku sudah mulai akrab dengannya, salju sudah mulai menghilang dan tanaman yang hampir layu subur kembali..

"Kak Rey, Olvia itu sebenarnya tempat seperti apa? Apakah di sana orang-orang nya baik seperti Rey?" Aku tak tau alasanku menanyakan seperti itu.. Tetapi-

"Tidak usah khawatir.. Orang- orang di sana ramah dan baik kok" Ucap pria yang bernama Rey

"Apa Rey ingin menjual (y/n)?" Ucapku yang membuat Rey serentak seperti terkejut

"B-bukan begitu.. Aduh.. " ucap Rey pasrah dengan (jalur pikiran) ku

Rey pov*

"Apa Rey ingin menjual (y/n)?" Gadis itu bilang apa!? Terus kenapa wajahnya harus seperti itu sih..

"B-bukan begitu.. Aduh.. " aku sangat tidak faham dengan gadis ini.. Bukannya umurnya seharusnya 16 tahun kenapa seperti bocah 14 tahun sih..

...

(y/n) pov*

Kini.. Aku memakai jubah abu- abu dengan sedikit warna ungu, dan berjalan menuju Olvia. Setelah sampai.. Aku kagum disini banyak Orang berjualan dan Kastil besar!

"Ke Marilah jangan sampai tersesat" ucap Rey sembari mengulurkan tangannya

'Apa kalian tau Raja GM melarang kita untuk keluar saat malam hari loh' ucap seseorang yang terdengar olehku.

"Begitu ya..? Sepertinya kita datang di waktu yang salah, (y/n) kau tunggu disini aku akan menemui Raja supaya mengizinkan kita untuk tinggal disini sementara" ucap Rey, Aku hanya mengangguk dan menatapnya pergi kearah kastil besar itu..

Selang beberapa menit ia tak kunjung kembali, Aku menoleh ke sembarang arah mataku menangkap seseorang dengan surai ungu dan berjubah putih.

Hendak aku menuju pemuda itu namaku terpanggil dan aku menoleh, ternyata Rey sudah kembali? Aku berlari kearahnya.

"(y/n) sedang apa kau di sana?" Ucap Rey yang membuatku menoleh sebentar ke arah pemuda tadi..

Ah.. Mungkin hanya halusinasiku saja, tapi sepertinya.. Aku mengenal pemuda itu. Tetapi, Aku tidak mengingatnya..

"Sudahlah.. Apa kau berhalusinasi? Ikuti Aku besok mungkin kau akan bertemu dengan raja disini" ucap Rey lalu Aku mengangguk dan mulai mengikutinya.

'Siapa orang itu?'
'Apakah aku benar-benar berhalusinasi?'
Banyak pertanyaan muncul di kepalaku, dan menumpuk di benak pikiranku..

Bruk.!
Aku melihat seseorang lewat hampir saja menabrak ku, seorang pria berjubah dengan surai hitam dan manik mata merah.. Apakah itu halusinasi!? Jelas- jelas Aku menyentuhnya.

"(y/n) apa kau baik- baik saja?" Ucap Rey membuyarkan lamunanku

"Ada apa kak Rey? Eh.. Tidak cuman mikirin sesuatu kok!" Ucapku

Kita, tiba di sebuah rumah yang layak tinggal dan beristirahat untuk malam ini.

...

Rey Pov*

Entah mengapa gua dan anak ini sudah mulai dekat, dan gua harus melepaskannya lalu entah mengapa itu berat. Alur luar di dunia ini mungkin terlihat baik -baik saja namun, alur dalamnya hancur hanya karena anak ini.

Hah.. Jika dilihat -lihat bukankah ia tampak lemah? Di dunia ini seolah-olah ada seribu misteri yang harus diselesaikan. Dan anak ini.. Melemah

Rey pov end*

MELEMAH? MAKSUDNYA..?
TO BE CONTINUE..
CHAPTER 1 ENDING

---------------------------------------------

CHAPTER 2
'DIBALIK MENTARI'
INCOMING..

𝐀𝐑𝐀𝐇 𝐂𝐀𝐇𝐀𝐘𝐀 || Viva Fantasy × F¡Readers || S2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang