Kelas 9.1.

15 0 0
                                    

..Sesampainya di sekolah..

"Hai Rora, gw seneng banget kita satu kelas lgii.." ucap Nayla. "Iyaa, gw juga seneng, Mia udah datang blom ?" Sahutku sambil celingak-celinguk mencari keberadaan sahabat karibku, mungkin lebih tepatnya sahabat yang baru saja di Lantik di kelas 8 kemarin, hihi pake kata 'lantik' lagi..

"Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam, eh itu Mia.., eh Mia kita sekelas lagi omaygatt, seneng deh gw" Teriak ku ke Mia yang baru saja Masuk kelas. "Iyaa, ini alumni 8.1 cuman kita doang nih?, dikit amat." Balas Mia dengan raut wajah sedih, karena itu artinya dia harus mulai berbaur lagi ke orang-orang yang asing menurutnya. Kalau aku sih ga masalah, karena aku lebih suka menyendiri daripada berbaur.

"Assalamualaikum semuanya, udah pada kenal  belum sama saya ?." Suara bariton tersebut menyadarkan ku kembali setelah tadi sempat melamun akibat Mia yang berkata dia harus mulai berbaur lagi ke teman-teman barunya.

"Nama saya Adnan Malik, saya akan menjadi wali kelas kalian selama 1 tahun kedepan, salam kenal semua." Ucap nya dengan nada dingin. "Baik, pak." Sahut murid-murid kelas 9.1.

"Baik kalau begitu kita akan memilih struktur kelas terlebih dahulu." Perintah Adnan. "Baik pak."

"Siapa yang ingin mencalonkan diri sebagai calon struktur kelas ?" Tanya Adnan. "Mikail pak, Mikail pasti bisa jadi ketua kelas yang baik." Teriak Sasi. "Yaiyalah orang crush nya dia." Batin ku. "Itu pak, si Alex pa, jadi calon ketua kelas pa!" Sahut murid yang lain.
"Mia pak, M I A pak. " Balasku agar tidak ketinggalan memberi calon ketua kelas menurut pendapat ku. "Okta pak, Okta kan cucok pak jadi ketua kelas!" Teriak Fero.

"Baik, cukup. Berarti calon ketua kelas nya ada 4 ya, ada Mikail, Alex, Mia dan Okta ya. Okey kita mulai vote nya ya." Seru Adnan
"Baik pak.." balas kami.

                     .. Setelah voting..

"Okey, jadi hasil yang di peroleh dari voting barusan adalah sebagai berikut,
Mikail : 9 suara
Alex : 7  suara
Mia : 5 suara
Okta : 9 suara
Baik dari hasil voting, yang terpilih menjadi ketua kelas di kelas ini adalah Okta dan Mikail sebagai wakil ketua kelas nya. Bagaimana, apakah semua nya setuju ?" Jelas Adnan panjang x lebar. Tetapi kami sebagai murid nya hanya membalas penjelasan tersebut dengan anggukan kepala tanda mengerti, sedangkan pak Adnan tidak mempermasalahkan hal tersebut.

Disaat semua anak bergosip atas hasil voting  struktur kelas, tiba tiba aku menyeletuk "Mengapa dia sangat mirip denganmu, Niskala?. Dan kenapa hati ini berdebar mengingat mu ?" Kataku dengan suara yang sangat amat pelan. Tetapi, ternyata seluruh murid plus bapak Adnan mendengar apa yang baru saja ku katakan. Karena tadi sebenarnya, ketika aku mengatakannya keadaan kelas sedang tenang, jadi seluruh murid mendengar apa yang kukatakan.

"Cie, cie Aurora, siapa tadi Ra ? Niskala ? ." Teriak Alex yang membuat seluruh kelas riuh dan ikutan menggoda ku.  Alex pun kembali berkata "Niskala siapa Ra ? ."
"Ayang beb nya kali !! ." Sahut Bima cowo paling menyebalkan sedunia. "Udah.. udah, kasian Aurora nya!!." Teriak Mia membelaku.
"Lu gapapa Ra ?." Tanya Mia setelah melihat raut muka ku berbeda akibat mendengar pertanyaan Alex tentang siapa seorang Niskala.

Bukan nya menyahut pertanyaan Mia, tapi yang kulakukan adalah mengenang memori antara aku dan seorang Niskala Rifqi Azzufar.

Lanjut part 3 (flashback)

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Feb 11 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Memeluk Senja Where stories live. Discover now