Terima kasih, maaf dan - (one shoot)

81 4 0
                                    

Malam yang meriah di asrama kelas 1A UA, mereka mengadakan pesta piyama. Satu persatu mereka berkumpul memamerkan piyama kesayangan mereka.

Shoto memakai piyama biru malam dengan garis putih di kerahnya.

"Aku selalu memperhatikannya, Roki selalu memilih warna biru untuk bajunya. Apa kau punya sebuah jimat?" Sero menatap Shouto dengan tangan memegang dagu, pose keheranan.

Shoto ingin dijawab jika saja Kirishima tidak menyelanya. "Tentu saja bodoh! Itu karena warna kesukaannya biru. Benarkan?"

Shoto mengangguk. "Kurasa begitu."
Shoto menyukai warna biru, tapi tidak dengan bola mata sebelah kirinya. Ibunya menyukai bunga lonceng musim gugur berwarna biru, ibunya menyukai warna biru langit dan laut. Tapi ia membenci mata biru Shoto.

"Warna biru bagus untukmu," Izuku memujinya tulus.

"Benarkah."

Izuku mengangguk dengan semangat.

Shoto tersenyum. "Terima kasih. Terima kasih telah meyakinkanku."

Izuku menatap heran, tapi ia mengabaikannya. Jika Shoto tersenyum berarti itu sesuatu yang bagus batinnya. "Ya! Sama-sama."

Mereka semua menghabiskan malam dengan canda tawa riang, tidak peduli apa akan terjadi di esok hari.

. . .

Shoto berdandan rapi, ia akan menikmati hari liburnya. Ia pergi pagi-pagi, mungkin ialah yang pertama bangun hari ini.

"HEI! Kemana kau," Bakugou memanggilnya, sepertinya ia bukan yang pertama. Dari pakaiannya, Bakugou baru saja selesai melakukan joging.

"Berlibur," Shoto tersenyum.

"Kau orang gila."

"Ya tentu saja," Shoto menjeda katanya sebentar, lalu melanjutkannya kembali. "Bakugou! Aku ingin bunga berwarna biru," Shoto mengatakannya sambil tertawa lalu pergi.

Bakugou memasang wajah bodoh. "APA ITU BAJINGAN?! Orang gila itu meminta hadiah hari valentine atau apa."

...

Hari ini ia memakai sweater biru dengan jeans hitam panjang, dengan membawa buket bunga mawar biru di tangannya.

Shoto berjalan riang, ia menyapa semua orang yang lewat, ia pergi ke toko bunga sebelumnya. Shoto membeli buket bunga mawar biru.

Orang-orang disekitarnya mungkin akan mengira ia akan melamar seseorang.

Shoto memesan taksi, ia membayarnya lebih untuk berkeliling seharian.

Pertama ia pergi ke rumah bertemu dengan Fuyumi. Shoto mengajaknya duduk berdua di taman belakang. Shoto memulai percakapan terlebih dahulu.

"Terima kasih."

"Ya?"

"Terima kasih karena merawatku, terima kasih karena menjadi tempat kembaliku saat ku tak punya rumah. Adek beruntung punya kakak secantik, sebaik Fuyumi. Adek beruntung punya abang sehebat, sepintar Natsuo. Adek beruntung punya mas sekuat, setampan Touya. Shoto ngak pernah nyesal jadi adek kak Fuyumi, adek kalian. Terima kasih karena membawa kebaikan, terima kasih karena kakak terlahir jadi kakak terbaik Shoto. Maaf karena menjadi beban berat punggungmu."

Di Bawah Langit (Laut) BiruTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang