"Saya ucapkan selamat datang kepada seluruh mahasiswa baru di Arcadiane University!!"
Terdengar suara tepuk tangan ramai di cuaca yang panas. Dan dalam sekejap suara tepuk tangan berubah menjadi suara teriakan dan kebingungan dari para mahasiswa. Semua mahasiswa memandang dengan rasa penasaran ke arah satu barisan jurusan desain interior.
Terlihat seorang mahasiswa pingsan dengan kondisi wajah pucat dan hidung mimisan sedangkan beberapa mahasiswa lain berusaha menolongnya. Pada waktu yang sama, terlihat seorang dekan lari dari arah belakang barisan menuju mahasiswa tersebut. Mahasiswa tersebut akhirnya dibawa ke ruang kesehatan untuk mendapatkan perawatan.
Ia adalah Alesha Maura Gwyn, seorang mahasiswa baru di jurusan Desain Interior yang masuk ke Arcadiane University dengan mengandalkan beasiswa dari sebuah yayasan yang hanya memberikan bantuan kepada orang-orang berbakat. Alesha adalah seorang anak tunggal dari keluarga yang serba berkecukupan. Ayahnya adalah seorang pengusaha kaya raya dan ibunya adalah seorang pemilik butik dengan banyak cabang. Namun, Alesha tak pernah mengungkapkan identitas aslinya sebagai anak orang kaya. Sehingga banyak orang yang mengira bahwa Alesha adalah anak dari keluarga sederhana. Bahkan banyak teman Alesha yang mengira bahwa Alesha adalah anak sebatang kara yang berjuang menghidupi dirinya sendiri.
Berbeda dengan kedua orang tuanya yang hidupnya serba mewah, Alesha lebih memilih hidup dengan gaya sederhana. Alesha juga seorang anak yang sangat berbakat dalam dunia desain. Ia memilih jurusan Desain Interior karena ketertarikannya dengan penataan ruang yang cukup tinggi. Berawal dari percobaanya dalam menata kamarnya sendiri karena merasa bosan dengan suasananya. Terkejut dengan hasilnya yang memuaskan, Alesha mulai menyukai dunia penataan ruang. Tak berhenti disitu.
Alesha juga mempelajari hal-hal tentang desain interior dan belajar membuat desainnya sendiri. Hingga pada suatu hari ia mendapat penghargaan sebagai pemenang lomba desain interior tingkat nasional. Kerja kerasnya itu membuatnya dipercaya oleh sebuah yayasan.
Namun sayangnya, kisah dari bakat luarbiasa Alesha ini harus ia simpan sendiri. Orang tua Alesha selalu sibuk dengan karinya masing-masing hingga membuat Alesha menjadi anak yang kekurangan kasih sayang.orangtua. Itulah alasan Alesha pingsan dengan wajah pucat dan hidung mimisan. Orang tua Alesha yang sibuk tidak pernah membuatkannya sarapan. Sedangkan pembantunya yang bagai orangtuanya sedang cuti karena suaminya sakit sehingga tidak ada seorangpun yang membuatkannya sarapan. Ditambah dengan tubuhnya yang memang sudah kelelahan karena begadang semalaman. Alesha yang bangun kesiangan dengan tubuh lemas tidak sempat membuat sarapan untuk dirinya sendiri sedangkan dirinya telah dikejar oleh waktu.
Setelah mendapat perawatan, Alesha terbangun dengan tenaga yang tidak cukup untuk membuatnya berdiri sendiri. Sehingga dibawalah dirinya ke rumah sakit untuk mendapat perawatan yang lebih lengkap. Akhirnya wajah Alesha yang pucat telah kembali normal setelah mendapat cairan infus dan beristirahat cukup lama. Alesha terbangun kembali dengan wajah kebingungan karena melihat pembantunya, Mbok Marni.
"Lohh, Mbok! Kok Mbok bisa disini?" Tanya Alesha dengan suara serak sambil menatap Mbok Marni yang wajahnya dipenuhi dengan air mata. "Mbok kenapa? Kok nangis?" Lanjut Alesha.Mbok Marni pun terkejut mendengar suara Alesha. Air mata kesedihannya berubah menjadi air mata kebahagiaan. "Non!!?? Non Alesha udah bangun?? Non gapapa? Ada yang sakit ngga? Kok bisa sampe pingsan sih Non? Mbok takut Non Alesha kenapa-napa."Kata Mbok Marni dengan penuh khawatir. Alesha pun tersenyum mendengarnya. Ia terharu karena masih ada yang menyayanginya dalam hidupnya.
...
KAMU SEDANG MEMBACA
Dua Sisi
RomanceKisah cinta yang terjalin antara mahasiswa jurusan Desain Interior dan jurusan Sastra Jerman. Pertemuan yang tak terencanakan membuat mereka saling mengenal hingga tumbuh rasa suka. Namun, mereka harus melewati berbagai rintangan. mampukah mereka un...