Pada saat malam hari remaja itu, dengan hati-hati, melangkah menuju sudut gelap sebuah gang sempit di pinggiran kota. Jam digitalnya menunjukkan pukul 23.59, tepat waktu untuk tugas berikutnya. Dia merasa gemetar dalam ketidakpastian, tetapi keingintahuannya yang besar mengalahkan ketakutannya.
Dengan langkah ragu, dia mengetuk pintu yang suram di ujung gang. Sejenak, tidak ada yang menjawab. Namun, setelah beberapa detik yang tegang, pintu itu perlahan terbuka. Seorang pria bertubuh besar dengan wajah yang tak ramah menatapnya dari balik pintu.
"Kau siapa?" tanya pria itu dengan suara serak.
"Ethan Alistair.," jawab ethan dengan suara gemetar.
Pria itu memperhatikan remaja yang di sebut ethan dengan seksama. Seorang pemuda yang memiliki penampilan yang menarik, dengan wajah pria manis dan kulit seputih susu. Rambut hitamnya yang lembut menciptakan kontras yang indah dengan warna kulitnya. Ekspresinya penuh dengan kepolosan dan daya tarik yang menawan,
akhirnya ethan diberi isyarat untuk masuk. Dengan hati-hati, ethan melangkah ke dalam rumah yang gelap itu. Di dalam, suasana terasa mencekam, dan ethan mulai bertanya-tanya apakah keputusannya untuk mengikuti petunjuk jam itu adalah pilihan yang tepat."
Ethan merasakan getaran ketegangan di udara saat ia melangkah lebih dalam ke dalam rumah tersebut. Pria misterius itu mengawasinya dengan tatapan tajam, dan suasana gelap di sekitarnya menambah misteri.
Seketika, pintu berderit di belakang Ethan, menutup dengan gemerincing. Ruangan gelap itu seakan menyimpan banyak rahasia yang belum terungkap. Ethan mencoba menahan ketakutannya sambil melangkah ke koridor yang semakin dalam.
Di tengah kegelapan, ia melihat sesosok bayangan yang terlihat bergerak perlahan. Suara langkah kaki yang lembut memecah kesunyian, menciptakan aura misterius yang semakin kuat. Ethan merasa detak jantungnya semakin cepat.
Pria misterius itu akhirnya berbicara lagi, "Ethan Alistair, kamu datang ke sini bukan tanpa alasan. Ada sesuatu yang ingin kusampaikan padamu." Suara seraknya menggetarkan udara, menambah intensitas ketegangan dalam ruangan tersebut.
Ethan memperhatikan pria misterius di hadapannya dengan hati-hati, mencoba mengendalikan gemetar di dalam dirinya. "Apa yang ingin kamu sampaikan padaku?" tanyanya dengan suara serak.
Pria itu mengangguk perlahan, seakan mempertimbangkan kata-katanya dengan hati-hati sebelum berkata, "Kamu telah memasuki dunia yang penuh dengan misteri dan bahaya, Ethan. Dan sekarang, kamu harus memilih tetap di sini dan menghadapi konsekuensinya, atau kembali ke duniamu yang aman."
Ethan merasa jantungnya berdegup lebih kencang, mencoba mencerna makna di balik kata-kata pria misterius itu. "Apa yang dimaksud dengan konsekuensinya? Dan mengapa aku harus memilih?" tanyanya dengan suara yang gemetar.
Pria itu tersenyum tipis, namun senyumannya tidak membawa kehangatan. "Kamu telah terlibat dalam sesuatu yang lebih besar dari dirimu sendiri, Ethan. Dan sekarang, takdirmu berada di tanganmu sendiri. Pilihanmu akan menentukan nasibmu."
Ethan merenung sejenak, mencoba mencerna semua yang telah diungkapkan pria misterius itu. Dia merasa tertekan oleh beban pilihan yang harus diambilnya. Namun, rasa penasaran yang besar masih membakar di dalam dirinya.
"Dunia ini mungkin misterius dan berbahaya, namun aku tidak akan mundur begitu saja," ucap Ethan dengan tekad di dalam hatinya. "Aku akan menghadapi tantangan ini dan menemukan jawabannya, biarlah nasibku diputuskan oleh tindakan ku sendiri."
Pria misterius itu mengangguk menghormat, seakan mengerti keputusan Ethan. "Baiklah, Ethan Alistair. Langkah pertamamu telah diambil. Tetapi ingatlah, setiap tindakan memiliki konsekuensi. Pertahankan tekadmu, karena perjalananmu belum berakhir."