Unbreakable

134 22 5
                                    

Disclaimer: Masashi Kisimoto

Pair: MadaHina

Rate: T

Song: Ubreakable by Lauren Dyson – Ost Carole & Tuesday

~

'Never knew, never knew what was waiting right around the corner
Wasn't ready for you 'cause I didn't want to fall so hard
But you were there like the air when I felt like I was underwater.'

Madara tidak pernah menyangka dipagi hari yang indah saat ia melakukan hal yang mulia terhadap seorang wanita lansia, ia mendapatkan karma yang tak terduga. Saat ia bebalik kearah suara teriakkan cempreng gadis, mendadak sendal hijau mungil berlambangkan burung walet hinggap diatas keningnya secara vertikal.

"Enyahlah kau dasar Preman! Pergi dari sini jangan ganggu nenek kami lagi!"

Seorang gadis yang mengingatkannya kepada kelici putih chaby peiharan anak Hashirama yang gemar mengamuk setiap kali melihat kunjungannya. Gadis itu berlari kearah mereka dan menjadi tameng bagi wanita lansia itu. Ia mengamuk dengan pipinya yang memerah. Madara akui sebelum datang ke panti asuhan ini ia berbuat jahat, yaitu menggunting poni Hashirama hingga mebentuk busur pelagi. Tapi Hashirama memang pantas mendapatkanya karena ia duluan yang berulah. Belum lagi penampilan Madara yang mendukungnya seperti karakter mafia. Sepertinya ia memang 'agak' pantas mendapatkan ciuman sandal jepit didahinya. Tapi.

"Ha..."

Madara ingin marah melihat kebarbaran si gadis padanya meskipun tubuhnya gemetar ketakutan, demi melindungi orang yang berharga ia rela pasang badan.

"Hi-hinata tenanglah! Tuan ini bukan preman dia donator panti kita! Sekarang cepatlah minta maaf."

"...Eh Benarkah?" Dengan wajah polos si gadis yang madara dengar namanya Hinata bertanya pada kepada nenek asuhnya, lalu setelah beberapa loading barulah menunduk berkali kali meminta maaf. Dan Madara yang sejak tadi memperhatikan tindak tanduk si gadis tersadar saat lengannya digenggam, dan ia dibawa masuk kedalam panti. Disana ia kembali merasakan kehangat dari sosok keluaga yang sudah lama tidak ia dapatkan. Apalagi dari Hinata yang terus memberi perhatian padanya, yang meskipun itu adalah tindakan rasa bersalahnya. Dan hatinya tidak siap untuk ini.

'You're what I need 'cause now I can breathe
You put the beat in my heart''

Setelah beberapa kali pertemuan, gadis yang ia ketahui berusia dua puluh dua itu tinggal dipanti dan bekerja part time dibanyak tempat untuk membantu keuanggan nenek asuhnya. Dan karena beberapa alasan ia meminta Hinata untuk bekerja sebagai asisten dirumahnya dan digaji dua kali lebih banyak. Hinata setuju, dan seperti menemukan cahaya setelah terkurung dalam sepi dan suramnya kehupan yang ia jalani setelah kehilangan calon istrinya akibat kasus pembunuhan. Kehadiran Hinata dan segala perhatinnya mengembalikan detak di jantungnya.

'Two hearts, four broken pieces That's who we were before Somehow we fit together Now we're unbreakable.'

"Anda sedang demam Madara-san lebih baik istirahat dulu jangan bekerja hari ini hm. Saya akan kedapur dulu anda harus makan dan minum obat tunggu sebentar ya."

"Tidak tetaplah disini temani aku, jangan pergi."

"Saya tidak akan lama, saya hanya akan mengambil bubur dan obat kemudian saya akan kembali kemari. Saya janji, ya."

"....Baiklah... jangan lama."

"Ya."

Hinata yang baru pertamakali melihat pemandangan Madara yang tidak berdaya dengan wajah memerah dan berkeringat dingin. Segera berlari kedapur dilantai satu untuk mengambil apa yang ia butuhkan. Dalam pikirannya baru kali ini ia melihat pria yang biasanya tampil dengan berwibawa dan kalem itu merengek dan bermanja-ria padanya. Sadar tidak sadar pipinya juga ikut memerah disertai detak di jantungnya yang berdebar intens.

My PlaylistTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang