Menjadi manekin pengantin

103 23 25
                                    

About Maira today; mood -99+ :(

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

About Maira today; mood -99+ :(

°

°

Kutulis namanya berulang kali dalam buku diaryku. Spesial! Selalu kutulis dengan huruf kapital tebal-tebal. Tapi apa ini?! Mbak Diba bilang bisa jadi nama orang lain yang mungkin bersanding dengan namaku di buku lauhul mahfudz sana. Walaupun hanya berbeda huruf vokal, kuharap Allah cuma typo menuliskannya. Semoga segera direvisi.

Husein menjadi Hasan, kumohon!

-Khumaira, jodoh Hasan!

______***______

Khumaira pasrah. Khumaira tentang pun tidak berguna. Keputusan Abinya mutlak, tidak bisa diganggu gugat. Mau dia jungkir balik dari Atlantik ke Hindia, Khumaira tetap harus duduk di tempat. Sudah nasib dia menjadi boneka cantik yang sedang didandani bak manekin pengantin hari ini.

"Senyum, Ra. Ini hari bahagiamu," ucap Umi saat fitting baju.

Sekedar menarik paksa sudut bibirnya ke atas, manusia berbusana uji coba kebaya ungu itu gagu. Iya, bukan putih. Karena Khumaira berkeingin menjadi janda sekarang juga.

'Hush!' kata Umi pamali. Tapi Khumaira tidak peduli. Umi menentang kebaya ungu. Biarlah, Khumaira tidak lagi tertarik dengan itu. Khumaira ingin revolusi!

***

Revolusi terbaik pemberontakan dari komando Abi adalah dengan mengerahkan usaha terakhir! Khumaira bertekad untuk berbicara empat mata mengenakan toa masjid kepada lelaki di hadapannya ini. Baru saja dia undang ke kebun belakang. Dari pihaknya tidak ada harapan. Namun berbeda hasil jika dari pihak pelamar yang mengajukan pembatalan.

"Woy!! Abang Husein Ali Syah Ahmad terhormat! Tolong dengarkan baik-baik ucapan baginda ratu di hadapan Abang sekarang ini. Batalkan! Perintah dikeluarkan!"

Khumaira pikir lelaki di depannya ini mungkin memiliki semacam gangguan di telinga? Dia malah tertawa begitu bebasnya.

"Nyolong ini dari mana calon istri?"

Oh, bukan Husein. Khumaira lah yang memiliki gangguan syaraf pendengaran sekarang! Khumaira memejam. Jasa copot kuping dimana, tolong!

Husein menarik corong pembatas jalan dari tangan Khumaira. Husein singkirkan sementara dari menghalangi pandangannya pada wajah calon istri. Entah Khumaira mengambil benda oren berbentuk kerucut itu dari mana. Sebenarnya Khumaira sudah mengeluarkan usaha membawa toa asli, tapi usaha tersebut kandas karena ketahuan takmir masjid yang kebetulan lewat memergoki dirinya.

Husein tersenyum hangat, melihat Khumaira yang mukanya menggelembung kesal, tentu saja itu adalah pemandangan yang tidak pernah menjemukan. Bertahun-tahun mereka adu urat, dan Husein kalah cermat. Husein kalah dalam segala hal atas Khumaira. Termasuk tentang bagaimana ia bisa jatuh sedalam-dalamnya pada wanita ini. Husein mengaku kalah telak.

Khumaira, Nikah Yuk!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang