9

59 6 1
                                    

BRAK

Gebrakan meja yang nyaring tersebut membuat Zia, Jeje, Rissa, serta kelima inti Black Horses kaget. Bukan hanya mereka, semua atensi Murid-murid yang berada di kantin pun teralihkan.

Zia menatap tajam ke arah orang yang dangan seenak jidat menggebrak meja yang sedang di duduki nya. "HEH TANTE-TANTE NYASAR, NGAPAIN LO GEBRAK-GEBRAK MEJA HAH?!."

Masih ingat dengan panggilan 'tante-tante nyasar'?

"Ya lo yang ngapain deket-deket sama ayang El?! Gue kan udah bilang El itu pacar gue jadi lo jangan kecentilan jadi cewe!." Ujar Mona dengan agak ngegas.

"Heh Ondel-Ondel! Lo tuh ya baru dateng bukan nya salam malah gebrak-gebrak meja, eh sekarang malah ngaku-ngaku pacar nya si El. Mana manggil ayang lagi." Semprot Rissa. Ia benar-benar kesal dengan Mona. Gara-gara Mona, acara makan nya tertunda.

"Ihh! Liat tuh ayang El! Temen nya Zia pada marahin aku semua. Kamu harus kasih mereka pelajaran!." Rengek Mona dengan bibir yang sedikit manyun, sangat persis seperti bebek. El yang mendengar itu merasa jijik Sendiri.

"Huekk, mau muntah gue." Jeje berlagak seperti ingin muntah setelah mendengar ucapan dari Mona.

"butuh kantong plastik?." Tanya Gean dengan polos. Jeje menggeplak pelan lengan Gean.

"Mona Regina yang cantik kaya badut mending pergi ya dari sini. Gue mau makan camilan gue, bukan makan cerocosan lo yang gak penting." Ucap Zia dengan senyum yang di paksakan.

Mona naik pitam mendengar ucapan Zia yang seolah meledek dirinya. Ia dengan gesit mengambil segelas es teh yang berada di depan Daffa dan menyiram nya ke Zia. Zia yang belum sempat menyingkir pun berakhir basah kuyup. Para sahabat Zia dan sahabat El juga terkejut dengan perilaku Mona barusan.

El yang melihat itu langsung berdiri dari duduk nya. Ia dengan segera melepas seragam milik nya dan hanya menyisakan kaos polos bewarna hitam. Seragam yang tadi dilepas nya di berikan kepada Zia agar tidak kedinginan. El menarik Zia agar sembunyi di belakang badan nya dan ya, alhasil Zia tak bisa melihat wajah Mona. El menatap orang di depan nya dengan tajam. Mona menegang melihat tatapan yang di berikan oleh El untuk nya.

"Alamak, mampus dah tuh Mona." Bisik Daffa pada Arkan.

"Salah si Mona sih. Ngapain pake bangunin singa yang lagi tidur." Balas Arkan dengan berbisik juga.

Keempat sahabat El, sahabat Zia, dan juga Murid-murid yang berada di kantin penasaran. Apa yang akan di lakukan El kepada Mona?

El mengambil gelas yang berisi jus mangga milik Gean dan memberikan nya kepada Mona. "Ambil."

Jika kalian kira El memberikan jus tersebut kepada Mona untuk di minum maka kalian salah besar. Belum sempat Mona mengambil jus di tangan El, El lebih dulu menyiram jus itu ke badan Mona. Seluruh penjuru kantin terkejut bahkan Zia pun sampai melongo melihat kejadian itu. Mona melebarkan mata nya ketika El menyiram kan jus mangga itu ke badan nya.

"Impas." Ucap El dengan santai.

Mona mendongak kan kepala nya dan memberanikan diri menatap El. "E-El, kok kamu siram aku?."

"Terus kenapa? Kan lo juga nyiram Zia." Ujar El sambil mengangkat satu alis nya.

Mona mengepal kan tangan nya. Ia kesal karena lagi dan lagi Zia yang di bela oleh El.

"KAMU KENAPA SIH KOK BELAIN ZIA TERUS?! YANG DISINI SUKA SAMA KAMU ITU AKU EL, BUKAN ZIA!." Teriak Mona.

"Apa gue peduli?." Tanya El dengan bersedekap dada.

ELZIA (Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang