Part 1

54 3 2
                                    


"Ner, udah mandi belom sih?"

"Nar Ner aja lu, panggil gua abang emang ga bisa?"

"Ngga, mau apa?"

"Eh lu tuh 3 tahun dibawah gua, sopan dikitlah."

"Gak mau." Jawab si adik, Annie, singkat dan tegas. "Jadi lu udah mandi belom?"

"Lo ga liat gua udah rapih gini?" Giliran si kakak, Reiner, yang ngegas. "Mau apa lo?"

"Kok muka lo masih kusut?" Pertanyaan ini tentu saja tidak digubris oleh Reiner. Karena dia tau, adik perempuannya hanya ingin memulai pertempuran. "Gue pengen donat, Ner."

"Beli sendirilah. Kan udah gua kasih uang jajan. Emang habis?"

"Kan gue lagi ngirit. Lo kan tau, sebentar lagi gue bakal kuliah di Paradis. Uang jajan dari lo sebagian gue tabung buat hidup disana." Terang Annie sambil memasang wajah memelas.

"Ya terus? Itu urusan lo." Jawab Reiner ketus. "Gua berangkat dulu."

"Baliknya titip donat kesukaan gue ya abangku!" Seru Annie dengan nada sok imut.

"Gak." Jawab Reiner singkat sambil memakai sepatu kerjanya dan langsung melangkahkan kakinya untuk berangkat ke akmil.

Reiner mendaftar di Akademi Militer setelah lulus SMA diumur 17 tahun. Setelah 5 tahun mengabdi, dia dan beberapa rekannya terpilih untuk pertukaran teknik dan taktik militer ke Paradis tepatnya di Trost. Dua hari lagi mereka akan berangkat ke Paradis. Baru seminggu setelahnya Reiner akan kembali menjalankan hari-harinya sebagai prajurit pertukaran.

Kalau adiknya, Annie, baru saja lulus SMA beberapa bulan lalu. Karena tau kakaknya mau dipindahtugaskan, dia langsung mencari-cari info tentang Universitas di Paradis. Beruntung dia menemukan salah satu Universitas yang bisa ikut ujian masuk via online. Jadi dia tidak perlu repot bolak-balik Liberio - Mitras untuk ujian. Saat sampai disana, dia hanya tinggal daftar ulang saja.

Dari kecil hingga Reiner lulus SMA, mereka berdua tinggal bersama kakek nenek mereka. Namun setelah Reiner masuk tentara, mereka berdua memilih untuk menyewa sebuah rumah kecil agar dekat dengan markas angkatan militer tempat Reiner ditugaskan. Selain itu, dia juga harus memastikan adik semata wayangnya itu selalu aman dibawah pengawasannya. Meskipun kelihatannya mereka selalu tidak akur, tetapi mereka adalah dua kakak beradik yang saling sayang.

Kalau ditanya orang tua, baik Annie maupun Reiner tidak pernah tau orang tua mereka seperti apa. Mereka ditinggalkan begitu saja di rumah kakek dan neneknya. Yang mereka tau, hanya ada kakek, nenek, dan abang Zeke yang merupakan kakak tertua mereka. Reiner maupun Annie tidak terlalu dekat dengan Zeke. Karena Zeke punya dunianya sendiri. Dia selalu mengurung diri di kamarnya dengan membaca buku-buku tebal. Dia tidak punya waktu untuk sekedar bermain atau mengobrol dengan Reiner dan Annie. Saat ditanya kenapa, jawabannya selalu sama, dia harus menjadi seorang dokter bedah.

Malam itu, Reiner pulang dengan membawa sekotak lusin donat beraneka rasa. Tadi pagi memang dia menolak permintaan adiknya dengan acuh. Namun Reiner bukanlah orang yang seperti itu. Nyatanya dia sangat menyayangi adiknya. Sebisa mungkin apapun permintaan adiknya akan dia kabulkan. Bisa dia lihat sekarang adiknya sumringah menyambut kedatangannya.

"Abang gue emang terbaik!" Seru Annie kegirangan keinginannya dituruti. Kakaknya hanya memutar bola matanya.

"Udah dapet kan yang lo mau? Bilang apa?"

"Ihh gue kan udah gede!" Jawab Annie mengerucutkan bibir. Annie bersikap begini kalau ada maunya saja, diluar itu hampir sama dengan Tom & Jerry. Reiner mengacak rambut adiknya gemas. "Makasih bang Reiner."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 01 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Gold String AttachedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang