Stupid Scenario

500 46 13
                                    

°• Chapter 5 •°

Keluarga kecil itu kini sudah kembali pada kediaman mereka, rumah yang semula sangat sepi, kini mulai terisi suara tawa dan isakan bayi, bahkan wangi rumah itu perlahan tergantikan dengan bau bayi kecil. Renjun memang belum sepenuhnya bisa merawat Junno, karena itu dibantu oleh seorang perawat ia belajar melakukan hal-hal yang biasa seorang ibu lakukan. Begitu juga dengan Jeno, diwaktu senggang saat berada dirumah ia selalu bermain dengan si bayi serta ikut mempelajari bagaimana cara merawat.
  
   
  
Jeno juga sangat menyayangi anak Renjun itu, keduanya begitu dekat seperti ayah dan anak kandung. Setiap Junno menangis ditengah malam, Jeno akan bangun dan menenangkan anak itu, dengan telaten ia juga beberapa kali memandikan dan mengganti popok Junno. Hatinya menghangat ketika melihat Renjun tengah menyusui sang buah  hati. Ketiganya sering kali tidur dikamar yang sama, dimana Junno diletakan ditengah keduanya. Awalnya Renjun merasa canggung, namun kehadiran si bayi tampan mencairkan suasana kedua sejoli itu.
  
   
  
Jeno juga seringkali memposting foto dan potongan video dari bayi Junno yang memang sering kali ia abadikan ke sosial medianya. Sehingga semakin mengundang banyak penggemar yang menyukai interaksi ayah dan anak itu. Jeno semakin terlihat seperti hot daddy yang masih muda dan tampan, saat menggendong baby Junno. Beberapa tawaran iklan dan endorsement juga semakin banyak berdatangan pada Jeno.





🐶🦊

                                               
 


 

Beberapa hari yang lalu Jeno sempat meminta Renjun untuk makan malam bersama, dan malam inilah tepatnya. Kedua orang yang terikat dalam pernikahan itu duduk berhadapan menikmati malam yang begitu indah. Jeno menyiapkan rommantic dinner, ditemani udara malam, lilin-lilin menyala, hiasan bunga, dan aliran musik klasik menghanyutkan. Renjun berpenampilan begitu menarik malam ini, dengan pakaian yang rapih namun sensational, dan sedikit riasan. Begitu pula dengan Jeno yang tampan dengan setelan jas hitam. Orang yang tidak tau cerita sesungguhnya pasti akan berpikir kedua sejoli itu memang dipertemukan dengan begitu serasi, dan saling mencintai satu-sama lain.
  
  
  
"Kok tumben banget sih Jen"
 
 
"Happy 1st wedding anniversary ya Ren"

Jeno tersenyum begitu tampan, memberikan buket bunga kesukaan Renjun yang begitu besar nan indah. Pria itu juga mengeluarkan kotak, yang ketika dibukanya ada kalung berbandulkan berlian begitu mewah dan cantik.
  
   
   
Juga sebuah cincin. Karena tidak pernah sekalipun bagi Jeno memberikan benda yang melambangkan sebagai tanda hubungan itu pada Renjun. Cincin pernikahan mereka dulu, dibeli sendiri oleh keduaorang tua Renjun, yang tergesa pada saat itu menyiapkan semua acara pernikahan. Langsung saja kedua benda itu Jeno sematkan pada pemiliknya, kalung itu begitu cocok melingkar dileher putih Renjun. Kemudian cincin juga dipakai di jari tengah bersampingan dengan cincin pernikahan.
  
   
  
Satu tahun pernikahan ini berjalan, tiga belas bulan kontrak hubungan mereka berlalu, berjalan begitu saja tanpa ada hambatan, begitu terbiasa dan tanpa paksaan. Kandungan yang membuat segala sesuatu nya terencanapun kini sudah lahir dengan sehat dan sudah berusia empat bulan. Bayi Junno sudah mulai bisa duduk, bergumam dan tertawa-tawa.




Mungkin karena terbawa suasana, juga dampak dari wine yang keduanya tenggak sehabis makan tadi, Jeno memberanikan diri untuk membekap erat Renjun. Satu tangannya melingkar dipinggul yang sudah mulai kembali ramping itu, satu tangannya lagi menarik tengkuk yang lebih pendek. Hingga ranum keduanya bersatu, merasakan manisnya satu sama lain, menggelitik perut dan membangkitkan tensi. Jeno mulai duluan namun tidak ada penolakan dari Renjun, maka semakin dalam hisapan keduanya. Jantung keduanya berdegup kencang, bahkan tautan kedua bibir itu baru berhenti ketika hampir kehabisan nafas.
  
 
  
"Ren bolehkah aku melewati batas"
tanya Jeno karena nalurinya yang sudah tak mampu ia tahan, Pria manis dihadapannya begitu cantik mempesona malam ini.
  
  
Renjun mengangguk. "Tidak ada batas. Itu wajar bagi suami-istri kan?"

Le Feuille | NoRenMinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang