Suara musik yang terdengar kencang menggema di sebuah ruangan berlatar gelap dengan lampu disko yang menyilaukan mata. Seorang pemuda tampak duduk sambil memainkan ponselnya dengan santai.
"Sean, kenapa kau masih belum keluar? Tamu VIP kita sudah menunggumu sejak tadi," ujar seorang pria berjas dengan sebuah catatan yang ia bawa.
Pemuda yang dipanggil Sean itu melempar segepok uang ke meja lalu berdiri. "Kembalikan uang itu padanya. Aku ada urusan."
"Sean, kau tak bisa seenaknya. Dia salah tamu penting yang memiliki banyak pengaruh di kota ini. Jika kau menolaknya hari ini, bagaimana dengan nasib bar karaoke kita?" Ujar lelaki itu dengan wajah panik.
Sean adalah seorang pemandu lagu yang sangat terkenal di Chongqing. Meski ia adalah seorang omega, kepiawaiannya dalam merayu para pengunjung berdompet tebal selalu berhasil memikat mereka. Penampilannya yang bercadar dengan pakaian putih menerawang membuat siapa pun yang melihat tak akan menyadari bahwa ia adalah seorang omega. Ditambah rambut panjang sebahu dengan mata seindah permata yang berkilau tajam seolah tengah memangsa siapa pun agar jatuh dalam pesonanya.
Tugas Sean adalah menemani para tamu yang datang hingga mereka mabuk. Tak jarang Sean diminta menemani mereka semua hingga ke atas ranjang. Bayaran yang ia dapat tentu saja tak main-main karena tamu Sean kebanyakan dari kalangan atas yang sangat penasaran dengan wajah aslinya.
"Jika dia tak mau, maka aku tak ingin melayaninya lagi."
"Sean ... Aish, sudahlah!" Lelaki itu mengacak-acak rambutnya lalu pergi dari sana meninggalkan Sean yang tersenyum penuh kemenangan.
Mereka semua tak akan berkutik karena sebagian besar pengunjung bar itu mau membayar lebih karena ingin melihat seperti apa rupa Sean yang dikenal sangat menggoda dan memesona. Memang tak hanya dirinya yang bekerja sebagai pemandu lagu, banyak teman-temannya yang juga berpenampilan cantik dan menarik bekerja di sana, tapi Sean seolah memiliki daya tarik tersendiri. Mata indah dengan tatapan setajam busur panah itu seolah menghipnotis para pengunjung yang datang.
____
Sean akhirnya sampai di sebuah rumah sakit yang sangat besar dan luas. Ia kemudian masuk ke dalam ruangan VIP yang langsung disambut oleh seorang wanita dengan papan nama Liu Fei.
Wanita itu mempersilakan Sean masuk dan menutup pintu itu kembali. Memastikan bahwa tak ada siapa pun yang melihat kedatangannya.
"Kenapa kau memintaku untuk datang?" Sean duduk di samping ranjang sambil membuang muka.
"Kau adalah keluargaku satu-satunya," ujar seseorang yang tengah terbaring lemah di atas ranjang.
"Keluarga? Manis sekali ucapanmu. Katakan saja apa yang kau inginkan karena aku harus kembali bekerja."
"Sean, maafkan aku," ujar sosok yang terbaring lemah di sana dengan suara yang parau.
"Kenapa kau terus saja meminta maaf?" Jawab Sean merasa kesal dengan saudara kembarnya.
Ya, Sean memiliki saudara kembar bernama Xiao Zhan. Awalnya hubungan mereka sangat dekat. Keduanya hidup bersama di panti hingga sepasang suami istri datang ke sana dan ingin mengadopsi seorang anak. Sejak kecil Sean dan Xiao Zhan selalu bersama. Mereka memiliki wajah yang sangat identik, tapi meskipun begitu, mereka memiliki sifat yang jauh berbeda. Jika Sean menyukai gelap, maka Xiao Zhan menyukai terang. Sean cenderung terbuka, defensif, dan sedikit pemarah. Berbeda dengan Xiao Zhan yang memiliki sifat lembut, murah senyum dan penurut.
Suatu hari Sean mendengar percakapan antara kepala panti dan sepasang suami istri yang ingin mengangkat Xiao Zhan menjadi anaknya. Tak lama setelahnya Sean dan Xiao Zhan dipisahkan karena mereka hanya ingin mengangkat satu anak saja.
Seiring berjalannya waktu, keduanya tumbuh dewasa dengan cara yang berbeda. Xiao Zhan tumbuh dalam keluarga yang berkecukupan. Bahkan ia dinikahi direktur muda dari keluarga Wang dan memiliki seorang anak berusia dua tahun. Berbanding terbalik dengan Sean yang harus berjuang dengan hidupnya. Setelah Xiao Zhan diangkat oleh orang tua barunya, tak lama kemudian Sean pun diangkat anak oleh sepasang suami istri dari Chongqing.
Namun mirisnya, ternyata mereka mengadopsi Sean hanya untuk dijual pada para hidung belang. Sean yang masih berusia 12 tahun itu kabur dari sana. Hidup di jalanan dan menjadi seorang pencopet demi bertahan hidup. Suatu hari ia bertemu dengan seorang wanita tua yang akhirnya mengangkatnya anak. Kehidupan wanita itu tidaklah mudah. Ia selalu dikejar penagih hutang dan hidup penuh kekurangan. Walaupun begitu, Sean merasa nyaman bersama wanita itu karena ia memiliki tempat untuk pulang, makan, dan memiliki pakaian meski itu bukanlah pakaian baru yang mahal. Pada akhirnya kondisi telah memaksa Sean untuk berpikir keras bagaimana cara mendapatkan uang yang banyak dengan cepat untuk membantu ibu angkatnya. Akhirnya ia menjadi seorang pemandu lagu di sebuah bar hingga saat ini.
"Maaf karena setelah kita berpisah, kehidupanmu menjadi kacau."
Sean tersenyum miris. "Kau kasihan padaku? Sayangnya aku tak butuh itu. Aku bisa mencari uang sendiri dan hidup bahagia."
"Sean, aku tahu kau marah padaku. Kemarilah, aku ingin memegang tanganmu," pinta Xiao Zhan pada kembarannya.
Sean berusaha menjauhkan diri dari tangan Xiao Zhan yang mencoba menggapainya, tapi melihat begitu sulit kembarannya itu menggapainya, akhirnya ia membiarkan jemari mereka saling bertaut.
"Aku mohon padamu dengan sangat. Tolong gantikan posisiku di keluarga Xiao dan dalam kehidupan suamiku. Tolong jaga suami dan anakku untukku. Aku tahu ini terdengar egois, tapi kau adalah satu-satunya orang yang aku percaya untuk menemani suamiku kelak. Kau juga satu-satunya orang yang bisa menemukan siapa orang tua kandung kita sebenarnya. Kau juga satu-satunya orang yang bisa melawan kejahatan yang paman dan bibi Dao lakukan pada ayah dan ibu angkatku. Semua hal tentang keluarga Xiao, Yibo, dan Suo er sudah aku tulis di dalam buku diariku. Kau hanya perlu membacanya dan melakukan semua hal seperti yang aku tulis."
"Kau pikir aku mau? Untuk apa aku melakukannya, hah?" Ujar Sean tak terima.
Xiao Zhan merapatkan kedua tangannya di dada. Memohon dengan sangat pada Sean yang tampak kesal.
"Untukku. Lakukanlah untukku karena aku tak memiliki banyak waktu lagi di dunia ini."
"Kenapa kau berkata seperti itu? Kau tak akan mati dengan mudah. Kau kaya raya, kau bisa meminta dokter terbaik untuk menyembuhkanmu!"
"Aku tak memiliki harapan hidup lagi, Sean. Aku tahu ini sangat berat bagimu, tapi suamiku sangat baik. Suo er masih sangat kecil, dia baru berusia dua tahun sekarang ini dan kudengar dari Liu fei, ibu angkatmu sedang kesulitan. Dengan menjadi diriku, kau bisa melakukan apa pun yang kau mau. Kau bahkan boleh memiliki Yibo dan putraku, Sean," ucap Xiao Zhan dengan napas tercekat. Bagaimana bisa ia rela melepaskan orang yang paling ia cinta untuk orang lain? Tapi ia sadar bahwa hidup adalah sebuah pilihan.
"Berhenti mengatakan kau akan mati!" Sean pergi meninggalkan Xiao Zhan tanpa menerima diari yang Xiao Zhan berikan untuknya.
--
Omega itu duduk menatap langit yang tiba-tiba menjadi gelap. Rintik hujan perlahan turun menyamarkan cairan yang keluar dari manik kelam yang penuh misteri di dalamnya.
Jemarinya menyentuh liontin yang tersemat di leher. Satu-satunya benda peninggalan orang tua kandung Xiao Zhan dan Sean saat masih bayi. Tiba-tiba rantai kalung tersebut putus. Omega itu segera meraih benda itu lalu menggenggamnya dengan erat.
"Tuan Sean, Tuan Sean!" Terdengar seseorang memanggil namanya sambil berlari dengan membawa payung.
Liu Fei memberikan buku diari milik Xiao Zhan pada Sean.
"Aku bilang aku tak mau. Kenapa dia memaksaku? Katakan padanya--"
"Tuan Xiao Zhan baru saja meninggal," potong Liu Fei dengan cepat.
Iri mata Sean melebar. Baru saja ia bertemu dengan Xiao Zhan, bukan? Ia masih bisa memohon dan membuatnya kesal, lalu kenapa sekarang tiba-tiba Xiao Zhan meninggal?
Tidak, kau tidak boleh pergi sebelum aku bahagia, Zhan. Kau haru bertanggung jawab ata hidupku.
-White Lies 2024-
Adakah yang tertarik kisah perjalanan Sean selanjutnya?

YOU ARE READING
White Lies
FanfictionDiadopsi oleh keluarga berbeda, Sean dan Xiao Zhan--kakak beradik kembar identik--harus terpisah hingga mereka dewasa dan mampu untuk saling bertemu kembalI. Suatu hari, setelah Sean menyelesaikan pekerjaannya sebagai pemandu lagu, Xiao Zhan meminta...