"Monsieur, monsieur, kamu sangat indah. Lebih indah dari lautan, lebih indah dari burung yang aku lihat tadi. Monsieur, tolong izinkan aku mengagumimu."
<Arthur Chen>Arthur mengerjapkan matanya perlahan, ia menyesuaikan cahaya yang masuk ke retina matanya lalu mulai berusaha duduk. Ia memegang kepalanya sambil meringis lalu matanya menatap telapak tangannya sendiri dan bergumam, "Aku dimana.."
"Monsieur, monsieur, laki-laki itu sudah bangun!"
Arthur menoleh pada suara teriakan yang bising, ia mengerutkan kening saat melihat ruangan yang ia tempati terlihat kuno namun elegan, ia seperti ada di sebuah kerajaan eropa melihat kamar yang di tempatinya. Saat asik mengedarkan pandangannya, ia mendengar suara halus yang membuatnya menoleh.
"Kau sudah bangun?"
Arthur langsung menoleh dan mendapati wanita.. tidak dia bukan wanita, melainkan laki-laki?! Bagaimana bisa ada laki-laki secantik itu? Apakah dia bermimpi? Bukankah ini seseorang yang ia lihat sebelum ia pingsan tadi?
Laki-laki yang semula berdiri di depan daun pintu itu menatapnya bingung, kenapa pria diatas ranjang itu malah melamun? Akhirnya si cantik mendekat lalu menempelkan punggung tangannya pada kening Arthur yang sudah terdiam cukup lama.
"Kau sakit?" tanya si cantik.
Arthur buru-buru menggeleng dan dengan gugup berkata, "Ti-tidak.. kau siapa?"
Laki-laki itu tersenyum, ia mengulurkan tangannya pada Arthur, "Aku Luo Yunxi."
Arthur menatap uluran tangan itu ragu, ia mengangkat tangannya perlahan lalu menerima uluran tangan si cantik, "Arthur Chen."
Yunxi tersenyum lalu melepaskan tangannya, "Sebelumnya, kenapa kau sampai kemari?"
Arthur masih menatap si cantik sebelum akhirnya menjawab, "Aku penasaran dengan mitos yang di bicarakan bibi pemilik kedai di sebrang sana, katanya seseorang yang masuk kesini tidak bisa kembali lagi."
Yunxi menghela napas, pria cantik itu tiba-tiba duduk diatas ranjang dan membuat Arthur terkejut lalu bergeser untuk memberi ruang pada si cantik.
"Xia Fen, bawakan kami minuman apapun."
Yunxi bersuara pelan, namun seorang pelayan wanita yang ntah daritadi di depan kamar atau bagaimana, ia tiba-tiba muncul di depan pintu, lalu pelayan itu menunduk sopan setelah mendengar perintah lalu menjawab, "Baik, Monsieur."
Yunxi kembali menatap Arthur yang sedari tadi hanya diam sambil menatapnya, si cantik tersenyum lalu mulai berkata, "Rumor itu benar, siapapun yang masuk kesini tidak akan kembali lagi.."
Arthur terkejut mendengar itu, ia sedikit menjauh sambil menatap Yunxi tak percaya.
Yunxi cemberut melihat tatapan takut dari lelaki tampan di hadapannya, "Tapi itu hanya berlaku untuk mereka yang datang kesini dan mencuri harta kekayaan di wilayahku, aku tidak memperdulikan siapa yang masuk dan keluar, namun jika orang itu membawa apapun yang ada di wilayah ini, ia otomatis tidak bisa keluar karna gerbang wilayah ini akan mengenali milik kami."
Akhirnya Arthur paham, jadi orang-orang yang tak bisa keluar dari sini sebelumnya adalah orang yang mencuri. Di tengah lamunannya seorang pelayan wanita kembali masuk dan berkata, "Monsieur, aku membawakan minumannya."
Yunxi mengangguk tanda mempersilakan pelayannya masuk. Wanita itu masuk dan menaruh dua minuman diatas meja nakas, setelahnya ia menunduk dan keluar dari kamar tersebut.
"Silakan di minum dulu."
"Terima kasih." ucap Arthur sambil menunduk dan mengambil gelas di tangan Yunxi.
"Jadi, apa tujuanmu kemari?" tanya Yunxi
"Bukankah aku sudah menjawabnya? Aku bilang aku penasaran dengan mitos yang beredar di luar sana lalu memutuskan kemari."
Yunxi mengangguk paham, "Selain itu? Tidak mungkin kau hanya penasaran lalu nekat ke tempat dimana ada rumor buruk tentang tempat itukan?"
Arthur mengatupkan bibirnya lalu mencoba menjawab jujur, "Aku..."
"Kau?"
"Bibi itu bilang ada banyak sosok cantik disini, jadi aku.."
Belum selesai Arthur bicara Yunxi sudah tertawa, ia memegangi perutnya karena merasa lucu dengan kejujuran pria di depannya. Ia tidak berekspektasi pria di depannya akan menjawab dengan jujur.
Kening Arthur mengerut, ia melihat Yunxi dengan tatapan bingung lalu bertanya, "Kenapa kau tertawa?"
Yunxi berusaha menghentikan tawanya lalu ia menggeleng pelan, "Kau sangat jujur, sosok cantik apapun yang ada di pikiranmu, apa yang akan kau lakukan dengan sosok cantik itu?"
Mendengar pertanyaan itu Arthur terbatuk kecil lalu kembali menatap Yunxi dengan wajah memerah, "Ibuku selalu membicarakan pernikahan dan aku tidak suka di paksa untuk bersama seseorang yang tidak aku inginkan, jadi mungkin... aku akan tertarik dengan kecantikan disini dan mengenalkannya pada ibuku.."
Yunxi tersenyum, "Kau tidak ingin mengambil harta yang ada disini? Semua yang ada di tempat ini akan menjadi mahal jika dijual keluar."
Arthur menggeleng, "Untuk apa? Aku sudah kaya."
Yunxi tertawa lagi saat mendengar jawaban spontan yang jujur itu, ia benar-benar merasa terhibur berbicara dengan pria di depannya.
"Baiklah tuan kaya, jadi.. kau akan tinggal disini sementara, jika tinggal diluar aku takut banyak orang salah paham padamu dan kau di rundung diluar sana."
Arthur mengangguk, ia tersenyum sambil menatap lelaki cantik di depannya lalu berucap lembut, "Terima kasih."
Yunxi mengangguk, ia bangun dari duduknya lalu dengan tenang mengusap pucuk kepala pria di depannya seolah mereka sudah sangat akrab, "Aku keluar dulu, diluar kamarmu ada banyak pelayan, panggil mereka jika kau butuh apapun. Jika kau ingin berkeliling di tempatku, kau boleh melakukannya."
Arthur mematung merasakan usapan di kepalanya, ia mendengarkan Yunxi namun tatapan matanya tidak fokus, saat sadar ia sudah melihat Yunxi pergi keluar dengan langkah tenangnya yang anggun.
*****
TBC <3
KAMU SEDANG MEMBACA
Heaven Beneath the Stars (Feiyunxi)
ФанфикMenceritakan tentang seorang pria bernama Arthur Chen yang bertemu dengan seorang laki-laki cantik di pulau kecil yang di kelilingi lautan luas dan si cantik mengejutkannya dengan fakta bahwa mereka adalah takdir yang sudah terhubung dengan benang m...