Gelap nya malam di peluk oleh semilir angin yang kian detik membekukan. Menatap luas nya angkasa, netranya memandang rembulan yang tengah bercengkrama bersama sebuah bintang bersama sedikit nyeri yang menjalar di dadanya ia berucap,"bunda, dipta rindu."
Dipta selalu berbincang bersama bintang di setiap malam yang akan datang bahwa ia ingin sekali merasakan pelukan sang bunda walaupun di dalam mimpi saja.
Ia selalu merasa iri di saat melihat remaja ataupun anak kecil yang sibuk bercengkrama riang bersama ibu nya, ia ingin sekali merasakan pelukan hangat milik bunda.
Tak terhitung jumlahnya, namun perkataan yang sering ia ucapkan adalah, "bintang, dipta rindu bunda.. Bolehkah bunda datang ke mimpi dipta sekali saja? Dipta rindu bunda"
Di saat dirinya merasa lelah, dirinya jenuh, dirinya terluka. Dipta memutuskan untuk tidur menemui bunda nya.
Namun, mimpi itu tak pernah datang.
Dirinya pernah berfikir, jika ia mati apakah ia akan bisa merasakan pelukan dari bunda nya? namun, ia tak bisa pergi dari dunia ini tanpa alasan yang jelas.
Netranya memandang setiap bait bintang yang mengkilap berada di atas langit dengan senyuman tipis di bibirnya.
"Sadipta rindu bunda.." mata nya terpejam menikmati semilir angin yang sibuk menerpa wajahnya.
Matanya yang semula terpejam kini kian terbuka, tubuhnya bangkit berjalan menuju kedalam rumah.
___
Hari minggu.Cakrawala terlihat begitu cerah dengan Gerombolan-grombolan mega putih yang terlihat seperti gumpalan kapas. Udara juga terasa sejuk sebab belum tercemar oleh asap kendaraan, di tambah dengan kicauan Burung yang begitu syadu terdengar di telinga.
Kini terlihat seorang remaja berusia tujuh belas tahun yang masih terlelap di tidurnya.
𝐾𝑟𝑖𝑛𝑔𝑔𝑔-!!
Pukul 08.30, Alarm berbunyi.
Melenguh sejenak, dirinya terbangun lalu merapikan kasur nya. Kemudian, berjalan menuju ke dalam kamar mandi tak lupa dengan baju yang sebelumnya ia siapkan.
Tak menunggu waktu lama, dipta sudah menyelesaikan kebiasaannya di setiap pagi hari.
Ia melangkah kan kaki nya ke setiap anak tangga yang Ia injak, tetapi—
Brugghh!!
"Bangsat" gumam lelaki itu sambil menatap sinis kearah Sadipta.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sadipta Dan Kisahnya. [Lee Haechan.]
Teen FictionJika seluruh manusia bisa memilih takdir mereka, maka Sadipta akan memilih Takdir yang sempurna. Walaupun itu hanyalah kata "andai " belaka. Tetapi, bolehkah dirinya percaya dengan takdir dan suatu 'harapan' yang ia minta? Walaupun, harapan itu a...