ITSOP 1

856 54 3
                                    

Acara pernikahan Jeno dan Jaemin berjalan dengan lancar, mengalir seperti sungai yang tenang, penuh kebahagiaan dan harapan. Namun, kini saatnya mereka kembali ke mansion yang disediakan oleh orang tua Jaemin, tempat mereka akan mulai menjalani hidup sebagai pasangan yang terikat oleh janji dan kontrak.

Jaemin, dengan penuh pertimbangan, memilih untuk memisahkan kamar mereka. Jeno, yang mengerti dan menyetujui keputusan itu, tidak banyak bicara. Mereka berdua telah menandatangani kontrak pernikahan selama setahun, dan setelah itu, bebas. Tak ada ikatan yang melebihi batas waktu yang telah ditentukan.

Jeno, setelah seharian penuh dengan kegiatan, akhirnya berbaring lelah di tempat tidurnya. Dia memutuskan untuk mandi dan kemudian tertidur, membiarkan tubuhnya meresapi keheningan malam.

Sementara itu, Jaemin berada di apartemennya, bersama sang kekasih. Malam itu, kekasihnya marah, dan Jaemin, dengan segala cara, berusaha membujuknya untuk kembali tenang.

Pagi tiba, Jeno terbangun dengan cahaya lembut yang menyelinap masuk melalui jendela kamar. Ia membuka jendela, membiarkan sinar matahari menyentuh kulitnya, memberi kehangatan untuk memulai hari baru. Setelah mandi, Jeno keluar dan mencari sarapan. Ia berhenti di sebuah tempat makan favorit, memesan hidangan yang sudah sangat dikenal oleh lidahnya.

Sementara itu, Jaemin baru saja meninggalkan apartemen kekasihnya, yang masih terlihat kesal. "Sayang, aku harus ke kantor," ucap Jaemin lembut, berusaha mencairkan suasana.

"Iya, hati-hati ya, sayang," jawab kekasihnya dengan suara sedikit melunak.

"Iya, sayang. Daah," ucap Jaemin, melangkah pergi dengan hati yang sedikit bimbang.

Jaemin kembali ke rumahnya, melirik sekilas ke arah kamar Jeno yang masih tertutup rapat. Tak ada suara, hanya hening yang menyelimuti. Jeno, setelah selesai sarapan, bergegas menuju kampus. Ya, meski telah menikah, Jeno masih seorang mahasiswa semester akhir yang sebentar lagi akan lulus.

Jaemin, di sisi lain, adalah CEO muda yang terkenal di pusat kota, dikenal luas dengan wibawanya yang luar biasa dan tentunya, ketampanannya yang membuat banyak orang terpesona. Namun, meski segalanya tampak sempurna, ada sisi yang hanya bisa dipahami oleh mereka yang dekat dengan Jaemin.

Di kampus, Jeno bertemu dengan sahabatnya, Renjun. "Hei, nyet!" pekik Jeno dengan ceria.

"Apaan sih, njing? Ngga sopan banget!" balas Renjun, meski ada senyum di ujung kalimatnya.

"Alah, nanti ke bioskop yuk, ada series baru," ajak Jeno dengan semangat.

"Gas, lu traktir," jawab Renjun sambil tertawa.

"Iya, iya. Udah santai," jawab Jeno, menyanggupi permintaan sahabatnya.

"Okay," jawab Renjun, antusias. Renjun, sahabat Jeno sejak sekolah menengah pertama, selalu tahu seluk beluk kepribadian Jeno. Bahkan cara tidur Jeno pun ia hafal. Ia juga diundang ke acara pernikahan Jeno yang baru saja berlangsung.

Renjun tahu betul bahwa pernikahan Jeno dengan Jaemin hanyalah sebuah kontrak. Sebuah ikatan yang tidak melibatkan cinta, meski keduanya memilih untuk menjalani kehidupan mereka dengan cara yang berbeda.

Setelah kelas pagi berakhir, Jeno dan Renjun pun melangkah keluar, menuju bioskop untuk menikmati waktu bersama. Sementara itu, Jaemin sedang bersama Heejin, berbelanja sesuai permintaan Heejin yang ingin membeli beberapa barang. Jaemin, meskipun hatinya masih ragu, mengikuti saja keinginan kekasihnya, berusaha menenangkan perasaannya sendiri.

BERSAMBUNG...

In The Shadow Of Promise (JaemJen)✔✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang