Akira, seorang gadis pemberani dari geng motor, hidup dalam kebebasan dan gemerlap jalanan. Di balik sikap kerasnya, ia adalah anak bungsu yang sangat disayangi orangtuanya-meski kasih sayang itu justru membuatnya semakin larut dalam pergaulan yang...
Maaf jika ada persamaan dalam, karakter, tokoh, alur, dll. Karena cerita ini murni bikinan saya sendiri dan murni imajinasi saya.
Wajib follow author dulu sebelum membaca, ya! storyzaaa
Selamat membaca semua!!!
• • • • •
Malam itu, Grance mengumpulkan semua anggota Serigala Hitam di markas.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Tak butuh waktu lama, semua anggota tiba di sana. Suasana terasa tegang ketika Alfaro membuka obrolan.
"Sebenernya, Akira itu kemana?" tanya Grace, menatap Alfaro serius.
Alfaro menghela napas berat. "Jujur gue nggak tau, Grace. Padahal dua hari ini kita udah nyari info ke mana-mana, tapi nggak ada kabar sama sekali."
"Iya, gue juga heran," gumam Rafan sambil mengusap dagunya, pikirannya berputar mencari kemungkinan.
"Kalo kata gue, Akira memang disembunyiin sama keluarganya, tapi entah dimana," ujar Alesha, memecah keheningan.
"Bener juga kata lo," balas Imanuel, mengangguk setuju.
"Hampa banget nggak ada Akira," keluh Arkana dengan nada lemah.
"Banget, berasa kosong," sahut Grance sambil melipat tangan di dadanya.
"Rill, biasanya dia suka cerita, ngoceh, atau ngambek. Tapi dua hari ini kita sama sekali nggak ketemu dia," tambah Alfaro dengan tatapan penuh kekhawatiran.
Shaka, yang sedari tadi diam, akhirnya angkat bicara. "Gue punya rencana, tapi gue nggak yakin rencana gue bakal berhasil."
Semua pandangan langsung tertuju ke Shaka, menunggu apa yang akan dia utarakan.
"Emang rencana lo apa?" tanya Alfaro penasaran, menatap Shaka dengan serius.
Shaka menghela napas, lalu mulai menjelaskan rencananya dengan detail. Setelah mendengar semuanya, Bagas sangat khawatir dengan rencana Shaka.
"Rencana lo kalo nggak berhasil, bisa fatal buat kita semua," ujarnya tegas.
"Ya kan gue udah bilang, gue nggak yakin ini bakal berhasil," balas Shaka dengan nada pasrah.
Suasana kembali hening. Semua teman-teman Akira tampak larut dalam kesedihan. Ketidakpastian tentang keberadaan Akira membuat mereka gelisah.
"Semoga aja Akira masih hidup dan selamat," gumam Grance pelan, mewakili isi hati mereka.
*****
Jam alarm milik Adnan berbunyi nyaring, menunjukkan pukul 02.30 dini hari.