Hari demi hari telah berlalu dan Alesha telah kembali ke kehidupannya yang terasa hampa. Untungnya, Alesha mampu menghadapi rasa hampa dalam hidupnya. Ketika Alesha merasa kesepian dan bosan, Alesha akan mengajak dua sahabat baiknya untuk bermain dan menghiburnya.
“Halo!? Ra? Del? Sibuk ngga? Main yok. Kemana aja. Dirumah gue juga boleh. Nanti kita masak-masak lagi. Okehh?? Okeyy. Gue tunggu yaa!!” bicara Alesha dengan HP mewahnya.
Satu setengah jam menunggu, akhirnya Adel dan Aira yang merupakan sahabat baik Alesha itu datang. Terlihat mereka membawa kantong plastik besar yang bergambarkan logo supermarket.“Welcome back to my home!!!” teriak Alesha sambil membuka pintu rumahnya. Adel dan Aira yang yang sudah mengenal Alesha cukup lama, tampak tak asing dengan rumah Alesha dan langsung menuju ke dapur Alesha. Adel dan Aira memang cukup spesial daripada teman-teman Alesha yang lain. Mereka sudah mengetahui identitas Alesha karena memang sudah saling mengenal sejak kecil. Bahkan, Alesha sudah dianggap seperti anak kandung oleh orangtua Adel dan Aira, begitupun sebaliknya.
“Oke. Sekarang apa yang harus kita masak dengan semua bahan-bahan ini?” Tanya Aira sambil mengeluarkan bahan-bahan dari plastik belanja. “Gue pengen tomyam!” seru Adel. “Kalo lo Sha?” tanya kembali Aira sambil menghadap Alesha. “Emm... kayaknya gue lagi pengen pasta deh.” Jawab Alesha. “Oke!! Kalo gitu menu kita kali ini Tomyam seafood, Pasta carbonara, sama dessertnya Watermelon squash kesukaan gue!!” Seru Aira.
Setelah membahas menu cukup lama, akhirnya mereka mulai memasak dengan penuh tawa. Mereka bertiga memang sering berkumpul dan memasak bersama. Apalagi dengan kemampuan masak Aira yang sudah seperti Gordon Ramsay (eeaa), membuat mereka jarang keluar untuk makan di kafe atau restaurant.
“ Eh, Ra. Lo tadi nggak ambil soda?” Tanya Adel dengan wajah terkejut. Aira dan Alesha pun ikut kebingungan. “Lahh, iya? Gue kira lo udah ambil. Lo punya ngga Sha?” Seru Aira. Alesha pun menjawab “Yahh. Ini tanggal tengah. Jadinya Mbok Marni belum belanja bulanan. Dann... Yap. Waktu itu udah lo abisin. Jadinya nggak punya deh.” Dengan wajah sumringai. “Gimana kalo gue ke minimarket depan kompleks buat beli sodanya? Sekalian mau cari udara segar.” Lanjut Alesha. Aira dan Adel pun mengiyakannya.
Tanpa berlama-lama lagi, Alesha bergegas pergi ke minimarket dengan sepeda birunya. Ia menaikinya dengan perasaan bahagia sambil menatap langit biru cerah.
“Beli cemilan juga nggak ya?” Gumam Alesha di depan rak snack dengan sebuah keranjang berisi beberapa botol soda di genggamannya. “Ambil permen kopi aja kali ya? Biar nggak ngantuk.” Lanjutnya. “Ehhh!? Maaf-maaf” Terdengar suara pria. Seketika Alesha termenung setelah tangannya bersentuhan degan pria tadi tepat di depan bungkus permen kopi yang ingin dia ambil.
Tampak wajah yang familier namun asing tepat didepan wajah Alesha. Pria itu kebingungan, lalu melambaikan tangannya ke arah wajah Alesha untuk memastikan apakah Alesha melihatnya. Alesha tersadar. Namun,sayangnya Alesha tersadar saat pria itu telah pergi ke meja kasir untuk membayar. Alesha yang tersadar itu langsung bergegas menyelesaikan belanjanya dan pergi ke kasir.
Sekali lagi Alesha dibuat terkejut oleh pria itu. Alesha pun langsung menghampiri pria itu dan berkata “sekalian punya dia ya, mb.” Kepada kasir. Alesha tersenyum kepada pria itu. Sedangkan sang pria kebingungan. Saat keluar dari minimarket, Alesha dihampiri oleh pria itu. “Makasih yaa. Gara-gara lupa bawa dompet jadinya nggak bisa bayar deh. Boleh minta nomornya nggak? Biar uang lo bisa gue kembaliin.” Ucap sang Pria. Alesha hanya tersenyum dan berkata “Santai aja. Nggak seberapa kok.” Alesha pun menaiki sepeda birunya dan bergegas pulang tanpa memberikan nomornya.
Memasuki rumah, Alesha langsung ke dapur dan duduk di meja makan. “Lo kenapa Sha? Ketemu cowok ganteng?” tanya Adel saat melihat Alesha duduk termenung. Sedangkan Alesha tidak menanggapinya sama sekali. Alesha masih sibuk memikirkan pria itu. Ia tak bisa berhenti memikirkannya. Alesha berpikir apakah dia pernah bertemu dengan pria itu sebelumnya. Atau pria itu adalah teman sekolahnya dulu.
Sayangnya, sekeras apapun Alesha berpikir, ia tetap tak bisa menemukan jawabannya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Dua Sisi
RomanceKisah cinta yang terjalin antara mahasiswa jurusan Desain Interior dan jurusan Sastra Jerman. Pertemuan yang tak terencanakan membuat mereka saling mengenal hingga tumbuh rasa suka. Namun, mereka harus melewati berbagai rintangan. mampukah mereka un...