-Satu-

13 2 0
                                    

01...

.

.

.

Di ruangan VIP sebuah rumah sakit seorang laki-laki muda tampak tak beranjak dari tempatnya duduk. Wajahnya kuyu dan matanya nampak bengkak. Meski begitu kedua kondisi itu tampak tak memudarkan ketampanan pemuda itu. Rambut hitamnya yang berjatuhan tampak sudah memanjang hingga bakal janggut yang memenuhi dagunya.

Namun nampaknya Shichi Kayden tak mempedulikan hal itu. Karena sedari tadi dia terus menggenggam tangan dan terus mengecup telapak tangan sosok yang sangat dicintainya. Orang terpenting dalam hidupnya. Orang yang sekarang terbaring lemah tak berdaya yang ada di hadapannya.

"Rana, bangun sayang. Buka mata kamu. Aku kangen banget sama kamu." bisik Shichi di telinga istri tercintanya, Rana.

Tanpa dia sadari air mata mengalir deras dari pelupuk mata Shichi.
"Rana, ayo bangun sayang, buka matamu." bisik Shichi berkali-kali di telinga perempuan yang dia nikahi hampir sepuluh bulan yang lalu itu.

Kini istrinya Rana Moringga, sedang terbaring lemah tak berdaya di atas ranjang pasien di ruang vip itu. Sudah hampir 17 hari Rana tidak pernah membuka matanya lagi. Sebuah kecelakaan lalu lintas membuat istri Shichi Kayden itu terbaring tak berdaya. Dengan bantuan beberapa alat medis yang menempel di tubuh istrinya.

Rana dinyatakan koma sejak dua minggu yang lalu. Dan selama itu pula Shichi terus menemani Rana. Shichi terus duduk di samping Rana. Menggenggam tangan istrinya lalu mengecupnya. Dan membisikan kata-kata di telinga Rana. Agar Rana dapat mendengar suara Shichi.

Tiba-tiba Shichi menunduk sehingga jari tangan Rana yang berada dalam genggaman Shichi dapat menyentuh kulit wajah laki-laki itu. Bahu Shichi naik turun, menandakan dia sedang terisak dalam diam.

"Rana..." bisik Shinichi di sela sela isakannya. "Bangun sayang, buka mata kamu please!"

€€€€€

Gawat!

Shichi membatin kesal saat melihat raut wajah Rana tampak kesal saat memasuki kelas. Apalagi Rana tampak membawa lembaran foto yang menampakkan dirinya tengah mengobrol dengan Sheila. Keduanya tampak akrab membuat Rana sewot.

Saat Rana melewati bangku Shichi, laki-laki itu ingin menarik tangan kekasihnya, namun tangannya dihempas begitu saja. Dan di sepanjang pelajaran siang itu Shichi terus menerus menoleh ke arah meja Rana. Sorot matanya seolah mengatakan aku punya penjelasan mengenai masalah itu. Namun diabaikan oleh Rana. Perempuan itu memalingkan wajah kasar, bahkan menjulurkan lidah.

Shichi tidak tahan jika harus bermusuhan dengan Rana, dimana hubungan mereka yang sudah berjalan hampir lima tahun. Shichi dan Rana mulai menjalin hubungan sejak mereka duduk di bangku SMP. Dimana Shichi sudah berjanji pada dirinya sendiri bahwa akan menjadikan Rana satu-satunya dalam hati. Bahkan sampai dia mati nanti.

Shichi menunggu tidak sabar di gedung belakang sekolah tempat dimana Rana memiliki jadwal ekskul voli bersama teman-temannya. Sembari menunggu, Shichi terus berfikir dari mana Rana mendapatkan foto itu. Foto ketika dia sedang mengajari Sheila tugas matematika.

Shichi menggeram kesal. Rambut hitamnya dia acak-acak sebagai pelampiasan. Dia tahu! Pasti Ethan yang melakukan ini semua. Mengingat laki-laki itu sangat terobsesi pada Rana. Dan ingin menghancurkan hubungan Rana dan Shichi.

Sampai beberapa menit kemudian Shichi masih bertahan menunggu Rana. Sesekali Shichi akan mengintip ke dalam gedung. Dimana suara bag-bug, bag-bug terdengar berasal dari bola yang dipukul. Shichi bersiul mendapati Rana melakukan smash hingga kaosnya terangkat menampakkan perut ratanya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 01 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Crusyal MemoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang