Stupid Scenario

421 53 7
                                    

°• Chapter 6 •°

Malam ini Renjun dilanda kekalutan, sejak sore Junno sedikit rewel, lalu malam ini bayi yang baru beberapa bulan itu diserang demam yang cukup tinggi, kulitnya menjadi pucat dengan kaki dan tangan yang terasa dingin. Tangisannya tak kunjung henti hingga tubuh kecil itu bergetar. Renjun sudah menelpon dokter pribadi keluarganya untuk datang, namun nihil karena sekarang sedang libur panjang hari kebesaran. Ia ingin membawa ke Rumah Sakit pun dilanda kebigungan, karena dirumah itu hanya ada mereka berdua saja, tidak ada supir maupun pembantu. Mereka izin untuk pulang ke kampung halaman, sebelumnya Jeno mengatakan akan libur diwaktu itu jadi bisa bantu dirumah, namun nyatanya tidak sesuai dengan yang dikatakan.

  
Sejak kemarin Jeno tidak pulang kerumah, ia mengatakan sedang membuat konten dengan rekannya, dan hal ini ditujukan untuk semakin mempopulerkan nama Jeno. Sudah puluhan dering telepon dan pesan yang dikirim Renjun tidak menerima balasan sama sekali. Alternatif lain seperti transportasi online pun sudah Renjun coba, tapi lagi-lagi tidak berhasil, memang dimusim seperti ini sulit sekali mendapat jasa supir ditambah sudah hujan deras dan hampir malam.
  
   
Hampir saja Renjun nekat membawa mobil sendiri, dan meletakan putranya di jok belakang, walau ini akan sangat-sangat beresiko tinggi, untunglah tiba-tiba Chanyeol datang berkunjung. Ayahnya berkunjung untuk membicarakan sesuatu namun diurungkan karena melihat kepanikan anak dan cucunya. Segera mereka menuju Rumah Sakit.
  
  
  
Beruntung Junno langsung ditangani dan mendapat perawatan yang cepat, walau tubuh ringkih itu sempat kejang, dan berakhir harus dirawat diruang ICU untuk malam ini. Renjun yang baru pertama kali mengalami hal ini, menangis dalam pelukan sang ayah, ia merasa belum dewasa dalam menangani masalah merawat anak, jika saja tadi mereka terlambat Renjun tidak tau akan seperti apa jadinya.

"Papa hiks Junno gak apa-apa kan? Renjun takutt... hiks"
  
   
  
Chanyeol mengelus rambut anaknya halus, sambil menepuk punggung pelan, untuk menenangkan, tak lama ibunya juga datang menyusul. Ketiganya duduk bersama sambil menunggu hasil pemeriksaan dokter. Wendy juga bercerita jika demam tinggi hingga kejang memang beberapa kali terjadi pada bayi sebelum tiga tahun. jadi Renjun harus siap dan banyak mencari tahu mengenai hal ini.

"Junno pasti baik-baik aja, kamu ibunya harus kuat ya sayang, anak mama pasti bisa"
 
 
 
 
 
 

🐶🦊



Esok pagi demam Junno sudah turun, dan bayi itu sudah bisa tenang, dokter mengatakan imun tubuh Junno sedikit menurun karena kurangnya nutrisi juga pada masa tumbuh gigi. Renjun juga akui ASI nya keluar lebih sedikit dua bulan terakhir, mungkin ini juga salah satu penyebabnya. Beberapa obat, vitamin, dan nutrisi sampingan juga sudah diberikan.
"Semoga dengan semua ini bayi dan ibunya dapat kembali sehat" ucap sang dokter.
 
  
 
Renjun melihat ponselnya, rupanya tadi subuh Jeno sempat menelpon beberapa kali dan mengirim pesan menanyakan kemana mereka, lalu memberi alasan jika ponselnya dalam keadaan silent dan sempat lowbatt.  Renjun yang tadi sedang sibuk mengurus Junno tak sempat merespon, lalu dia membalas jika mereka dirumah sakit dan keadaan Junno sudah membaik. Setelah pesan itu terkirim belum ada balasan lagi dari prang yang tidak tahu keberadaannya dimana itu.
  
  
"Sebenarnya dimana sih suami kamu itu Ren?" tanya Wendy kesal karena mendengar cerita anaknya yang sempat kelimpungan untuk pergi kerumah sakit.

"Mungkin Jeno ada urusan lain maa"

"Walaupun Jeno cuma suami kontrak tapi tetap aja harus tanggung jawab dong! awas aja nanti mama marahin dia. Akibat rencana papa juga ini! kalo aja Renjun tinggal dirumah sama kita kan gak begini!" kali ini emosi Wendy meledak sudah, selama ini dia memilih untuk diam saja mengikuti semua rencana yang dibuat suami dan anaknya.
  
  
  
"Karena Junno sudah lumayan stabil, Papa rasa kita bisa bicarakan apa yang kemarin malam mau papa bilang saat kerumah kamu" ucap serius Chanyeol, saat ini Junno sudah dipindahkan keruang rawat VVIP yang memiliki ruang tamu sendiri dan mereka bisa berbicara disana.
  
 
"Ohiya, Papa mau bicara apa sampai malam-malam kerumah?"
 
  
"Ini soal Jeno.."

Le Feuille | NoRenMinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang