Prolog

211 30 0
                                    

Jangan lupa vote!
-
-
-
happy reading 💕

Elang Abhimayu adalah seorang pemuda yang saat ini sedang memeluk sebuah batu nisan di atas sebuah makam.

Itu makam Bundanya.

Hancur sudah hidupnya.

Ia tidak menangis hanya saja dari mata yang terpejam itu menyaratkan sebuah kesedihan dan kehilangan yang mendalam.

Semua orang yang mengantar jenazah bundanya kesini sudah pulang terlebih dahulu, ia juga sudah di ajak tapi ia menolak dengan alasan 'nanti bunda kesepian'.

Sesekali ia mengecup batu nisan itu dengan perasaan yang sangat sakit.

"Bunda..."

puk

Tiba-tiba ada yang menepuk pundaknya dari belakang, ia pun menoleh dan mendapatkan Abang sepupunya yang menatapnya dengan iba.

Ia benci tatapan iba.

"Ayok pulang" ajak Alan -abang sepupu.

Elang mengangguk dan sebelum berdiri ia menyempatkan untuk mengusap dan mencium batu nisan bundanya.

"Bunda.. elang pulang dulu ya? nanti elang main lagi kesini, bunda juga jangan lupa temuin elang di mimpi ya?" setelah mengucapkan itu ia bangkit dan menarik napas dalam lalu menghembuskannya dengan perlahan.

Lalu mereka berdua keluar dari area pemakaman dan menaiki motor untuk menuju rumah Elang.

Sesampainya di sebuah rumah bertingkat dua, Elang bisa melihat bendera berwarna kuning yang berada di gerbang. Bendera itu mendandakan bahwa bundanya sudah tiada.

Elang turun dari motor dan masuk duluan, sedangkan Alan yang melihat itupun hanya menggeleng-gelengkan kepalanya ditambah ia menatap sendu punggung itu.

Elang bisa melihat di ruang tamu penuh dengan keluarga jauhnya.

"Elang..." tiba-tiba perempuan teman dari mediang bundanya memeluknya.

Ia sama sekali tidak membalas pelukan itu.

"Elang kamu yang sabar ya... tante turut beduka cita sama kamu"

Elang melepaskan pelukan itu dengan paksa, lalu ia berjalan cepat meninggalkan ruangan itu menuju kamarnya yang berada di lantai dua.

Ia masuk ke dalam kamar.

Dibawah hanya ada keluarga jauhnya yang bahkan Elang tidak mengenal semuanya, ia tahu mereka kesini hanya karena bundanya tiada, hanya seminggu pun mereka pasti sudah pulang dan rumah ini kembali sepi seperti dulu.

Walaupun ia masih mempunyai sang ayah, tapi ayahnya selalu lembur pulang malam, bahkan ia tidak melihat ayahnya di sini sekarang, apakah ayahnya lebih mementingkan pekerjaannya dari pada bundanya?

Seharusnya ia tidak usah heran dengan itu semua haha.

Ia duduk di sisi ranjang sambil mengusap sebuah album poto yang berisi 3 orang, disana terdapat ayahnya, bunda dan ia yang masih umur 6 tahun.

Tunggalnya Abhimayu? (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang