Kaka 1.

3.4K 79 13
                                    

Cerita ini sudah saya perbaiki dan sedikit saya ubah. Tandai jika ada typo disini.

.
.
.
.

Jangan lupa VotMen,
Happy reading.

_____

Dipagi hari yang cerah, suara burung berkicau terdengar seperti alunan lagu yang indah.

"Ughh.."

Tidur nya terganggu karena cahaya matahari yang masuk melewati jendela sang pemilik kamar.

Tidur nya terganggu karena cahaya matahari yang masuk melewati jendela sang pemilik kamar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Menduduk kan dirinya di tepi kasur dan dia pun merenung sejenak. Setelah itu melakukan aktivitas pagi nya seperti biasa.

Mandi di pagi hari adalah hal yang biasa bagi nya. Beberapa menit kemudian, dia pun selesai dengan acara mandi nya itu.

Berjalan ke arah lemari dan mengambil seragam sekolah nya yang masih terlihat baru.

Setelah selesai, Ell -Aellna Dalkasa Pratama pun keluar dari kamar nya dan turun ke lantai satu.

Sesampainya di bawah, Ell mendapati pemandangan yang sangat membosankan. Bagaimana tidak?

Setiap hari sang Ayah -Marvellio Dalendra Pratama dan sang Bunda -Nalendra Angkasa Pratama selalu bermesra-mesraan tanpa melihat tempat.

Contoh nya seperti sekarang di pagi hari ini, Marvel tengah memeluk Nalen dari arah belakang. Dan Nalen sedang sibuk dengan masakan nya.

Em iya, gua mah nyamuk. Ga pagi ga siang, kek gini mulu. Herman. -Batin Ell.

"Ekhem, pagi." Ucap nya.

"Eh, pagi sayang." Jawab Nalen kepada putri nya.

Berbeda dengan Marvel yang kini sibuk memeluk suami kecil kesayangan nya.

"Kacang mahal!" Teriak Ell sambil menduduk kan dirinya di kursi.

Beberapa menit kemudian, masakan yang di buat oleh Nalen pun jadi.

"Udah sana, lepas Vel." Ucap Nalen kepada Marvel.

"Hm." Dengan berat hati, takut sang suami marah kepada nya- Marvel pun mengikuti apa yang di suruh oleh Nalen.

Kini keluarga Marvel tengah makan dengan hikmat, meski ada pertengkaran kecil yang dilakukan oleh Marvel dan sang anak.

Tapi pertengkaran itu bukan pertengkaran yang serius, hanya hal sepele. Ya, sepele. Seperti sekarang contoh nya.

"Nanti sama Ayah berangkat nya."

"Ga, aku sendiri aja."

"Sama Ayah."

"Ga, sendiri."

Mereka berdua pun saling menukar tatapan tajam satu sama lain. Nalen yang melihat itu hanya bisa menahan rasa amarah nya.

Kaka. [GL]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang