Pagi-pagi benar Bulan sudah siap dengan outfitnya untuk kekampus, begitupun dengan Cakra
"Sini sarapan dulu" panggil sang Bunda lembut dengan cepat keduanya langsung menghampiri sang Bunda
"Selamat pagi bunda" ucap mereka serentak
"Pagi sayang" sahut bunda "ayo sarapn duluh, supaya semangat ke kampusnya" ujar sang Bunda
"Bunda juga udah siap ke Butik?" Tanya Bulan "iya nih, banyak juga pesanan baju di Butik" sahut Sang Bunda
"Semangat ya bund" ucap Cakra dan bunda membalasnya dengan tersenyumSetelah selesai sarapan..
Bulan dan Cakra hendak berpamitan
"Jangan lupa Berdoa sebelum berangkat" tukas sang bunda mengingatkan
"Iya bund" sahut Cakra
"Siap bunda" sambung Bulan
Setelah berdoa keduanya langsung berpamitan
"Kak, Kaka pergi duluan aja, Bulan bakal di jemput sama Bintang" tukas Bulan
"Yakin? Emang bintang udah kabarin?" Tanya Cakra memastikan
Bulan pun mengangguk "iya, katanya dia udah di jalan, Kaka duluan aja" Ujar Bulan
"Yudah Kaka berangkat dulu ya" kemdian Cakra langsung tancap GasBeberapa menit kemudian jemputan bulan datang
"Slmat pagi cantik" ucap Bintang saat menghentikan motornya
"Pagi juga Bintang" sahut Bulan lembut
Dengan hati² bintang memakaikan Helem berwarna putih itu ke kepala sang pacar "udah pamit ke Bunda?" Tanya Bintang "udah kok" sahut Bulan kemudian naik keatas Motor
"Pegangan" pinta bintang lalu di balas anggukan oleh Bulan_______________________________________
"BULAN!!" panggil seseorang Yang adalah Sahabatnya Bulan, sang empunya nama pun menoleh dan melambaikan tangan
"Bintang, Bulan masuk duluan ya,semangat belajarnya sayang" ucap Bulan
"Yudah, kamu juga Semangat ya" sahut Bintang kemudian mengelus pucuk kepala Bulan._________________________________
"Bulan mau pesan apa, biar aku pesenin" aju Sari selaku sahabatnya bulan
Skrang mereka tengah berada di cafetaria kampus
"Emm samain aja sama kamu" sahut Bulan dan langsung di angguki oleh sari
"Oke, tunggu sini bentar" tukas sari kemudian pergi memesanSetelah pesanan datang Bulan dan sari pun kian menyantap namun tak lupa Untuk berdoa terlebih dahulu.
"Ohya, Kak Cakra udah Mau Wisudah ya bulan depan" ujar sari memecahkan keheningan, karna sedaritadi hanya suara sendok yang bertaut dengan Piring
"Emm iyuaaa" jawab bulan yang masih mengunyah Makanannya
"Bulan, kamu beruntung banget punya Abang yang sayang sama kamu" ucap sari yang seketika membuat Bulan berhenti mengunyah dan langsung meneguk air
"Semua Abang kan memang sayang sama adiknya, apalagi adiknya perempuan" sahut Bulan yang masih menatap sari
"Tapi aku enggak Tuh, Abang aku malah sibuk dengan pacarnya bahkan dia juga jarang pulang ke rumah, dan enggak memikirkan papa,mama sama aku" cetluk sari sedikit merasa sedih di hatinya, dia hanya ingin abngnya seperti abng² pada umumnya yang selalu perhatian kepada adiknya, orangtuanya bukan malah sibuk dengan Dunianya sendiri,
Dengan lembut bulan mengusap pundak Sahabatnya "jangan sedih, Nanti ada saatnya Abang kamu sadar, kalo Rumah yang dia tinggalkan adalah Rumah yang paling Tulus" Ucap Bulan menenangkan
Sari pun tersenyum, dia juga tak ingin kelihatan sedih di depan sahabatnya ini "makasih ya Bulan" ucapnya lalu melanjutkan Aktivitas mengunyah
"Kak cakra juga Bakal keluar kota setelah Wisudah" tukas Bulan
"Kerja?" Tanya Sari
"Iya" jawab Bulan sedikit lesuh
Rasanya berat sekali di tinggalkan sang Kaka yg selama ini selalu ada untuknya dan sang Bunda,tapi mau bagaimana lagi kan.Setelah selesai makan, Bulan dan sari di kejutkan dengan kedatangan seorang pria
"Hai" sapanya
"Hai juga Galang" sahut Bulan lembut
"Lagi pada makan ya?" Tanya Galang
"Udah selesai" sahut Sari
Dan Galang hanya mengangguk "ohya Bulan, sebentar pulang bareng Aku ya" pinta Galang
"Yakali pulang sama kamu, Bulan pulang sama pacarnya lah" jutek sari
"Emm maaf yah Galang, aku pulangnya sama Bintang" sahut Bulan lembut
Raut kecewa pun timbul di wajah Galang
"Hmm yudah deh, klo gitu Aku balik duluh" ucap Galang lalu pergi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Antara 𝗔𝗸𝘂, 𝗸𝗮𝗺𝘂 dan 𝗟𝗮𝗻𝗴𝗶𝘁
Short Story𝗝𝗮𝗻𝗴𝗮𝗻 𝗕𝗲𝗿𝗲𝗻𝗮𝗻𝗴 𝗝𝗶𝗸𝗮 𝘁𝗶𝗱𝗮𝗸 𝗶𝗻𝗴𝗶𝗻 𝗧𝗲𝗻𝗴𝗴𝗲𝗹𝗮𝗺. "Semua tentangmu adalah sempurna bagiku, Meski pada akhirnya bahagiamu bukan aku"