Malam ini lagi. Kembali sya menemukan rasa sepi itu. Terlalu sakit rasanya. Saya ingin sekali memukul sesuatu, membagi rasa sakit ini dengan luka saja. Terlalu menderita jika hanya batin yang terluka. Sangat menderita. Belum menemukan rasa untuk menghilangkan ini semua
Berusaha berdamai dengan diri sendiri, berusaha memeluk dan menenangkan diri sendiri. Saya tahu, sangat tahu sekali perangai dia. Pastinya sudah pasti dia akan meninggalkan saya. Toh sekarang saja sudah begini sikapnya. Sudah pasti saya sekarang harus berusaha memulai kembali hidup tanpa dia, memulai dan mengumpulkan kembali keping2 harga diri dari rasa sakit yang ada sekarang. Mengumpulkan kembali kewarasan diri agar bisa menghapus dan menghilangkan dia dari pikiran ini. Dia di sana bisa biasa biasa saja tanpa pikir kau di sini karena yah dia punya hobi yang mampu menenangkan dia, mempunyai kontrol logika sendiri untuk berhenti memikirkan sesuatu yang dirasa sudah merusak konsentrasi ataupun yang sudah dirasa tosix untuk dirinya sendiri. Sementara saya? Apa yang saya punya ? Hobi saja tidak punya apalagi orang lain untuk sekedar mendengarkan diri saya atau memeluk saya disaat air mata ini jatuh. Saya hanya berharap Tuhan kasih hilang sudah dia punya bayangan di dalam saya punya otak Ni. Saya juga masih mau buat hal hal lain dalam hidup saya.