Ethan memasuki Hutan Elarian dengan hati-hati, langkahnya diikuti oleh suara daun kering yang gersang di bawah kakinya. Suasana hutan penuh misteri membuatnya merasa seperti melangkah ke dalam dunia lain yang tersembunyi.
Pohon-pohon raksasa dengan cabang-cabangnya yang menjulang tinggi menciptakan bayangan yang berdansa di bawah cahaya rembulan. Suara desiran angin di antara dedaunan memberikan kesan bahwa hutan ini memiliki kehidupan sendiri.
Ethan merasakan kehadiran sesuatu yang tidak terlihat, sesuatu yang mengamati setiap gerakannya. Dia melanjutkan perjalanannya, mencari Pohon Eldrath yang menjadi kunci untuk menemukan Kunci Pembuka.
Setelah berjalan beberapa lama, Ethan tiba di sebuah tempat yang terasa berbeda. Suara riuh rendah dan gemuruh air terdengar di kejauhan. Dia menyadari bahwa dia telah sampai di tepi sungai yang mengalir deras di dalam hutan.
Di seberang sungai, terlihat Pohon Eldrath yang berdiri tegak, memiliki aura kebijaksanaan dan kekuatan yang menyebar di sekitarnya. Ethan merasa sebuah panggilan batin untuk mendekat, sehingga dengan hati-hati, dia mencari jalan untuk menyeberangi sungai.
Namun, sungai itu tidak semudah yang dia bayangkan. Batu-batu licin dan arus yang kuat membuatnya terhuyung-huyung saat mencoba menyeberang. Ethan menyadari bahwa ini bukan hanya ujian fisik, tetapi juga ujian ketekunan dan tekad.
Dengan tekad yang membara, Ethan berhasil menyeberangi sungai dan mencapai akar besar Pohon Eldrath. Pohon itu sendiri tampak hidup, dengan daun-daunnya yang berkilauan di bawah sinar rembulan.
Ethan berlutut di depan Pohon Eldrath, "Aku mencari Kunci Pembuka. Bisakah kau membimbingku?"
Pohon Eldrath merespons dengan suara bergetar lembut, "Ethan Alistair, untuk menemukan Kunci Pembuka, kau harus melewati tiga ujian. Ujian Keberanian, Ujian Kebijaksanaan, dan Ujian Kesucian. Hanya dengan melewati semua ujian ini, kunci itu akan muncul di hadapanmu."
Ethan mengangguk, siap menghadapi ujian-ujian tersebut. Pohon Eldrath kemudian membimbingnya ke dalam lorong tersembunyi di antara akarnya yang besar, memulai ujian pertamanya.
Ujian Keberanian membawanya ke dalam lorong gelap yang dipenuhi dengan suara-suara aneh dan bayangan yang bergerak. Ethan harus mempertahankan keberaniannya di tengah ketidakpastian yang menyelimuti.
Ethan melangkah dengan hati-hati di dalam lorong gelap yang seolah menelan segala cahaya. Bayangan-bayangan gelap mulai muncul di sekitarnya, menciptakan atmosfer misterius yang membuat detak jantungnya semakin cepat.
Pada saat ethan sampai di lorong gelap, ia di kejutkan dengan kemunculan peserta dari lorong lainnya, tiba tiba suara datang entah darimana
****: "Selamat datang, para pemberani yang berani menghadapi takdir. Ujian Keberanian dimulai. Di hadapan kalian adalah bayangan-bayangan gelap yang akan menguji dan membentuk keberanian kalian."
Bayangan-bayangan itu bergerak dengan anggun, menciptakan gerakan yang menggoda imajinasi dan menyulut rasa ingin tahu Ethan serta peserta lainnya. Di antara mereka, Anna, seorang petualang bersemangat, dan Samuel, seorang peneliti yang terus mencari pengetahuan.
"Apa yang akan terjadi selanjutnya, ya, Ethan?" Tanya anna
"Aku cenderung mempertanyakan segala sesuatu. Keberanian hanya memiliki arti jika didasarkan pada pengetahuan yang baik." Ucap samuel
"Kalian tidak sendirian di sini. Pertarungan melawan bayangan-bayangan gelap ini akan menjadi saksi keberanian sejati kalian." Suara menggema dimana mana
Bayangan Pertama: "Berani, ya?"
Bayangan Kedua: "Ataukah kalian hanya bermain-main dengan kata 'keberanian'?"