1

5 0 0
                                    

  Arkan dan Badri sedang ingin membolos kelas dan mereka menuju ke taman Mantap’s, lalu kebetulan ada Ben yang sedang duduk disitu.

“Lah ada Ben-10” ucap Badri sambil menunjuk Ben.

“Lagi ngapain, Ben? Kan belum Istirahat” Tanya si Arkan.

“Lah justru kalian juga ngapain kesini?” Ben bertanya balik. “Kalau aku sih… bolos pelajaran” Ucap Ben, dua kata terakhirnya lebih pelan dari biasanya.

“Yaa kalau begitu… kita juga sih” ucap Badri.

“Ya sudah, ayo duduk aja sini” Ben.

Lalu mereka mengobrol tentang topik apa saja yang ada saat itu, pelajaran, game, dll. Dan sampai 10 menit atau lebih mereka disitu, mereka mendengar seperti ada suara guru, Bu Er, mereka langsung mencoba untuk berlari ke belakang Lab IPA.
Tidak tahu kenapa, Ben dan Arkan saat bersembunyi, mereka posisinya sangat dekat sekali. Badri yang dibelakang mereka mulai sedikit curiga. Beberapa menit berlalu, dan mereka sudah melihat Bu Er berjalan kembali ke ruang guru.

Lalu mereka langsung merasa lega. Ben memutar kepalanya ke belakang untuk melihat, mungkin terlalu cepat, karena wajahnya hampir bertabrakan dengan wajah Arkan, tetapi untung saja Ben memakai masker. Walaupun takkan ada bedanya kalau Ia tak pakai masker, tapi setidaknya muka dia tidak terlihat terlalu merah, tidak seperti Arkan. Muka dia tak terlalu merah sih, tapi tetap terlihat.

ASTAGA TENANG ARKAN PIKIRANNYA JANGAN KEMANA² DULU… ASTAGHFIRULLAH, TENANGG

Pikirlah si Arkan. Ia langsung mundur dan menabrak Badri sedikit.

“E-ehm… ah…” Arkan tergagap, Ia melihat Badri hanya melihat dia dengan penuh curiga.
Mereka bertiga tidak berbicara banyak, dan untung saja, 5 menit kemudian bel langsung bunyi dan mereka akhirnya berpisah lagi.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 04 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Misi romantis, Kanvas pembunuhan.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang